Bukan hanya soal lingkungan, rekam jejak Partai Hijau soal penolakan kekerasan juga diragukan. Dukungan Partai Hijau pada industri persenjataan dan senjata nuklir sudah ditunjukkan sejak pemerintahan Scholz belum mulai.
Oleh
KRIS MADA
·5 menit baca
AP PHOTO/MICHAEL SOHN,
Stasiun penerimaan gas bumi di Lubmin, Jerman, pada Februari 2022. Stasiun ini menerima gas dari jaringan pipa Nord Stream 2. Partai Hijau Jerman menentang impor gas dari Rusia yang melewati jaringan pipa itu.
Pendukung penggunaan senjata nuklir. Penyokong terdepan pengiriman senjata ke Ukraina. Tidak mencegah pemerintah menolak pembatasan kendaraan berbahan bakar minyak. Tidak menghambat penggunaan ulang pembangkit batubara. Demikian sebagian rekam jejak Partai Hijau Jerman dengan ideologi intinya, antara lain, menyelamatkan lingkungan dan menolak kekerasan.
Partai Hijau Jerman, nama populer dari Bündnis 90/Die Grünen, mempunyai 118 kursi di parlemen Jerman atau Bundestag. Dengan kursi sebanyak itu, Partai Hijau merupakan partai terbesar kedua dalam koalisi pembentuk pemerintahan Jerman saat ini. Posisi itu seharusnya memberi peluang lebih besar bagi Partai Hijau menerapkan ideologinya dalam program pemerintah.
Namun, pada Januari 2023, polisi memukuli dan menangkap pengunjuk rasa yang menentang pengoperasian tambang batubara di Lützerath, wilayah barat Jerman. Padahal, sebagian pengunjuk rasa adalah kader sayap pemuda Partai Hijau. Pengampanye bahaya perubahan iklim, Greta Thunberg, ikut ditangkap kala itu.
”Sejak insiden Lützerath, ada banyak perdebatan. Banyak yang mengakui, bila gerakan pengampanye (bahaya) perubahan iklim telah menetapkan garis pembatas, harus disikapi serius. Jangan malah berkompromi dengan perusahaan bahan bakar fosil,” kata Kathrin Henneberger, anggota fraksi Partai Hijau di Bundestag.
Pemerintahan Kanselir Olaf Scholz, yang hanya mungkin terbentuk dengan dukungan Partai Hijau, juga menyetujui pengoperasian pembangkit listrik batubara. Persetujuan diberikan di tengah keterbatasan pasokan gas bumi dan minyak dari Rusia. Keterbatasan terjadi karena Uni Eropa mengembargo impor komoditas itu setelah Rusia menginvasi Ukraina.
Tokoh Partai Hijau yang menjadi Menteri Luar Negeri Jerman, Annalena Baerbock, adalah salah satu penyokong utama penghentian impor energi dari Rusia. Alasannya, impor itu meningkatkan emisi karbon. Setelah impor berkurang, Jerman malah menggenjot penggunaan batubara.
Pembatasan mobil BBM
Tidak cukup itu, pemerintahan Jerman yang disokong Partai Hijau juga menolak pembatasan produksi mobil berbahan bakar minyak mulai 2035. Pembatasan itu merupakan bagian dari upaya Uni Eropa (UE) menunjukkan komitmen pada penurunan emisi karbon.
”Ini persoalan prinsip, kami tidak suka pendekatan ini. Tidak adil. Bukan langkah bagus dari Jerman,” kata Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Transisi Ekologi Spanyol Teresa Ribera, Sabtu (25/3/2023), sebagaimana dikutip Euronews.
AFP/INA FASSBENDER
Pengampanye bahaya perubahan iklim, Greta Thunberg (tengah), ikut unjuk rasa menentang tambang batubara di Lützerath, Jerman, September 2021. Pada Januari 2023 di dekat tambang itu, Thunberg ditangkap polisi Jerman.
Brussels tentu saja pusing dengan penolakan itu. Sebab, Jerman merupakan anggota UE dengan perekonomian terbesar. Apalagi, sikap Jerman diikuti pula oleh sejumlah anggota UE yang selama ini memang keberatan dengan aneka rencana UE memangkas emisi.
”Penghentian penggunaan mesin BBM adalah cara terbaik untuk maju. Jika target ini dikendurkan, Eropa tidak akan bisa memenuhi komitmenya pada Kesepakatan Paris,” kata Alex Keynes, Manajer Program Kendaraan Bersih pada lembaga kajian Transport & Environment, kepada Euronews.
Menurut dosen Humboldt University, Wolfgang Lucht, Jerman berpeluang menghasilkan emisi karbon dua kali lebih banyak dibandingkan komitmennya dalam Kesepakatan Paris. Karena itu, akan sulit bagi Pemerintahan Jerman yang disokong Partai Hijau memenuhi komitmen dalam Kesepakatan Paris.
BBM sintetis
UE memang tunduk para penolakan Jerman soal pembatasan mobil BBM. Pada Senin (27/3/2023) disepakati, mobil BBM tetap bisa diproduksi dan beroperasi selepas 2035. Syaratnya, mobil itu hanya bisa menggunakan BBM sintetis. Jika menggunakan BBM asli, mobil tidak bisa dinyalakan. ”Belum ada cara mengendalikan penggunaan BBM. Usulan itu hanyalah upaya menyamarkan keburukan,” kata Keynes.
