Dinas Rahasia Rusia Tangkap Jurnalis WSJ Atas Tuduhan Spionase
Dinas Rahasia Rusia FSB menahan jurnalis The Wall Street Journal, Evan Gershkovic, atas tudingan spionase. Pengumpulan informasi sebagai bagian dari kerja jurnalistik sering digunakan sebagai dasar penangkapan.
Moskwa, Jumat — Dinas Keamanan Rusia FSB menahan jurnalis media Amerika Serikat The Wall Street Journal, Evan Gershkovic (31), atas tuduhan melakukan mata-mata. Gershkovic dituding melaksanakan perintah dari Amerika Serikat mengumpulkan informasi tentang kegiatan di salah satu perusahaan industri militer Rusia.
Bila terbukti melakukan kegiatan yang dituduhkan, Gershkovic terancam hukuman 20 tahun penjara.
Dalam persidangan awal di Pengadilan Moskwa, Kamis (30/3/2023), pengadilan memutuskan Gershkovic harus menjalani penahanan selama 20 hari ke depan sambil menunggu penyelidikan. Gerkovich yang mengenakan jas berwarna kuning, menurut seorang reporter kantor berita Reuters, dibawa ke luar gedung pengadilan di Moskwa usai sidang dan masuk ke dalam sebuah van hitam. Dia diperkirakan akan ditahan di penjara di Lefortovo, fasilitas penahanan pra-sidang milik FSB.
Gershkovic, putra dari seorang imigran Yahudi Uni Soviet, telah bekerja sebagai koresponden bagi berbagai media, termasuk kantor berita asing sejak tahun 2017. Lulusan Ilmu Filsafat Bowdoin College di Maine, AS pada tahun 2014 itu tercatat pernah bekerja sebagai koresponden bagi kantor berita Perancis Agence France-Presse (AFP) dan The New York Times, sebelum bergabung sebagai koresponden wilayah Rusia untuk The Wall Sreet pada Januari 2022. Wilayah liputannya juga mencakup Ukraina dan negara-negara bekas Uni Soviet.
Baca juga : Nobel Perdamaian untuk Maria Ressa dan Dmitry Muratov
Laporan terakhirnya dari Moskow yang terbit awal pekan ini, fokus pada perlambatan ekonomi Rusia di tengah sanksi dari negara-negara Barat yang dijatuhkan pascainvasi Rusia ke Ukraina, Februari 2022.
FSB diketahui menahan Gershkovic saat tengah melakukan peliputan di Yekaterinburg, 1.670 kilometer timur Moskwa. Dinas rahasia Rusia itu menahan Gershkoviv karena berusaha mendapatkan informasi rahasia, terutama tentang sebuah pabrik alutsista yang terafiliasi dengan Angkatan Bersenjata Rusia. Tidak ada bukti dokumen atau rekaman video yang dikeluarkan oleh FSB terkait tuduhannya terhadap Gershkovic.
"Telah ditetapkan bahwa E. Gershkovich, yang bertindak atas tugas dari pihak Amerika, mengumpulkan informasi yang diklasifikasikan sebagai rahasia negara tentang aktivitas salah satu perusahaan di kompleks industri militer Rusia," kata FSB.
Pakar politik yang tinggal di Yekaterinburg, Yaroslav Shirshikov mengatakan, Gershkovic pernah mewawancarainya dua pekan sebelum penangkapan dan seharusnya pada Kamis (30/3/2023) keduanya bertemu. Dia menyebut bahwa Gershkovic melakukan pendalaman soal sikap warga lokal pada kelompok tentara bayaran Wagner yang kini membantu militer Rusia di Ukraina. Gershkovic pada Shirshikov pernah berkata bahwa dia akan melakukan perjalanan ke Nizhny Tagil, sebuah kota yang dikenal sebagai pusat industri tank Rusia, untuk mendalami pandangan penduduk tentang invasi Rusia ke Ukraina.
Shirshikov menyatakan, Gershkovich tidak menyebutkan menginginkan informasi tentang pabrik militer dan dia bukan musuh Rusia.
Baca juga : Jalan Terjal Jurnalis
The Wall Street Journal dengan keras menyangkal tudingan FSB terhadap Gershkovic dan meminta mereka segera membebaskan jurnalis berdedikasinya. “Kami berdiri dalam solidaritas bersama Evan dan keluarganya,” kata WSJ dalam pernyataannya.
