500 Hari Bertahan Hidup di Dalam Gua Bawah Tanah
Musim semi di Jepang identik dengan belantara bunga-bunga sakura. Namun, bagi masyarakat Jepang, musim itu juga berarti musim demam alergi serbuk sari.
Setiap musim semi, hamparan pohon aras yang luas di negara itu melepaskan awan serbuk sari yang sangat mengganggu masyarakat. Warga mencari obat, masker bedah, dan kacamata khusus.
Para ahli memperkirakan tahun ini sebagai musim terburuk dalam sekitar satu dekade terakhir. Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, Jumat (14/4/2023), menggelar pertemuan tingkat tinggi pertama di negara itu untuk membahasnya.
”Musim alergi serbuk sari adalah masalah nasional bagi Jepang yang menyusahkan banyak orang,” katanya.
Selanjutnya, Kishida mendesak para pejabat mencari langkah-langkah untuk mengatasi momok tersebut pada Juni. Di antara proposal tersebut adalah menebang pohon aras untuk menggantikannya dengan spesies yang menghasilkan lebih sedikit serbuk sari.
Persoalan gangguan kesehatan masyarakat akibat serbuk sari pohon aras ini juga beruntut pada kerugian ekonomi. Banyak pekerja tidak masuk kerja selama sakit akibat demam alergi serbuk sari.
Berdasarkan jajak pendapat pada 2020 oleh raksasa elektronik Panasonic, Jepang mengalami kerugian ekonomi lebih dari 220 miliar yen atau 1,6 miliar dollar Amerika Serikat setiap hari selama musim serbuk sari terburuk. (AFP)
Baca juga : New York Akhirnya Punya Raja Tikus
Baca juga : Seorang Nenek Rampok Bank Tiga Kali
Baca juga : "Babi Super" Bikin Pusing Amerika Serikat dan Kanada