Produsen kendaraan listrik di China berlomba-lomba memproduksi kendaraan listrik yang lebih cepat, lebih mewah, dan menawarkan lebih banyak fitur canggih. Jika tak ikut kompetisi, mobil-mobil Barat akan tertinggal.
Oleh
LUKI AULIA
·6 menit baca
AP/NG HAN GUAN
Warga berjalan di dekat iklan Hyper SSR sebuah mobil listrik dari pembuat mobil China GAC di Beijing, Kamis (13/4/2023). Pembuat mobil global dan China akan memamerkan puluhan SUV listrik baru dan sedan, serta supercar di pameran otomotif Shanghai.
Kompetisi kendaraan listrik di dalam negeri China semakin seru dan sengit. Para produsen kendaraan listrik China berlomba-lomba balapan membuat kendaraan listrik yang lebih cepat, lebih mewah, dan menawarkan lebih banyak fitur canggih. Bahkan, pemerintahan Partai Komunis China atau PKC juga sudah menginvestasikan miliaran dollar AS dalam bentuk subsidi agar China unggul di industri yang sedang berkembang ini.
Tak heran bila, merek-merek produsen kendaraan yang sudah mapan terkenal di dunia menghadapi kompetisi yang semakin intens dari China. Para produsen kendaraan listrik China akan memamerkan puluhan kendaraan listrik dalam pameran otomotif terbesar di China dalam empat tahun terakhir di event Auto Shanghai 2023, pekan ini.
Untuk pertama kalinya sejak 2019 atau sejak pandemi Covid-19, produsen-produsen otomotif dari Amerika Serikat, Eropa, dan Jepang akan ikut serta dalam pameran otomotif terbesar di dunia itu. Pameran otomotif ini sempat diadakan selama masa pandemi tetapi hanya dalam skala kecil karena China masih memberlakukan kebijakan pembatasan anti-Covid yang ketat. Kala itu, merek-merek kendaraan dunia hanya diwakili oleh kantor operasional mereka di China.
Karena kini China sudah membuka diri kembali, pasar kendaraan listrik diprediksi kian laju. Analis industri John Zeng dari LMC Automotive menilai konsumen sudah kehilangan minat pada kendaraan berbahan bakar bensin. “Ini akan menjadi tantangan terbesar bagi merek otomotif asing untuk bersaing di China. Mereka harus menunjukkan produk kendaraan listrik terbaik mereka,” ujarnya.
Tahun ini, penjualan kendaraan listrik di China diperkirakan akan naik 30 persen. Tahun lalu, penjualan kendaraan listrik murni mencapai 5,4 juta unit atau dua pertiga dari total 8 juta unit di seluruh dunia, ditambah 1,5 juta hibrida bensin-listrik. Jumlah itu sudah seperempat dari total penjualan dari seluruh kendaraan yang mencapai 23,6 juta unit.
Beijing mengurangi dukungan pemerintah dan mengalihkan beban ke produsen kendaraan dengan meminta mereka mendapatkan kredit untuk penjualan kendaraan listrik. Pabrikan menggelontorkan miliaran dolar AS untuk mengembangkan model kendaraan yang dapat bersaing dalam harga dan fitur tanpa subsidi. Banyak produsen yang membentuk kemitraan demi berbagi biaya yang melonjak.
AP/NG HAN GUAN
Seorang pengunjung berjalan di dekat sedan listrik P7i dari pembuat mobil China Xpeng di ruang pamer di Beijing, Kamis (13/4/2023).
Produsen kendaraan Volkswagen AG, merek yang laris manis di China, mengatakan akan memamerkan 28 model kendaraan pada saat pameran di Shanghai dan separuhnya adalah kendaraan listrik. VW akan meluncurkan limusin ID.7 yang menjanjikan jangkauan maksimal 700 kilometer hanya dengan satu kali pengisian daya. Sementara produsen kendaraan asal China, BYD Auto China yang bersaing dengan Tesla Inc. untuk merebut gelar produsen mobil listrik terlaris di dunia, untuk pertama kalinya akan memamerkan supercar U9 dari merek mewah Yangwang. Supercar U9 yang dibanderol dengan harga 145.000 dollar AS itu bisa berakselerasi 0-100 kilometer per jam hanya dalam dua detik saja.
Penjualan mobil China mencapai puncaknya pada tahun 2017 dengan jumlah 24,7 juta unit. Namun kemudian anjlok pada 2020 menjadi 20,2 juta unit. Salah satu penyebabnya karena banyak dealer ditutup sebagai bagian dari upaya mengendalikan Covid-19. Kini, mereka mulai pulih tetapi belum sampai ke kondisi sebelum pandemi.
Dukungan PKC untuk pengembangan kendaraan listrik adalah bagian dari rencana untuk mendapatkan kekayaan dan pengaruh global dengan mengubah China menjadi negara adidaya kendaraan listrik. Ambisi China ini membuat hubungannya dengan AS dan mitra dagang lainnya hingga memutus akses ke prosesor chip canggih yang digunakan para pembuat ponsel pintar, mobil listrik, dan produk teknologi tinggi lainnya. Sebenarnya China bisa memproduksi chip yang digunakan banyak mobil, tetapi bukan prosesor untuk kecerdasan buatan.