Penahanan pekerja media AS juga membuat Pemerintah AS bersikap. "Dalam istilah yang paling kuat, kami mengecam keras upaya terus-menerus Kremlin untuk mengintimidasi, menekan, dan menghukum jurnalis dan suara masyarakat sipil," kata Menteri Luar Negeri Antony Blinken dalam sebuah pernyataan.
Sekretaris Pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre juga melakukan hal yang sama. Dia mengatakan, Gedung Putih dan Deplu AS akan mencoba mencari cara untuk bisa berhubungan dengan Gershkovic dan mencoba memberikan pendampingan hukum. Kasus ini akan memperburuk hubungan yang sudah berada di titik paling rendah antara Rusia dan Amerika Serikat,
FSB mencatat bahwa Gershkovich memiliki akreditasi dari Kementerian Luar Negeri Rusia untuk bekerja sebagai jurnalis. Akan tetapi, juru bicara kementerian Maria Zakharova menuduh bahwa Gershkovich menggunakan surat kepercayaannya sebagai kedok untuk aktivitas yang tidak ada hubungannya dengan jurnalisme.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kepada wartawan: "Ini bukan tentang kecurigaan, ini tentang fakta bahwa dia tertangkap basah.”
Ivan Pavlov, seorang pengacara terkemuka kasus spionase di Rusia mengatakan, kasus Gershkovich adalah tuduhan spionase kriminal pertama terhadap jurnalis asing di Rusia pasca-Soviet. Aturan tidak tertulis pada masa Perang Dingin untuk tidak menyentuh jurnalis asing yang memiliki akreditasi, dinilainya telah berhenti bekerja.
Baca juga : Mendung Menggelayut bagi Para Pengirim Pesan
Dalam pandangannya, penahanan Gershkovic adalah untuk memberikan Rusia "kartu truf" untuk pertukaran tahanan di masa depan dan kemungkinan akan diselesaikan bukan dengan cara hukum, tetapi dengan cara politik, diplomatik.
Gershkovich adalah reporter Amerika pertama yang ditangkap atas tuduhan spionase di Rusia sejak September 1986, ketika Nicholas Daniloff, koresponden Moskow untuk US News and World Report, ditangkap oleh KGB. Daniloff dibebaskan tanpa dakwaan 20 hari kemudian sebagai pertukaran dengan karyawan misi Perserikatan Bangsa-Bangsa Uni Soviet yang ditangkap oleh FBI, juga atas tuduhan mata-mata.
Vonis Jurnalis di China
Sementara itu, Pemerintah Australia menyatakan keprihatinannya atas terkatung-katungnya proses peradilan jurnalis Australia Cheng Lei yang ditahan oleh aparat keamanan China. Setahun setelah penangkapan, Cheng belum juga mendapatkan kepastian nasibnya.
“Dia masih menunggu untuk mengetahui hasil persidangan. Kami berbagi keprihatinan yang mendalam dari keluarga dan teman-teman Nyonya Cheng tentang penundaan yang sedang berlangsung dalam kasusnya,” kata Menlu Australia Penny Wong, Jumat.
Cheng, 47, lahir di China dan menjadi jurnalis untuk CGTN, saluran berbahasa Inggris dari China Central Television. Dia ditahan pada Agustus 2019 dan dituduh oleh China berbagi rahasia negara.
Selain Cheng, warga Australia lain yang ditahan oleh aparat keamanan China adalah seorang blogger, Yang Hengjun. Dia ditahan sejak ketibaannya dari New York tahun 2019 di Guangzhou. Istri dan putrinya yang berusia 14 tahun menyaksikan penahanan Yang ketika tiba di bandara.
Baca juga : Dua Wartawan Terakhir Tinggalkan China, Kini China ”Bersih” dari Jurnalis Australia
Yang, seperti halnya Cheng, dituduh Beijing melakukan spionase. Kasus Yang sendiri sudah disidang pada Mei 2021 dan hingga kini masih menunggu putusan.
Dalam pertemuan dengan mitranya Wang Yi pada pertemuannya Desember lalu, Penny Wong telah menyampaikan permintaan dan keprihatinan Australia. Hal yang sama juga disampaikan Perdana Menteri Australia Antony Albanese saat bertemu Presiden China Xi Jinping, November tahun lalu. Akan tetapi hingga saat ini tidak ada kejelasan mengenai status keduanya. (AP/Reuters)