Donald Trump: Saya Tidak Bersalah
Mantan Presiden AS Donald Trump mengaku tidak bersalah atas 34 tuduhan terhadapnya, termasuk tuduhan memberikan uang tutup mulut kepada dua perempuan. Trump dituduh berselingkuh dan melakukan hubungan seksual.
”Tidak bersalah.” Begitu pernyataan mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump (76) merespons 34 tuduhan kejahatan terhadapnya di ruang sidang, Selasa (4/4/2023). Suara Trump terdengar lantang dan jernih. Selama mendengarkan sederetan tuduhan, Trump yang mengenakan jas biru tua dan dasi merah itu sesekali mengangkat bahunya hingga ke telinga dan wajahnya terkadang tampak kesal. Namun, sepanjang sidang yang berlangsung selama satu jam, ia kooperatif mendengarkan saja.
Trump membantah semua tuduhan, termasuk pemalsuan catatan bisnis dan pemberian ”uang diam” serta dugaan perselingkuhan dengan aktris film dewasa Stormy Daniels dan mantan model majalah Playboy, Karen McDougal, semasa kampanye pemilihan presiden AS tahun 2016. Uang diam atau uang tutup mulut itu diberikan kepada kedua perempuan itu agar mereka tak membocorkan rahasia bahwa keduanya pernah berhubungan seksual dengan Trump.
Baca Juga: Donald Trump Hadapi 34 Dakwaan di Pengadilan Manhattan
Ketika masuk dan keluar dari ruang sidang, wajah Trump terlihat muram. Sebelum pembacaan tuduhan dimulai, Hakim Juan Merchan sempat memperingatkan Trump agar menahan diri untuk tidak mengeluarkan retorika, baik lisan maupun tulisan, yang bisa mengobarkan atau menyebabkan kerusuhan massa, terutama pendukungnya, seperti yang terjadi saat pendukung Trump menyerang Gedung Capitol. Kekhawatiran ini muncul karena selama beberapa minggu sebelum hari dakwaan ini, Trump mengumbar pernyataan di media sosial bahwa dirinya menjadi korban penganiayaan politik. Trump sempat memelototi Jaksa Distrik Manhattan Alvin Bragg, jaksa penuntut yang membawa kasus ini.
Sebelum sampai di pengadilan pun, Trump sudah mulai ”drama” dengan mengunggah di platform Truth Social miliknya. “Menuju ke Lower Manhattan, Gedung Pengadilan”. ”Rasanya SANGAT NYATA. WOW, mereka akan MENANGKAP SAYA. Saya tidak percaya ini bisa terjadi di Amerika. MAGA!” Begitu tulis Trump. MAGA adalah singkatan dari ”Make America Great Again”, slogan yang digunakan Trump ketika kampanye Pilpres 2016.
Slogan ini pertama kali muncul dalam kampanye Ronald Reagan pada 1980. Setelah itu, pengacara Trump, Todd Blanche, berbicara kepada wartawan dan menyatakan hari ini adalah hari yang menyedihkan bagi bangsa. ”Anda tidak pernah menyangka ini bisa terjadi kepada seseorang yang pernah menjadi presiden Amerika Serikat,” ujarnya.
Aparat kepolisian New York sudah siaga mengantisipasi kerusuhan dan protes dari pendukung Trump. Namun, ternyata jumlah wartawan yang datang melebihi jumlah pendukung Trump.
Trump yang pernah menjadi bintang reality TV di program ”The Apprentice” itu memanfaatkan narasi penangkapannya untuk kepentingan politiknya. Ia telah mengumpulkan lebih dari 8 juta dollar AS sejak dakwaan terhadapnya keluar.
Ia merilis permintaan penggalangan dana berjudul ”E-mail terakhir saya sebelum penangkapan” dan berulang kali menyerang Bragg serta menyemangati para pendukungnya untuk memprotes dan mengklaim tanpa bukti bahwa hakim yang memimpin kasus ini membenci dirinya.
