Tidak Mudah Jadi Orang Superkaya
China memiliki orang superkaya lebih banyak ketimbang AS. Tak ingin ketimpangan ekonomi di negaranya terekspose, Presiden China Xi Jinping menabuh genderang perang pada mereka yang suka pamer kekayaan.

Pada foto bertanggal 6 Mei 2011 ini, kapal pesiar Accelera 83 buatan China dipamerkan di Hong Kong pada 6 Mei 2011. Pembuat kapal pesiar berharap industri mereka akan mendapatkan keuntungan dari ledakan ekonomi China yang menciptakan kelas taipan kaya yang terus berkembang dan menghabiskan banyak uang untuk gaya hidup mewah.
Pengetatan moneter global, pandemi Covid-19, dan kebijakan nol-Covid Pemerintah China yang tegas hingga merugikan perusahaan teknologi pada tahun lalu berdampak besar. Sebanyak 445 orang, mayoritas dari China, tidak lagi menjadi miliarder. China pun kehilangan 229 miliardernya.
Hal itu menurut daftar peringkat orang terkaya di dunia, Daftar Kekayaan Global Hurun 2023, yang dirilis pada Kamis (23/3/2023). Sebanyak 3.112 miliarder masuk daftar ini tahun ini. Jumlah mereka tak sebanyak tahun lalu yang sampai mencapai 3.381 orang.
Mereka yang masuk ke dalam daftar itu memiliki kekayaan bersih minimal 1 miliar dollar AS. Meski 229 miliarder China tercoret dari daftar, China masih menjadi negara yang memiliki orang superkaya terbanyak di dunia. Per 16 Januari 2023, jumlah miliarder di China sampai 969 orang, sebanyak 69 orang di antaranya adalah miliarder baru.
Jumlah orang superkaya China sudah melampaui Amerika Serikat sejak tahun 2016. Di AS kini hanya ada 691 miliarder. ”Jumlah miliarder di seluruh dunia turun 8 persen. Total kekayaan mereka pun turun 10 persen,” kata Rupert Hoogewerf, pendiri dan Ketua Laporan Hurun.
Baca juga : Orang Amerika Makin Kaya dan Dermawan, tapi…
Nama-nama ”miliarder lama”, seperti Bernard Arnault, CEO dari LVMH, atau Moet Hennessy Louis Vuitton atau merek fashion mewah dari Perancis, masuk peringkat teratas. Ada juga nama ahli waris Hermes, Bertrand Puech, dan keluarganya di urutan ketiga. Sementara miliarder yang tercoret dari daftar Hurun itu ada Sam Bankman-Fried yang kehilangan kekayaan sampai 21 miliar dollar AS setelah pertukaran kripto FTX runtuh.
Dari China ada Jack Ma, pendiri e-dagang raksasa China, Alibaba Group Holding, yang turun ke posisi ke-52 dari posisi ke-34 tahun sebelumnya gara-gara kebijakan nol-Covid terhadap sektor teknologi. ”Industri teknologi melahirkan banyak miliarder. Tapi, ini tahun kurang baik bagi teknologi besar, mobil listrik, dan semikonduktor,” kata Hoogewerf.