Asosiasi Produsen Mobil China menyebutkan penjualan kendaraan hibrida bensin-listrik dan kendaraan listrik murni naik 26,2 persen dibandingkan tahun lalu dalam tiga bulan pertama tahun 2023 menjadi 1,6 juta unit. Penjualan kendaraan listrik murni naik 14,4 persen menjadi 1,2 juta unit sementara hibrida meningkat 75,1 persen menjadi 433.000 unit. Tesla dan beberapa merek lain terpaksa memangkas harga sebesar 5-15 persen mulai bulan Januari lalu setelah penjualan di China melambat meski masih lebih tinggi ketimbang pasar AS dan Eropa yang mengendur. Jika produsen kuat semacam Tesla saja melambat, apalagi produsen-produsen kendaraan yang lebih kecil. Jika tak bisa bersaing, mereka terpaksa harus merger atau gulung tikar.
Tanpa pengemudi
China dan AS adalah dua negara yang sama-sama sedang gencar mengembangkan taksi dan truk tanpa pengemudi. Perusahaan China, Baidu Inc., paling dikenal sebagai operator mesin pencari dan paling menonjol di antara pengembang lainnya seperti Pony.ai. Geely Group, pemilik Volvo Cars, Lotus, dan Polestar, yang sedang mengembangkan kendaraan otonom yang terhubung dengan satelit.
Pembuat peralatan jaringan Huawei Technologies Ltd. juga sedang mengerjakan pertambangan mandiri dan kendaraan industri. Pada 2022, Baidu dan Pony.ai menerima lisensi pertama China untuk menawarkan layanan transportasi otonom di ibukota Beijing dengan didampingi seorang pengemudi keselamatan untuk mengambil alih jika terjadi keadaan darurat.
KOMPAS/LUKI AULIA
Salah satu mobil listrik dengan kecerdasan buatan yang akan mulai diproduksi massal tahun depan. Harganya kemungkinan dipatok sekitar Rp 500 juta.
Di salah satu kawasan industri di pinggiran Beijing, kerap terlihat kendaraan-kendaraan otonom yang berkeliling untuk menjalani serangkaian tes di jalanan. Ketika berada di Beijing, Kompas juga mendapatkan kesempatan untuk mencoba kendaraan otonom tetapi dengan didampingi petugas keamanan kendaraan yang duduk di kursi penumpang depan. Kamera besar di bagian atap dan kamera-kamera sensor di bagian kiri, kanan, depan, belakang terpasang dengan koneksi langsung ke satelit untuk memastikan keselamatan penumpang. Ketika uji coba di jalanan, kendaraan otonom itu juga tidak bisa berjalan cepat, hanya sekitar 30-40 kilometer per jam. Ketika mengerem, masih terasa belum mulus sehingga sering membuat deg-degan.
Pada pameran di Shanghai, merek China Aito akan memamerkan kendaraan SUV M5 baru dengan teknologi otonom yang dikembangkan dalam aliansi dengan Huawei Technologies Ltd. Pembuat peralatan telekomunikasi itu ekspansi ke industri otomotif dan industri lainnya setelah sanksi AS diberlakukan akibat perseteruan dengan China terkait teknologi dan menghancurkan bisnis ponsel cerdas Huawei.
Pasar China sangat besar sampai-sampai merek-merek kendaraan berbahan bakar bensin papan atas saja kini ikut bermain di kendaraan listrik. Salah satunya BMW. Pabrikan asal Jerman itu, BMW AG akan memamerkan semua kendaraan listriknya. Merek sport mewah asal Jerman itu akan memamerkan dua model terbaru, yakni i7 M70L dan XM Red Label, serta menunjukkan M760Le di China untuk pertama kalinya. Maserati Italia, unit Stellantis yang dikenal menggunakan mesin Ferrari berperforma tinggi juga akan meluncurkan kendaraan SUV listrik pertamanya. Mobil sport listriknya akan dipamerkan perdana di Asia.
Merek kendaraan listrik mewah di China, NIO Inc. yang bersaing dengan Tesla di pasar premium juga akan memamerkan kendaraan SUV terbarunya, ES6. Kendaraan ini menjanjikan jangkauan maksimal 610 kilometer hanya dengan satu kali pengisian daya. Mercedes Benz juga berencana meluncurkan kendaraan SUV listrik dengan merek mewah Maybach dan dua SUV lain. Perusahaan ini juga memiliki usaha patungan kendaraan listrik dengan BYD Auto dan Geely Group. Adapun Toyota akan memperkenalkan dua model baru di jajaran bZ kendaraan nol-emisinya. Nissan akan menampilkan mobil konsep konversi listrik Max-Out. Sementara Honda meluncurkan prototipe baru untuk merek listrik e: N yang berfokus di China.
KOMPAS/LUKI AULIA
Mobil listrik berteknologi kecerdasan buatan dari perusahaan Baidu Technology bernama Apollo ini tanpa pengemudi. Mobil cerdas ini sudah berkelana di jalanan Beijing sebagai taksi dan tahun depan mobil cerdas akan mulai diproduksi massal.
Zeng menyarankan merek-merek kendaraan di Barat dan Jepang harus lebih agresif dalam mengembangkan kendaraan listrik untuk mengimbangi evolusi cepat di China. Sayangnya, banyak produsen kendaraan yang memakan waktu terlalu lama untuk membuat model di luar negeri tanpa ada masukan dari China. Akibatnya, model yang dibawa ke China sudah ketinggalan dari model yang dikembangkan China tiga atau empat tahun sebelumnya. “Kalau mau sukses di dalam pasar China, mereka harus belajar merancang dan menguji mobil di China,” kata Zeng. (AP)