Korut Intensifkan Latihan Hadapi ”Perang Sungguhan”
Angkatan Udara Korut merupakan yang terlemah dalam jajaran militer. Maka, latihan tersebut memperkuat strategi untuk mengompensasi kondisi tersebut.
Oleh
FRANSISCA ROMANA
·3 menit baca
PYONGYANG, JUMAT — Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memerintahkan militer untuk mengintensifkan latihan sebagai respons atas ”perang sungguhan”. Setidaknya enam rudal balistik jarak pendek ditembakkan dalam rangka latihan tersebut.
Kantor berita resmi Korea Utara, KCNA, Jumat (10/3/2023), melaporkan, sebuah unit yang dilatih untuk ”misi menyerang” melepaskan tembakan kuat ke arah perairan yang ditarget dan mendemonstrasikan kemampuan untuk bertempur dalam perang yang sesungguhnya. ”(Kim) Menekankan bahwa sub-unit penyerang harus benar-benar siap untuk penyempurnaan kemampuan dalam menjalankan dua misi. Pertama untuk menggertak, kedua untuk mengambil inisiatif dalam perang, dengan mengintensifkan beragam latihan untuk perang nyata,” demikian disebut KCNA.
Kim mengawasi latihan perang pada Kamis ditemani putrinya, Ju Ae. Foto-foto yang disiarkan KCNA menunjukkan keduanya memakai jaket hitam yang serasi. Mereka ditemani para pejabat berseragam militer.
Latihan serangan dan tembakan rudal yang terbaru ini tampaknya merupakan respons Korut atas latihan perang bersama berskala besar Amerika Serikat-Korea Selatan di lapangan yang dimulai Senin pekan depan. Korut selalu menganggap latihan perang itu sebagai persiapan invasi ke Korut. Pada Selasa, Kim Yo Jong, adik Kim Jong Un, memperingatkan, negaranya siap untuk mengambil tindakan cepat dan luar biasa menghadapi latihan perang AS-Korsel.
Sebaliknya, Presiden Korsel Yoon Suk Yeol mengatakan, Korsel akan meningkatkan latihan militer gabungan dengan AS untuk menghadapi ancaman nuklir dan rudal Korut. ”Kami akan membangun kapabilitas respons dan postur pembalasan yang luar biasa,” ujarnya.
Ia menyatakan, situasi di sekitar Semenanjung Korea saat ini lebih serius dibandingkan sebelumnya. Seoul berupaya memperkuat kemampuan penggertak, sama halnya dengan kemampuan serangan penggertak AS yang memiliki payung nuklir, di tengah upaya mengembangkan kemampuan nuklir sendiri untuk menandingi ancaman Korut.
Militer Korsel tengah menganalisis kemungkinan Korut meluncurkan sejumlah rudal secara simultan dari area yang sama. Kementerian Unifikasi Korsel mendesak Korut berhenti meningkatkan ketegangan di kawasan dengan program nuklir dan provokasi militer yang tidak bertanggung jawab. Wakil juru bicara kementerian, Lee Hyo-jung, mengatakan, Korut seharusnya fokus mengurusi kehidupan sehari-hari rakyatnya dan membangun jalan menuju perdamaian di Semenanjung Korea.
Operasi udara
KCNA menyebut, latihan pada Kamis dirancang dalam kondisi simulasi operasi udara musuh. AS baru-baru ini mengirim pesawat pengebom jarak jauh B-1B dan B-52 dalam beberapa ronde latihan udara bersama pesawat tempur Korsel.
Angkatan Udara Korut merupakan yang terlemah dalam jajaran militer. Maka, latihan tersebut memperkuat strategi untuk mengompensasi kondisi tersebut. ”Latihan terbaru Korut, seperti banyak latihan sebelumnya, bertujuan menghalangi (pesawat-pesawat) Korsel untuk lepas landas,” kata An Chan-il, pembelot dari Korut yang lantas menjadi peneliti dan menjalankan World Institute for North Korea Studies.
Yang Uk, peneliti dan pakar pertahanan pada Asan Institute for Policy Studies yang berbasis di Seoul, mengatakan, Korut terus mengklaim rudal jarak lebih pendek miliknya berkemampuan nuklir sebagai cara mengancam Korsel. ”Korut tampaknya belum mengembangkan hulu ledak yang dimuat dalam rudal jelajah atau rudal balistik taktis, tetapi jelas mereka akan menuju ke mana,” ujarnya.
Pada 2022, Korut menguji coba rudal dalam jumlah terbanyak. Tahun ini, Korut juga akan menambah jumlah demonstrasi persenjataannya. Para pakar menyebut, dengan peningkatan uji coba rudal, Korut berupaya mengklaim dua kemampuan sekaligus, yakni menyerang Korsel dan wilayah AS dengan senjata nuklir. Kim ingin Korut diakui sebagai kekuatan nuklir dunia. (AP/AFP/REUTERS)