Pentagon Sebar Video Duel ”Drone” MQ-9 Vs Sukhoi-27 di Laut Hitam
Rekaman video dari pesawat nirawak yang jatuh ini dirilis untuk membantah klaim Rusia bahwa MQ-9 melakukan manuver tajam sehingga jatuh sendiri di Laut Hitam.
Oleh
LARASWATI ARIADNE ANWAR, KRIS MADA, MAHDI MUHAMMAD
·5 menit baca
AFP/USEUCOM
Foto tangkapan dari video yang dirilis Komando AS di Eropa atau US European Command (USEUCOM), Kamis (16/3/2023), ini memperlihatkan rekaman kamera video di pesawat nirawak Angkatan Udara AS, MQ-9, saat didekati oleh jet tempur Rusia, Su-27, yang mengeluarkan bahan bakar di atas Laut Hitam, Selasa (14/3/2023).
WASHINGTON, KAMIS — Departemen Pertahanan AS atau Pentagon merilis tayangan video konfrontasi pesawat nirawak MQ-9 Reaper dengan jet tempur Rusia, Sukhoi-27 (Su-27), yang mengakibatkan MQ-9 jatuh ke Laut Hitam. Masih belum diketahui apakah manuver Su-27 murni ketidaksengajaan atau memang bertujuan menjatuhkan salah satu perangkat militer AS itu.
Video konfrontasi berdurasi 42 detik tersebut bisa diakses di berbagai media arus utama AS, salah satunya Voice of America, sejak Kamis (16/3/2023). Tampak gambar kamera MTS-B yang terletak di bawah moncong MQ-9. Terlihat Su-27 tengah mengejar MQ-9. Su-27 mendekati MQ-9 dari arah kanan belakang.
Setelah itu, Su-27 mulai membuang bahan bakar. Menurut keterangan pers Pentagon, ini adalah salah satu manuver ekstrem pada jet tempur. Bentuknya terlihat seperti dua baris asap putih tebal keluar dari ekor Su-27. Jet ini sempat menjauh sedikit dari MQ-9 sebelum kemudian apakah Su-27 yang sama atau Su-27 yang lain kembali mendekati pesawat nirawak pengintai siluman itu.
Pada pendekatan kedua ini, tampak jelas bahwa Su-27 dipersenjatai enam rudal. Gambar rekaman sempat hilang, menurut Pentagon, akibat benturan dua pesawat tersebut. Dari video itu, tidak diketahui secara pasti momen atau bagian tubuh Su-27 menyentuh baling-baling MQ-9 sehingga wahana pengintai itu jatuh ke Laut Hitam.
Rekaman ini dirilis tampaknya untuk membantah klaim Rusia yang sebelumnya mengatakan MQ-9 jatuh karena melakukan manuver tajam saat dicegat Su-27.
AFP/USEUCOM
Gabungan foto hasil tangkapan atas tayangan video yang dirilis US European Command (USEUCOM), Kamis (16/3/2023), ini memperlihatkan gambar kamera video di pesawat nirawak Angkatan Udara AS, MQ-9, saat didekati jet tempur Rusia Su-27 (kiri atas), lalu SU-27 membuang bahan bakar saat mendekati MQ-9 (kanan atas), momen saat terjadi benturan antara Su-27 dan MQ-9 (kiri bawah), dan tampak baling-baling MQ-9 yang rusak akibat benturan itu. Semua gambar itu terjadi di atas Laut Hitam, Selasa (14/3/2023).
Pernyataan pers resmi Pentagon mengatakan, cara pilot Su-27 menerbangkan pesawat itu ugal-ugalan, tidak profesional, dan membahayakan baik Su-27 maupun MQ-9. Dilansir laman Layanan Distribusi Visual Pertahanan (DVIDS) Pentagon, Jenderal Angkatan Udara AS James Hecker menyebut pilot Su-27 itu tidak cakap.
”Wahana MQ-9 kami sedang melakukan survei rutin di wilayah udara internasional ketika tiba-tiba jet Su-27 mencegat dan menyerangnya sehingga hilang di tengah laut,” kata Hecker, komandan AU AS untuk pangkalan militer di Eropa dan Afrika itu.
Menurut dia, AS beserta sekutu akan terus mengoperasikan pesawat atau wahana angkasa lain di wilayah udara internasional atau di dalam wilayah udara negara-negara sekutu. Oleh sebab itu, Hecker meminta Rusia bisa bertindak profesional dan mengutamakan keamanan apabila berpapasan di wilayah tersebut.
AS beserta sekutu akan terus mengoperasikan pesawat atau wahana angkasa lain di wilayah udara internasional atau di dalam wilayah udara negara-negara sekutu.
Rusia dilaporkan telah mencapai titik jatuhnya MQ-9 di Laut Hitam. Dilansir CNN, Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price meyakini, Rusia tidak akan menemukan informasi berharga apa pun. ”Paling yang tersisa adalah informasi jalur penerbangan. Hal-hal strategis, seperti kemungkinan Rusia bisa menggali teknologi kita, tidak akan terjadi. Lagi pula, kepingan MQ-9 sudah tenggelam terlalu dalam,” ujarnya.
