Gara-gara Bahasa Inggris, Katedral Notre-Dame Digugat

Di Perancis, ikhtiar mengampanyekan pluralisme juga menyangkut bahasa. Oleh karena itu, terjemahan terhadap berbagai pengumuman dan informasi pada bangunan publik sekurang-kurangnya mencantumkan dua bahasa terjemahan.

Asosiasi Penjaga Bahasa Perancis mengugat Katedral Notre-Dame di Paris. Semuanya gara-gara pihak katedral hanya menggunakan Bahasa Inggris sebagai satu-satunya bahasa terjemahan di berbagai pengumuman dan informasi pada panel obyek wisatanya.

Asosiasi ini dikenal gigih menggugat sejumlah obyek wisata yang hanya menggunakan Bahasa Inggris sebagai satu-satunya bahasa terjemahan. Salah satu cerita suksesnya adalah ketika pengadilan mengabulkan gugatan asosiasi terkait Menara Eiffel.

Sebelumnya, pengelola Menara Eiffel hanya menggunakan Bahasa Inggris sebagai satu-satunya bahasa terjemahan pada panel informasi dan pengumumannya. Kemenangan asosiasi di pengadilan membuat pengelola Menara Eiffel menambahkan Bahasa Spanyol sebagai bahasa terjemahan.

Asosiasi Penjaga Bahasa Perancis menyatakan, menggunakan Bahasa Inggris sebagai satu-satunya terjemahan hanya meningkatkan dominasi bahasa itu. Lagipula hukum di Perancis menguatkan argumentasi ini. Aturan pemerintah yang dirilis pada 1994 mewajibkan semua bangunan publik menerjemahkan tanda-tanda dan informasinya ke dalam sekurang-kurangnya dua bahasa.

Gugatan didaftarkan ke pengadilan pada Senin (20/3/2023). Asosiasi itu juga menargetkan penambahan bahasa terjemahan terhadap 20 lembaga publik lainnya, termasuk kantor pos nasional.

Baca juga : Kota Mutiara Kuno Memendam Harta Karun

Baca juga : Setelah Delapan Bulan Terpisah, Anjing dan Majikan Bersatu Kembali

Baca juga : Harta Karun Kerajaan Kamboja Dikembalikan