Latihan militer China terus berlanjut. Kali ini, skenarionya ialah memblokir Selat Taiwan maupun perairan di sekeliling Taiwan.
Oleh
LARASWATI ARIADNE ANWAR
·4 menit baca
AFP/GREG BAKER
Sebuah kapal pendarat milik Tentara Pembebasan Rakyat, Senin (10/4/2023) berlayar menuju zona latihan tembak yang berada di sekitar Pulau Pingtan. Pulau itu merupakan titik tedekat dengan Taiwan.
TAIPEI, SENIN – Pesawat tempur dan kapal perang Tentara Pembebasan Rakyat China atau PLA mengelilingi Taiwan dalam latihan militer pada hari Senin (10/4/2023). Latihan ini sedang menguji kemampuan PLA melakukan blokade terhadap Taiwan sekaligus memastikan tidak ada kapal-kapal musuh yang bisa memasuki perairan yang diklaim oleh China sebagai milik mereka.
Latihan militer China ini telah berlangsung selama tiga hari, yaitu sejak Sabtu (8/4/2023) setelah Presiden Taiwan Tsai Ing-wen bertemu dengan Ketua DPR Amerika Serikat Kevin McCarthy di Simi Valley, California. Beijing menolak interaksi pejabat Taiwan dengan pejabat teras Pemerintah AS karena dianggap mengompori narasi kemerdekaan yang digaungkan oleh pemerintahan Tsai.
Kementerian Pertahanan Taiwan melaporkan, di hari Senin, ada intrusi 70 pesawat tempur China di wilayah pertahanan udara Taiwan. Selain itu, juga ada sebelas kapal tempur PLA yang berlayar mengelilingi Taiwan, terutama di titik barat daya dan barat laut. Skala latihan ini tidak sebesar ketika Ketua DPR AS 2019-2023 Nancy Pelosi melawat ke Taipei pada Agustus 2022. Latihan militer China ketika itu berlangsung hampir selama dua bulan.
Laporan tersebut menyerupai pengamatan militer Jepang yang turut mengawasi perkembangan latihan militer China tersebut. Kantor Staf Gabungan Pasukan Bela Diri Jepang mengatakan, mereka melihat ada 80 jet tempur J-15 milik PLA yang lepas landas maupun mendarat di kapal induk Shandong. Kapal itu sendiri berada 230 kilometer dari pesisir Pulau Miyako di Prefektur Okinawa, Jepang atau sekitar 320 kilometer dari pesisir Taiwan.
JAPAN
Dalam foto yang dirilis oleh Kementerian Pertahanan Jepang pada Minggu (9/4/2023) memperlihatkan sebuah pesawat tempur lepas landas dari dek Kapal Induk China, Shandong yang berlayar di perairan Samudera Pasifik, di selatan Okinawa.
Stasiun televisi nasional China, CCTV, mengatakan, latihan itu untuk mencoba pola pemblokiran akses perairan ke Taiwan. Tujuannya agar jika ada konflik terbuka, kapal-kapal musuh yang dalam skenario ini hendak membantu Taiwan tidak akan bisa melaksanakan misi mereka.
Lembaga riset Rhodium Group menerbitkan hasil kajian mereka pada 14 Desember 2022 mengenai dampak disrupsi di Selat Taiwan. Sebanyak 50 persen pergerakan kargo dunia berada di perairan ini. Taiwan sendiri adalah perekonomian ke-16 terbesar dunia dengan nilai neraca perdagangan tahun 2021 sebesar 922 miliar dollar AS.
Taiwan memproduksi hampir semua semikonduktor di dunia. Sebanyak 92 persen cip canggih, yakni yang berukuran di bawah 10 milimeter diproduksi di Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC). Seperti dari cip berukuran besar maupun medium juga diproduksi di pulau ini. Bahkan, 70 persen cip untuk telepon pintar dan 35 persen cip untuk teknologi pengendali jarak jauh dibuat di Taiwan.
AFP/SAM YEH
Logo perusahaan Taiwan Smeiconductor Manufacturing Company di Taipei, Taiwan pada 29 Januari 2021. TSMC adalah pembuat cip semikonduktor terbesar di dunia.
Disrupsi di Selat Taiwan akan berdampak kepada Taiwan, China, dan seluruh dunia. China merupakan mitra dagang terbesar Taiwan. Rhodium Group memperkirakan, jika Selat Taiwan menjadi lahan konflik, China akan kehilangan 270 miliar dollar AS dari pinjaman perbankan. Ini belum termasuk kerugian akibat ketiadaan pergerakan barang dan jasa. Dari skala global, setidaknya ada 2 triliun dollar AS yang hilang jika jalur pengiriman kargo terhambat.
Sementara China melakukan latihan di Selat Taiwan, AS melepas salah satu kapal perusak berpeluru kendali mereka, USS Milius, ke Laut China Selatan. Kapal ini berlayar dari Yokosuka di Jepang yang merupakan pangkalan Armada Ketujuh milik AS menuju selatan.
“AS berkomitmen menjaga dan menerapkan kebebasan berlayar dan terbang di semua perairan internasional,” demikian kutipan pernyataan resmi Armada Ketujuh. USS Milius berlayar di Karang Mischief atau disebut Karang Meiji oleh China. Perairan ini terletak di Kepulauan Spratly atau Nansha yang direbutkan oleh China, Vietnam, dan Filipina.
China terus menekan Taiwan karena Presiden Xi Jinping mengutarakan ambisi untuk penyatuan kembali Taiwan ke China secara damai. Konsep ini ditolak mentah-mentah oleh Taiwan yang selama ini menikmati status quo sebagai wilayah otonomi sejak tahun 1949 ketika pemerintahan Kuomintang yang dikalahkan Partai Komunis China terpaksa pindah ke Taiwan.
Adapun Taiwan terus berusaha mempertahankan keberadaan mereka di dalam diplomasi internasional. Saat ini, ada 13 negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan Taiwan. Bulan Maret, Honduras memutuskan hubungan diplomatik ini guna beralih ke China.
Ada risiko Paraguay juga melakukan hal serupa karena calon presiden Efrain Elegre dalam kampanye mengatakan bahwa jika menang, ia akan mengalihkan hubungan diplomasi ke China. Jajak pendapat sejauh ini menunjukkan presiden petahana Santiago Pena di angka 36,4 persen dan Alegre 38,1 persen.
Meskipun demikian, Wakil Menteri Luar Negeri Taiwan Alexander Yui mengatakan kepada kantor berita Central News Agency bahwa pihaknya menjalin hubungan dekat dengan Alegre. Masih ada pembahasan lebih lanjut mengenai hubungan Taiwan-Paraguay apabila Alegre menang.