Redakan ketegangan
AS dan Rusia memilih jalur diplomasi untuk meredakan ketegangan. Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dilaporkan menelepon Menhan Rusia Sergey Shoigu, Rabu (15/3/2023) waktu Washington. Pada lain kesempatan, Kepala Staf Gabungan AS Jenderal Mark Milley dilaporkan menelepon Kepala Staf Gabungan Rusia Jenderal Valery Gerasimov.
”Kita harus membuka jalur komunikasi sebesar-besarnya agar ketegangan menurun,” kata Austin.
AFP/GETTY IMAGES/GETTY IMAGES NORTH AMERICA/ALEX WONG
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin (kiri) mendengarkan Kepala Staf Gabungan AS Jenderal Mark Milley berbicara dalam konferensi pers di Pentagon, Arlington, Virginia, AS, Rabu (15/3/2023).
Menurut Milley, sudah jelas bahwa intersep dan gangguan yang dilakukan jet-jet Rusia terhadap pesawat nirawak MQ-9 itu disengaja. Namun, belum jelas apakah pilot-pilot Rusia tersebut sengaja menabrakkan pesawatnya ke MQ-9 mengingat tindakan itu juga membahayakan keselamatan mereka sendiri.
Melalui keterangan yang dirilis Kementerian Pertahanan Rusia, Menhan Rusia Sergey Shoigu mengatakan kepada Austin dalam pembicaraan via telepon bahwa pesawat nirawak AS itu terbang di dekat pantai Crimea ”dalam tindakan yang provokatif” dan dapat memicu eskalasi di zona Laut Hitam.
Rusia, demikian lanjut pernyataan itu, ”tidak berkepentingan” atas terjadinya eskalasi. Meski demikian, ”ke depan akan bereaksi secara proporsional”. Shoigu mengingatkan, kedua negara harus ”bertindak secara tanggung jawab penuh”, termasuk menjaga jalur komunikasi militer di tengah krisis.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menekankan, beberapa wilayah udara di atas Laut Hitam tertutup untuk penerbangan internasional. Peraturan itu berlaku selama perang antara Rusia dan Ukraina masih berkecamuk. Segala pesawat ataupun wahana angkasa yang melintas akan dikejar oleh Rusia.
Rusia dan negara-negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) kerap saling memepet jet tempur masing-masing. Meski demikian, insiden konfrontasi antara jet tempur Su-27 dan pesawat nirawak MQ-9 ini merupakan pertama kali sejak berakhirnya Perang Dingin AS dan Rusia begitu dekat untuk jatuh dalam konflik secara langsung.
Moskwa berulang kali menyampaikan kekesalannya atas penerbangan pesawat-pesawat pengintai AS di dekat Semenanjung Crimea. Wilayah ini direbut Rusia dari Ukraina pada 2014.
AP PHOTO/MIKHAIL PALINCHAK
Pesawat tempur Sukhoi-27 terbang di atas Zhytomyr, Ukraina, pada tanggal 6 Desember 2018.
MQ-9 Reaper adalah alat untuk mendukung operasi kontingensi AS di luar negeri. Bukan hanya alat intai, pesawat nirawak itu juga menjadi persenjataan yang mematikan. Alat ini digunakan oleh AU AS sejak tahun 2007, menggantikan MQ-1 Predator. Reaper mulai dikembangkan pada 1999 hasil kerja sama pengembang Predator, yaitu General Atomics dan NASA Armstrong Flight Center.
Ketika Reaper menggantikan peran Predator, seperti keinginan Pentagon, perannya tak sekadar sebagai pengumpul data intelijen. Pesawat tanpa awak itu juga berfungsi menjadi persenjataan untuk mengeksekusi target, bergerak maupun tidak bergerak, dengan presisi tinggi.
Dengan tambahan fungsi seperti itu, ditambah lagi waktu mengudara yang lama, teknologi yang dipasang adalah teknologi militer tertinggi, mulai dari jangkauan sensor yang luas, peralatan komunikasi kelas satu dan multimoda, hingga persenjataan dengan tingkat ketepatan yang tinggi. Hal itu membuat Reaper memiliki kemampuan yang unik, mulai dari pengintaian hingga dukungan udara jarak dekat, pencarian dan penyelamatan tempur, serangan presisi, sabotase hingga pengawasan konvoi dan serangan, pembersihan rute, pengembangan target, dan panduan udara terminal.
Menurut pensiunan pejabat AU AS, Mayor Jenderal Lawrence A Stutzriem, dikutip dari laman Mitchell Aerospace Power, MQ-9 telah dikerahkan setidaknya ke 12 negara untuk mendukung operasi-operasi militer AS, yaitu di Afghanistan, Irak, Suriah, wilayah Afrika barat dan timur, Semenanjung Arab, hingga Eropa Timur.
Di Timur Tengah, selain memiliki fungsi pengintaian, MQ-9 telah membunuh puluhan target bernilai tinggi bagi AS, seperti pemimpin NIIS-Khorasan Abu Sayed, Komandan Garda Revolusi Iran Jenderal Qassem Soleimani, hingga pemimpin Taliban Mullah Mansour. (AP/REUTERS/SAM)