Foto yang diambil pada 15 Oktober 2019 ini memperlihatkan Jack Ma, co-founder dan mantan pemimpin eksekutif Alibaba Group, berbicara pada Konferensi Forbes Global CEO di Singapura.
”Sebaliknya, ini tahun yang baik bagi miliarder di bidang pupuk, minyak dan gas, serta besi. Begitu pula miliarder yang mampu memanfaatkan lonjakan permintaan minuman ringan, penganan, kasino, hotel, klub olahraga, dan kemewahan lain,” lanjut Hoogewerf.
Harian Global Times menyebutkan, Zhong Shanshan, pendiri perusahaan air kemasan Nongfu Spring, masih mempertahankan posisi sebagai orang terkaya di China dengan jumlah kekayaan 69 miliar dollar AS. Ia tetap terkaya di negaranya meski kekayaannya turun empat persen.
Zhong Shanshan, pendiri perusahaan air kemasan Nongfu Spring, masih mempertahankan posisi sebagai orang terkaya di China.
Di dunia, Shanshan orang terkaya ke-15. Ada juga Pony Ma Huateng dari raksasa teknologi China, Tencent. Ia naik ke posisi kedua dalam daftar itu meski kehilangan kekayaan sebesar 13 miliar dollar AS.
Harian South China Morning Post melaporkan, total miliarder China yang terdaftar mencakup 77 orang dari Hong Kong dan 46 orang dari Taiwan. Sebanyak 26 taipan China menempati daftar 100 orang terkaya di dunia. Meski demikian, tahun 2022 terbukti sulit bagi pebisnis China karena pandemi Covid-19 melumpuhkan aktivitas mereka.
Baca juga : Gautam Adani, Orang Terkaya Asia, dan Lenyapnya Aset Rp 1.800 Triliun
”Namun, pasar China yang luas dan kebijakan pascakebijakan nol-Covid akan kembali menghasilkan lebih banyak orang kaya,” kata Wang Feng, ketua grup layanan keuangan Ye Lang Capital di Shanghai.

Konsumen kembali memadati sebuah mal populer setelah pelonggaran pembatasan pandemi di Beijing, China, 1 Januari 2023.
Hoogewerf mengatakan, pengusaha China akan aktif memperluas usaha atau memindahkan kekayaannya ke luar negeri karena memiliki perspektif global. Pembukaan kembali China akan memberi kesempatan menyalin model pertumbuhan mereka di China ke negara lain.
”Daftar Hurun ini menceritakan kisah global ekonomi melalui kisah-kisah orang-orang terkaya di dunia. Siapa yang naik, siapa yang turun menyoroti tren ekonomi,” ujar Hoogewerf.
Baca juga : Warga Super Kaya Amankan Kekayaan
Banyak orang kaya China memindahkan kekayaan dan usahanya, salah satunya, ke Singapura karena pemerintahnya dianggap lebih ramah pajak dan relatif stabil secara politik. Karena alasan itu pula, Singapura sejak lama menjadi surga bagi orang asing superkaya. Lonjakan orang superkaya China yang masuk ke Singapura terjadi sejak 2021 karena mereka kecewa dengan kebijakan Covid-19 yang terlalu ketat selama lebih dari tiga tahun.
Salah satu daya tarik Singapura bagi orang kaya adalah program investor global yang dikelola pemerintah. Sesuai program itu, orang yang berinvestasi sedikitnya 2,5 juta dollar Singapura dalam bisnis, dana, atau kantor keluarga bisa mengajukan izin tinggal permanen. Tahun lalu, Singapura mencatatkan 30.000 warga penduduk tetap dan 97.000 orang asing pemegang visa kerja atau visa jangka panjang.
Dengan populasinya kini 5,64 juta jiwa, harga sewa properti di Singapura tahun lalu melonjak 21 persen. Harga beli rumah mewah juga meroket, dua tahun terakhir. Pembeli terbanyaknya dari China.
Hidup foya-foya
Keinginan untuk memindahkan kekayaan ke tempat yang aman ini menjadi pendorong utama diaspora China. Selain itu, sebut laporan Hurun, mereka mencari lingkungan tempat tinggal yang lebih baik dengan udara bersih dan makanan segar berkualitas baik. Mereka juga menginginkan pendidikan terbaik bagi anak-anaknya.
Perkara sering kali muncul di generasi kedua orang-orang superkaya, atau yang dikenal dengan sebutan fuerdai atau ”generasi kedua yang kaya”. Kevin Kwan, penulis trilogi novel Crazy Rich Asians yang sudah dibuat filmnya itu, kepada harian The Sydney Morning Herald mengatakan, anak-anak fuerdai ini sering memamerkan kehidupan yang hedon, mewah, dan berfoya-foya. Tidak hanya di Singapura, tetapi juga di Australia dan negara-negara lain.
Tak semua mereka yang pamer kekayaan termasuk fuerdai, tetapi mereka datang dari keluarga kaya yang mampu membayar biaya kuliah mahal yang dibebankan kepada orang asing. Akibat kebijakan satu anak di China, yang berlanjut hingga 2015, banyak dari mereka adalah anak tunggal, yang tak hanya dibiayai orangtua, tetapi juga oleh kakek-neneknya.

