Pemecatan Massal Intai Sektor Keuangan dan Kesehatan
Selain karena faktor pendapatan perusahaan yang berkurang, kemajuan teknologi juga berpotensi memicu pemangkasan pekerja sektor keuangan dan kesehatan.
Oleh
KRIS MADA
·4 menit baca
NEW YORK, JUMAT — Setelah melanda sektor teknologi, pemecatan massal dikhawatirkan akan terjadi pada sektor kesehatan dan pasar keuangan. Kombinasi antara kemajuan kecerdasan buatan dan pengurangan pendapatan menjadi faktor penyebab pemangkasan pekerja pada dua sektor itu.
Hingga Jumat (17/3/2023), sebanyak 121.025 orang kehilangan pekerjaan di sektor teknologi sepanjang tahun 2023 saja. Jumlahnya diperkirakan masih akan terus bertambah. Hal ini karena berbagai perusahaan teknologi itu belum menyelesaikan proses pemangkasan pekerja. Jumlah pekerja sektor teknologi yang kehilangan pekerjaan akan lebih besar lagi jika menghitung pemecatan pada 2022.
Adapun di sektor kesehatan, pemangkasan berpeluang terjadi pada perusahaan-perusahaan yang pendapatannya berkurang. Di Bursa Efek New York, setidaknya ada 45 emiten yang berpeluang mengurangi pekerja. Sebab, kinerja 45 emiten itu berada di bawah rata-rata pasar.
Selain karena faktor pendapatan, kemajuan teknologi juga berpeluang memicu pemangkasan pekerja sektor kesehatan. Perkembangan superkomputer yang semakin cepat mengolah mahadata menjadi alasannya. Komputer yang lebih tangguh memungkinkan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dapat memeriksa riwayat kesehatan pasien lalu membuat rekomendasi. Bentuk rekomendasinya berupa saran agar kualitas kesehatan lebih baik atau tindakan lain untuk menghilangkan potensi gangguan kesehatan.
Keuangan
Penggunaan AI dan pengurangan pendapatan juga bisa memicu pemangkasan pekerja pasar keuangan. Di sektor ini, pemangkasan berpeluang besar terjadi di segmen pemasaran dan analis risiko.
Hal itu antara lain terungkap dalam jajak pendapat oleh MLIV Pulse terhadap 292 manajer di pasar keuangan. Meski demikian, manajer pengelolaan aset tidak yakin kecerdasan buatan (AI) bisa menggantikan posisi mereka. Memang, mereka berencana menggunakan AI pada masa mendatang.
Para peneliti, ekonom, dan perumus strategi pasar juga belum yakin AI bisa menggantikan posisi mereka. Peran maksimal AI untuk beberapa tahun mendatang hanya soal pengumpulan data. AI belum bisa digunakan untuk membuat keputusan strategis atau rekomendasikan kebijakan.
Adapun manajer dan pekerja segmen pemasaran serta analisis risiko cemas fungsi mereka digantikan AI. Sejumlah kajian menunjukkan, penggunaan AI di bidang pemasaran digital terus meningkat.
Selain karena fungsi AI terus meningkat, pemangkasan pekerja juga dilakukan sektor keuangan karena penurunan pendapatan.
Selain karena fungsi AI terus meningkat, pemangkasan pekerja juga dilakukan sektor keuangan karena penurunan pendapatan. Biaya jasa yang dikumpulkan bank-bank investasi global terus menurun. Dari 132 miliar dollar AS pada 2021, pendapatan jasa bank investasi hanya 77 miliar dollar AS pada 2022.
Mengacu pada data Dealogic, jumlah akuisisi dan penggabungan perusahaan (M&A) secara global menurun. Dari 5,9 triliun dollar AS pada 2021, total akuisisi dan penggabungan perusahaan global pada 2022 hanya bernilai 3,6 triliun dollar AS. Semakin kecil nilai M&A, semakin kecil pula biaya jasa yang bisa dikutip bank-bank investasi. Biasanya, bank-bank itu bertindak sebagai perantara dan penyedia jasa penampungan biaya transaksi.
Di pasar ekuitas, nilai transaksi total yang ditangani perbankan hanya 517 miliar dollar AS pada 2022. Nilai itu lebih rendah 61 persen daripada nilai tahun 2021 dan termasuk paling rendah sepanjang abad ke-21.
Besar-besaran
Sejumlah analis menyebut, pemangkasan sektor keuangan semakin sulit dielakkan seiring perkembangan masalah di Credit Suisse dan Silicon Valley Bank. ”Pemangkasan karyawan akan sangat brutal. Akan menjadi penyetelan ulang karena terlalu banyak perekrutan beberapa tahun terakhir,” kata Lee Thacker yang memimpin perusahaan penyedia jasa seleksi karyawan sektor keuangan, Silvermine Partners.
Sebelum masalah mereka terkuak, seperti yang terjadi dalam beberapa hari terakhir, bank-bank sudah mengurangi pekerja. Harian Financial Times melaporkan, setidaknya 15.000 pekerja perbankan investasi di Wall Street diberhentikan. Gelombang pemecatan masih terus berlanjut.
”Investor ingin manajemen menunjukkan langkah pemangkasan biaya dan menjaga pendapatan. Pemangkasan karyawan merupakan salah satu pilihan bank AS dan Eropa,” kata Thomas Hallett, analis pada Keefe, Bruyette & Woods.
Di Wall Street Bank, setidaknya 6,5 persen pekerja sudah diberhentikan. Goldman Sachs disebut sedang memproses pemberhentian hingga 3.200 karyawan. Pemecatan kali ini merupakan yang terbesar sejak krisis 2008. Adapun Morgan Stanley memberhentikan 2 persen karyawannya atau sekitar 1.800 orang. Pemangkasan di Morgan Stanley dan Goldman Sachs terutama karena pendapatan dari jasa pendampingan M&A berkurang.
Pemecatan juga terjadi di bank kustodian terbesar, Bank New York Melon. Hingga 1.500 pegawai bank itu akan dipecat sepanjang semester I-2023. Manajemen bank itu menyebut, sebenarnya pemangkasan karyawan sudah direncanakan sejak masa pandemi. Walakin, manajemen menundanya sampai akhir 2022.
Credit Suisse, yang kembali masuk daftar waspada, berencana memberhentikan 9.000 orang sampai 2025. Selama krisis 2008 saja, bank investasi berusia 160 tahun itu hanya memberhentikan 7.000 orang. Kini, meski krisis belum pasti akan terjadi, Credit Suisse menyiapkan pemecatan lebih besar. (AFP/REUTERS)