Baca Juga: Romantika Donald Trump dan Pendukungnya
Ketika pembacaan dakwaan, Asisten Jaksa Wilayah Christopher Conroy menuduh Trump memalsukan catatan bisnis untuk menyembunyikan pelanggaran undang-undang pemilu selama kampanye Pilpres 2016. Memalsukan catatan bisnis sebenarnya merupakan pelanggaran ringan yang bisa dihukum tidak lebih dari 1 tahun penjara. Akan tetapi, itu bisa dinaikkan menjadi kejahatan yang bisa dihukum hingga 4 tahun apabila dilakukan untuk memajukan atau menyembunyikan kejahatan lain, seperti pelanggaran UU Pemilu.
Hakim Juan Merchan mengatakan, kemungkinan persidangan bisa dimulai paling cepat Januari mendatang atau sebulan sebelum pemilihan pendahuluan presiden dimulai. Sebelumnya, tim pengacara Trump meminta persidangan diundur ke musim semi berikutnya, tetapi ditolak.
Uang tutup mulut
Proses sidang ini tidak akan mudah karena bergantung pada saksi kunci, yakni mantan pengacara dan asisten Trump, Michael Cohen, yang mengaku bersalah pada 2018 karena memberikan pernyataan palsu. Cohen sudah dijatuhi hukuman 3 tahun penjara atas kasus uang suap, penggelapan pajak, dan kejahatan lainnya.
Ke-34 dakwaan terhadap Trump terkait dengan sejumlah cek yang ditulis kepada Cohen untuk menyuap Daniels. Pembayaran itu dilakukan selama 12 bulan dan dicatat dalam berbagai dokumen internal perusahaan. Sembilan dari cek bulanan itu dibayarkan dari rekening pribadi Trump, tetapi catatan yang terkait dengannya disimpan dalam sistem data Organisasi Trump.
Jaksa menuduh Trump mengarahkan pembayaran uang rahasia pada musim gugur 2015 ketika seorang mantan penjaga pintu gedung Menara Trump mencoba menjual informasi tentang dugaan Trump memiliki anak di luar nikah.
David Pecker, seorang teman Trump dan penerbit National Enquirer, membayar 30.000 dollar AS kepada penjaga pintu itu untuk mendapatkan hak eksklusif atas cerita itu, sesuai dengan kesepakatan untuk melindungi Trump selama kampanye kepresidenannya. Belakangan, perusahaan Pecker mengetahui cerita penjaga pintu itu tidak benar.
Akan tetapi, Cohen tetap mendesak agar cerita itu dirahasiakan sampai setelah pilpres. Trump sudah menyangkal tuduhan melakukan hubungan seksual dengan Daniels dan McDougal serta membantah melakukan pembayaran uang tutup mulut.
Baca Juga: Donald Trump Didakwa atas Tuduhan Penyuapan
Kasus ini melibatkan McDougal yang menerima 150.000 dollar AS sebagai uang tutup mulut tentang hubungan seksualnya dengan Trump yang terjadi hampir setahun. Mantan model dan aktris berusia 52 tahun dari Indiana, McDougal, adalah Playmate of the Year majalah Playboy pada akhir 1990-an.
Ia mengaku berselingkuh dengan Trump pada 2006 dan 2007, tetapi ini dibantah Trump. Induk perusahaan dari National Enquirer, American Media Inc (AMI), mengakui membayar McDougal 150.000 dollar AS untuk hak atas ceritanya itu guna mencegahnya memublikasikannya menjelang Pilpres 2016. Hal itu dikenal di industri penerbitan sebagai ”tangkap dan bunuh”.
AMI mengakui pengaturan itu dalam perjanjian nonpenuntutan dengan kantor Kejaksaan Manhattan pada 2018. Jaksa mengatakan dalam dokumen dakwaan bahwa Trump tidak ingin kisah wanita itu diketahui publik ”karena dia khawatir tentang dampaknya terhadap pencalonannya”.