Warga yang memakai masker berjalan di depan salah satu toko Apple di kawasan perbelanjaan di Beijing, China, 5 Maret 2023.
Memamerkan kekayaan kini tak sebebas dulu karena pemerintahan Presiden China Xi Jinping menyatakan perang terhadap konten dunia maya yang dianggap memamerkan kekayaan. Ini karena Xi sedang memerangi ketidaksetaraan atau kesenjangan ekonomi antara kaya dan miskin.
Dulu pernah ada video unggahan bloger di China yang memamerkan aktivitasnya saat menginap di hotel. Mulai dari menjelajahi sauna di dalam kamar mandi, makan daging steak tebal yang sudah disiapkan koki di dalam kamar, hingga sarapan pagi dengan menu lobster di tempat tidur.
”Tagihan hari ini 108.876 kuai atau 17.000 dollar AS,” kata bloger itu setelah keluar dari hotel di Chengdu, China, sambil memamerkan tanda terima pembayaran dari hotel.
Baca juga : Pemerintah Buru Pajak Orang Kaya, Antisipasi Celah Penghindaran
Video-video norak dan sengaja pamer, tetapi viral seperti itu yang dicabut. Alasannya, memperjelas kesenjangan kaya dan miskin. Bloger itu memiliki 28 juta pengikut di media sosial Douyin atau Tiktok versi China. Setelah disorot pemerintah, semua video unggahannya hilang.
Harian The New York Times, 25 Desember 2021, menyebutkan tidak ada definisi yang jelas tentang apa yang dimaksud dengan pamer kekayaan dan batasannya. Douyin sudah menutup sekitar 4.000 akun pada 2021, termasuk akun yang mengunggah video orang-orang yang pamer. Xiaohongshu, aplikasi gaya hidup mirip Instagram, juga sudah menandai 9.000 unggahan yang memamerkan kekayaan.
Bagi Xi, kesenjangan kaya-miskin menjadi masalah politik utama yang akan memengaruhi legitimasi Partai Komunis China. Lembaga Penelitian Credit Suisse menyebutkan, ketimpangan di China sangat luas. Satu persen orang China memiliki 31 persen kekayaan negara.

Seorang laki-laki mengangkut selimut bekas dan bahan kain lain di Beijing, China, pada Jumat, 30 Desember 2022.
Pandemi Covid-19 memperparah kondisi ini karena orang kaya tetap saja belanja barang mewah, sementara orang miskin masih harus berjuang untuk hidup sehari-hari. Jika tidak diatasi, ketimpangan itu akan mengancam pemerintah yang menjanjikan kesejahteraan ekonomi untuk semua demi meraih ”Impian China”.
Baca juga : Sepuluh Tips “Kaya” ala Warren Buffet
Selama bertahun-tahun, orang kaya China dikenal suka pamer kekayaan seperti mobil, tas mewah, dan kehidupan mewah mereka secara daring. Hal ini kerap membuat iri publik meski ada saja yang justru suka karena penasaran dengan hidup orang kaya.
Namun, belakangan, menurut BBC, 10 Juni 2021, publik semakin tidak suka dan menanggapi unggahan-unggahan orang kaya dengan kecaman dan hinaan. Banyak yang merasa fuerdai tidak pantas menikmati kekayaan dan kehidupan mewah karena bukan mereka yang bekerja keras untuk mendapatkannya.
”Orang merasa hidup tidak adil karena mereka harus bekerja sangat keras dan mendapat penghasilan kecil. Kemarahan publik itu karena kekecewaan setelah selama 40 tahun iming-iming ‘kemakmuran bersama’ dari Deng Xiaoping tidak juga terwujud. Orang yang kaya makin kaya, yang biasa-biasa saja dan miskin justru makin tertinggal,” kata Jian Xu, peneliti budaya media China dari Deakin University, Australia.
Kekecewaan dan kemarahan sebagian masyarakat China ini yang kemudian ditumpahkan pada anak-anak orang kaya yang sibuk memamerkan kekayaannya. Siapa bilang enak menjadi orang kaya?