BBM sintetis adalah hidrogen yang dicampur dengan karbon dioksida untuk menghasilkan BBM sintetis dalam bentuk cair. Dalam tahap penyulingan lanjutan, BBM sintetis bisa dijadikan sebagai solar sintetis, premium sintetis, metana sintetis, atau bentuk lain. Sejumlah riset menunjukkan, mesin mobil produksi saat ini bisa memakai BBM sintetis.
Jerman beralasan, mobil dengan BBM sintetis merupakan karbon netral. Istilah ini merujuk bahwa seluruh karbon yang dilepaskan dalam proses produksi diserap dengan berbagai rekayasa teknis. Untuk BBM sintetis, Berlin beralasan, akan menggunakan energi terbarukan dan karbon dalam produksi BBM itu ditangkap dari udara.
Masalahnya, produksi hidrogen membutuhkan listrik sangat besar. Kini, produksi 96 persen hidrogen di Eropa saat ini melibatkan gas bumi. Sementara teknologi penangkapan emisi karbon terus menunjukkan kegagalan.
”Produksi BBM sintetis, secara teoretis dan dengan teknologi sekarang, membutuhkan sangat banyak energi dan menjadi tidak efisien. Pengembangan BBM sintetis hanya investasi sia-sia, memubazirkan energi, dan tidak ada teknologi yang bisa diandalkan,” kata Keynes.
KOMPAS/DAHONO FITRIANTO
Mobil listrik pertama BMW, BMW 1602 Elektro-Antrieb, turut dipamerkan di tempat perayaan 50 Tahun Gedung Markas Besar BMW di BMW Welt, Kota Munich, Jerman, Jumat (22/7/2022).
Kajian Potsdam Institute for Climate Research menunjukkan, rencana produksi BBM sintetis secara global saat ini pun hanya bisa memenuhi 10 persen kebutuhan Jerman. Dengan demikian, usulan Jerman soal BBM sintetis sulit diterima secara teknis. Pada akhirnya, mobil-mobil akan tetap menggunakan BBM biasa.
Kelompok pendorong produksi BBM sintetis di Jerman, eFuel Alliance, menyalahkan ketiadaan komitmen politik Eropa soal rendahnya produksi BBM sintetis. Kelompok itu menyalahkan pola pikir UE soal pelarangan mobil pengguna BBM. Sebab, UE menghitung emisi yang dilepaskan knalpot mobil. Mereka ingin, emisi dihitung dari jejak karbon selama proses produksi. Bagi mereka, kriteria UE tidak masuk akal untuk dipenuhi produsen dan pengguna mobil saat ini.
Perang
Bukan hanya soal lingkungan, rekam jejak Partai Hijau soal penolakan kekerasan juga diragukan. Baerbock adalah penyokong utama pengiriman senjata ke Ukraina. Politisi SPD, Christine Lambrecht, sampai mundur dari kursi Menteri Pertahanan Jerman karena tidak mau mengirimkan senjata ke Ukraina. Pengiriman aneka persenjataan berat dari Jerman hanya dimungkinkan setelah Lambrecht diganti rekan separtainya, Boris Pistorius.
Bahkan, dukungan Partai Hijau pada industri persenjataan dan senjata nuklir sudah ditunjukkan sejak pemerintahan Scholz belum dimulai. Ellen Ueberschär, yang memimpin Heinrich Böll Stiftung, ikut menyusun dan menandatangani makalah yang mendukung penempatan senjata nuklir Amerika Serikat di Eropa. Dukungan Ueberschär dipandang aneh karena Heinrich Böll Stiftung dianggap sebagai salah satu otak perumus kebijakan dan program Partai Hijau Jerman.
AFP/ODD ANDERSEN
Kanselir Jerman Olaf Scholz (L) berbicara dengan pemimpin bersama Partai Hijau di Parlemen, Britta Hasselmann, dalam pemungutan suara tentang reformasi hukum pemilihan di Jerman pada Majelis Rendah, Bundestag, di Berlin, Jerman, 17 Maret 2023.
Mantan politisi Partai Hijau, Jürgen Trittin, mengaku tertampar saat menemukan nama Ueberschär di makalah tersebut. Kemarahan juga ditunjukkan mantan Wakil Ketua Fraksi Partai Hijau di Bundestag, Agnieszka Brugger. Tanda tangan dan tulisan Ueberschär pada makalah itu dinilai Brugger sangat mengganggu.
Ueberschär dan para pembuat makalah itu menyebut, Jerman harus meningkatkan belanja pertahanan dan semakin memperkuat militernya. Sebab, penguatan Angkatan Bersenjata Jerman (Bundeswehr) penting untuk menjamin keamanan Jerman dan Eropa.
Usulan itu jelas berkebalikan dengan ideologi dasar Partai Hijau yang anti-kekerasan. Meski demikian, Partai Hijau tetap mencantumkan penyelamatan lingkungan, promosi perdamaian, dan penolakan pada kekerasan dalam manifestonya.
Berbagai kebijakan menunjukkan, Partai Hijau sama dengan partai politik lainnya. Saat sudah mendapat kekuasaan, tidak semua gagasan diwujudkan. Malah, ada kebijakan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai dasar partai. Politik memang wilayah abu-abu. Tidak terkecuali bagi Partai Hijau Jerman. (AFP/REUTERS)