Agenda Xi Jinping Belum Singgung Perundingan Damai Rusia-Ukraina
Harapan besar disandarkan kepada Presiden China Xi Jinping agar bisa mendorong gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina.
Oleh
LARASWATI ARIADNE ANWAR
·4 menit baca
AFP/SPUTNIK/ALEXANDR DEMYANCHUK
Presiden China Xi Jinping (kiri) berfoto bersama Presiden Rusia Vladimir Putin di Samarkand, Uzbekistan, di sela-sela pertemuan Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO) pada 15 September 2022.
BEIJING, MINGGU — Presiden China Xi Jinping akan melawat ke Rusia mulai Senin (20/3/2023). Kunjungan selama tiga hari ini diperkirakan akan membahas hubungan bilateral China dan Rusia. Aspek yang akan ditekankan ialah mengenai perdagangan serta keamanan dunia.
Sejauh ini, belum ada informasi, apakah Xi akan membujuk Presiden Rusia Vladimir Putin supaya menyegerakan gencatan senjata dan perundingan damai dengan Ukraina. Kepercayaan diri China dalam diplomasi sedang tinggi setelah berhasil mendamaikan dua negara musuh bebuyutan di Timur Tengah, yakni Arab Saudi-Iran.
Perihal kunjungan itu diumumkan pertama kali pada 15 Maret 2023. Pada Minggu (19/3), Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin menjelaskan, kunjungan itu bertujuan mempererat hubungan strategis dan komprehensif kedua negara.
Ini akan menjadi kunjungan pertama Xi ke luar negeri pascapelantikan sebagai presiden China untuk ketiga kalinya. Sebagai presiden, Xi sudah 40 kali bertemu dengan Putin. Kunjungan ini akan jadi lawatannya yang kesembilan ke Moskwa.
”Kedua kepala negara berpendapat, mentalitas Perang Dingin yang terjadi akhir-akhir ini membawa ketidakseimbangan kepada dunia,” tutur Wang, seperti dikutip kantor berita nasional China, Xinhua.
AFP/POOL/DMITRY LOVETSKY
Dalam foto tanggal 6 Juni 2019 ini, Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) dan Presiden China Xi Jinping menghadiri upacara penganugerahan gelar bagi Xi oleh Saint Petersburg State University di sela ajang St Petersburg International Economic Forum di Saint Petersburg, Rusia.
Dalam taklimat Wang sama sekali tidak disinggung mengenai rencana Xi hendak menjadi penengah di dalam penanganan konflik antara Rusia dan Ukraina. China tidak mengecam Rusia ketika Rusia menginvasi Ukraina. Beijing tetap menjalankan hubungan perdagangan yang erat dengan Moskwa.
Menurut Wang, China selalu mempertahankan hubungan ekonomi dan perdagangan dengan negara mana pun tanpa terkecuali. Neraca perdagangan China-Rusia pada 2022 adalah 190 miliar dollar Amerika Serikat (AS). Kenaikannya lebih dari dua kali lipat dibandingkan pada 2013 yang angkanya hanya 90 miliar dollar AS.
Sebagai presiden, Xi sudah 40 kali bertemu dengan Putin. Kunjungan ini akan jadi lawatannya yang kesembilan ke Moskwa.
Ekspor utama China ke Rusia adalah mobil. Sebagai gambaran, ada 1.041 gerai mobil di Rusia yang menjual kendaraan roda empat buatan China. Adapun Rusia mengekspor tepung, cokelat, minuman beralkohol, dan madu. Kedua negara menikmati perdagangan yang lancar berkat perbatasan sepanjang 4.209 kilometer.
”Pembicaraan kedua kepala negara ini akan berorientasi kepada kiprah negara-negara berkembang di skala global, mengingat per Agustus akan ada pertemuan BRICS (kerja sama perekonomian antara Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan),” ujar Wang.
Harapan
Bulan lalu, China mengeluarkan Inisiatif Keamanan Global berisi 12 poin. Isinya agar semua pihak mengutamakan penghentian kekerasan dan gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina. Negara-negara Barat memprotes dokumen itu karena menganggap China menggampangkan permasalahan perang Rusia-Ukraina dengan usulan solusi pragmatis.
Sebaliknya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyambut baik inisiatif itu. Menurut dia, segala upaya mendamaikan peperangan, apalagi dilakukan negara sebesar China, sangat penting. China memiliki kedekatan dengan Rusia. Zelenskyy berharap Xi bisa berbicara empat mata dengan Putin.
AP/CHINATOPIX/MAS
Suasana upacara peresmian proyek pipa gas China-Rusia di rute timur di Heihe, Provinsi Heilongjiang, China, pada 29 Juni 2015. Rusia dihujani sanksi internasional sejak menginvasi Ukraina pada 24 Februari 2022. China menjadi mitra dagang penting bagi Rusia untuk membeli gas dan minyak mereka.
Zelenskyy mengatakan, dirinya mengirim undangan kepada Xi untuk bertemu dengannya dan membahas inisiatif keamanan tersebut. Sejauh ini, belum ada tanggapan dari China apakah Xi menerima permintaan Kyiv itu.
China mulai bangkit kepercayaan dirinya setelah berhasil menjadi juru damai antara Iran dan Arab Saudi. Kedua negara di Timur Tengah ini dalam hubungan yang buruk dan tegang selama tujuh tahun terakhir. Dengan keberhasilan diplomatik tersebut, China membuktikan bahwa Timur Tengah memiliki pilihan selain AS untuk membantu mendinginkan suasana di kawasan.
Namun, situasi di Rusia dan Ukraina ini lebih besar dan kalibernya berbeda dari berbagai pengalaman mediasi China. Apalagi, China sudah kadung dianggap sangat dekat dengan Rusia, sementara di pihak lain Ukraina sangat dekat dengan AS. Hubungan China dengan AS juga tidak harmonis, apalagi setelah insiden penembakan balon yang oleh AS dikatakan sebagai perangkat mata-mata Beijing.
AFP/POOL/SERGEI ILNITSKY
Dalam foto tanggal 5 Juni 2019 ini, Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping menghadiri pertemuan yang digelar untuk merayakan 70 tahun hubungan diplomatik Rusia dan China di Bolshoi Theatre, Moskwa, Rusia.
Tajuk rencana majalah The Hill mengatakan, yang paling mungkin dilakukan oleh China ialah mendorong gencatan senjata. Beijing memiliki pengalaman ini pada gencatan senjata antara Korea Utara dan Korea Selatan pada 1953. Kedua Korea sejatinya masih dalam status berperang, tetapi berkat perjanjian gencatan senjata itu mereka menghindari konflik terbuka.
”China tentunya tidak akan melewatkan kesempatan ini karena mereka sedang meluncurkan wajah pendekatan global yang baru,” kata Ching Ja Ian, pakar politik China di Universitas Nasional Singapura.
”Pendekatan berbasis kerja sama tanpa syarat yang menurut mereka lebih adil dan inklusif. Soal tawaran mediasi mereka substantif atau tidak itu urusan belakangan, yang penting mereka melancarkan politik luar negeri yang aktif dulu,” tutur Ching. (AFP)