Cohen dan Pecker sama-sama menyatakan Trump akan mengganti biaya AMI. Namun, Pecker akhirnya memilih tidak mencari pembayaran itu setelah berbicara dengan pengacara perusahaan. Komisi Pemilihan Federal AS memutuskan pada 2021 bahwa pembayaran AMI kepada McDougal merupakan kontribusi kampanye ilegal yang menguntungkan Trump dan mendenda perusahaan penerusnya sebesar 187.500 dollar AS.
Pecker, teman lama Trump, sudah bersaksi di hadapan dewan juri Manhattan yang menyelidiki kasus itu dan mendakwa Trump. McDougal kemudian menggugat AMI dan mencapai kesepakatan yang memungkinkannya mendiskusikan hubungannya dengan Trump.
Selain kasus suap ini, Trump juga menghadapi penyelidikan kejahatan terpisah oleh jaksa wilayah di Negara Bagian Georgia mengenai apakah Trump secara tidak sah mencoba membatalkan kekalahan Pemilu 2020 di Georgia. Trump juga menghadapi dua penyelidikan Departemen Kehakiman AS yang dipimpin penasihat khusus dalam upaya membatalkan hasil Pemilu 2020 dan penanganannya terhadap dokumen rahasia setelah meninggalkan jabatannya. Penasihat khusus juga sedang menyelidiki peran Trump dalam serangan 6 Januari 2021 di Gedung Capitol oleh para pendukungnya.
Penasihat khusus, Jack Smith, juga menyelidiki dokumen rahasia yang disimpan Trump setelah meninggalkan Gedung Putih. Dokumen-dokumen itu ditemukan dalam penggerebekan FBI di kediaman Trump di Mar-a-Lago di Florida pada Agustus 2022.
Adam Kaufmann, pengacara pembela di Manhattan, menilai tim Kejaksaan Distrik Manhattan sudah mengajukan kasus yang solid karena mengambil dakwaan pemalsuan catatan bisnis dan menyajikan fakta sebagai bagian dari konspirasi. Mantan jaksa lain, Jeremy Saland, memperingatkan proses sidang Trump ini akan sangat panjang karena mereka harus membuktikan kepada juri bahwa Trump bermaksud melanggar UU Pemilu.
Baca Juga: Donald Trump, Presiden AS Pertama yang Dimakzulkan Dua Kali
Hakim memberikan waktu kepada pengacara Trump hingga 8 Agustus untuk mengajukan mosi dalam kasus itu sebelum persidangan awal dimulai awal Januari 2024. Guru Besar Hukum di Pace University Bennett Gershman menilai Trump pada dasarnya dituduh mendalangi ”skema besar untuk merusak proses demokrasi”.
Guru Besar Hukum di Universitas Hofstra Ellen Yaroshefsky menilai jaksa penuntut mungkin dihadapkan pada kesulitan untuk membuktikan catatan bisnis palsu itu digunakan untuk memengaruhi pemilihan. Salah satu potensi rintangan bagi jaksa penuntut adalah kredibilitas Cohen sebagai saksi yang pasti akan diserang karena ia sekarang berstatus narapidana.
Ada juga semacam preseden. John Edwards, yang dua kali mencari nominasi presiden dari Partai Demokrat dan diadili pada 2012, dituduh melakukan pelanggaran dana kampanye karena melakukan pembayaran uang suap kepada seorang perempuan simpanan. Juri menemui jalan buntu dan Departemen Kehakiman AS memilih untuk tidak mencoba lagi kasus itu.
Seusai pembacaan dakwaan dan sampai di rumahnya lagi di Florida, Trump mengunggah lagi pernyataan di Truth Social dengan mengatakan ”sidang itu mengejutkan banyak orang karena sebenarnya tidak ada kasus yang ilegal terhadap saya”. Trump kemudian mengumpulkan pendukungnya di rumahnya untuk menyampaikan pidato.
”Saya tidak pernah menyangka ini bisa terjadi di Amerika. Tidak pernah menyangka ini bisa terjadi. Satu-satunya kejahatan yang saya lakukan adalah membela negara kita tanpa rasa takut dari mereka yang berusaha menghancurkannya. Ini penghinaan bagi negara kita,” kata Trump. (REUTERS/AFP/AP)