The Fed: Suku Bunga Kemungkinan Naik dengan Besaran Lebih Tinggi
Inflasi sudah turun. Namun, target menuju inflasi 2 persen tampaknya tidak mudah.
Oleh
SIMON P SARAGIH S
·3 menit baca
NEW YORK, RABU — Besaran kenaikan suku bunga kemungkinan akan lebih tinggi dalam keputusan berikutnya. Masalahnya, inflasi relatif masih bertahan tinggi. Kenaikan suku bunga dengan besaran lebih tinggi diperlukan untuk mencapai target inflasi 2 persen. Ada risiko kelesuan ekonomi jika suku bunga dinaikkan, tetapi inflasi tetap tinggi. Situasi ini tidak bagus bagi kehidupan semua pihak.
Demikian dikatakan Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (The Feds) Jerome Powell di Washington, Selasa (7/3/2023), di hadapan Komite Perbankan Senat AS. Inflasi tahunan berdasarkan ukuran yang dipilih The Feds, personal consumption expenditures (PCE), menunjukkan angka 5,4 persen pada Januari 2023, naik dari 5,3 persen pada Desember 2022.
Besaran kenaikan suku bunga kemungkinan akan lebih tinggi dalam keputusan berikutnya.
Inflasi berdasarkan PCE yang disebut bisa mengukur daya beli lebih akurat sudah turun dari angka tertinggi 6,9 persen sepanjang 2022. Ini tercatat pada Juni. Hanya, PCE Desember 2022 dan Januari 2023 tetap menguat kembali dan menimbulkan kekhawatiran.
”Ini mengindikasikan kebutuhan akan besaran kenaikan suku bunga yang lebih besar,” kata Powell. ”Inflasi sudah turun, tetapi target menuju inflasi 2 persen tampaknya tidak mudah,” lanjutnya.
Pernyataan Powell mengindikasikan kenaikan suku bunga berikutnya akan lebih besar dari 0,25 persen. Ekonom Morgan Stanley, Ellen Zentner, mengatakan, ucapan Powell mengindikasikan suku bunga berpotensi naik lagi sebesar 0,5 persen dari kisaran sekarang ini sebesar 4,5-4,75 persen. Dengan demikian, kisaran suku bunga inti The Feds juga akan naik dari ancang-ancang sebelumnya pada kisaran 5-5,25 persen menjadi di atas kisaran itu.
Cara lain
Dalam pertemuan itu, Ketua Komite Perbankan Senat Sherrod Brown mengatakan, ada cara lain untuk menurunkan inflasi, yakni dengan memperbaiki jaringan produksi dan pasokan, juga mengembangkan manufaktur dan infrastruktur di AS. Ada tuntutan dari Senat AS agar suku bunga tidak dinaikkan lagi.
Hanya, Powell sudah berkali-kali menegaskan bahwa tugas menurunkan inflasi didasarkan pada arena pekerjaan The Feds, yakni mengetatkan kebijakan moneter. Tugas di luar itu adalah di luar The Feds, seperti penurunan tarif impor asal China dan perbaikan kondisi geopolitik yang mengganggu pasokan global.
Ada cara lain untuk menurunkan inflasi, yakni dengan memperbaiki jaringan produksi dan pasokan, juga mengembangkan manufaktur dan infrastruktur di AS.
Senator Elizabeth Warren mengatakan, kenaikan suku bunga berisiko meningkatkan angka pengangguran dan mengorbankan 2 juta pekerja. ”Gubernur Powell, jika Anda berbicara dengan 2 juta pekerja itu, di mana dengan tindakan Anda mereka akan kehilangan pekerjaan, maka apa yang akan Anda katakan pada mereka,” kata Warren.
Powell menjawab dengan mengatakan, ”Saya akan mencoba menjelaskan pada mereka bahwa inflasi akan ekstrem tinggi dan akan memukul para pekerja. Semua pekerja, bukan hanya yang 2 juta pekerja, akan menderita dengan inflasi tinggi dan kami akan bertindak untuk menurunkan inflasi.”
Penting mempertahankan target inflasi 2 persen dan tidak berpikir untuk mengubahnya.
Powell juga menegaskan lagi bahwa target inflasi 2 persen tidak akan diubah. Ini sehubungan dengan tuntutan agar target inflasi The Feds dinaikkan dari 2 persen menjadi 3-4 persen. Dengan demikian, kenaikan suku bunga tidak perlu dilakukan.
”Penting mempertahankan target inflasi 2 persen dan tidak berpikir untuk mengubahnya,” kata Powell. Sebab, jika target inflasi dinaikkan, akan ada dorongan untuk inflasi tetap bertahan tinggi. Inflasi akan mengorbankan daya beli warga berpendapatan tetap.
Inflasi zona euro
Tekanan inflasi juga tetap melanda zona euro, pengguna mata uang tunggal euro. Oleh karena itu, kenaikan suku bunga inti juga akan dilakukan lebih lanjut oleh Bank Sentral Eropa (ECB).
Presiden ECB Christine Lagarde, Kamis (2/3/2023), juga mengatakan, inflasi di zona euro bertahan relatif tinggi. Berdasarkan data Eurostat, inflasi di zona euro bertengger pada angka 8,5 persen pada Januari 2023, hanya turun sedikit dari 8,6 persen pada Januari.
Sama seperti The Feds, ECB juga kukuh dengan target inflasi 2 persen.
Penurunan ini lebih kecil dari perkiraan karena zona euro tetap dilanda kenaikan harga pangan. Sementara itu, sama seperti The Feds, ECB juga kukuh dengan target inflasi 2 persen. ”Hal itu tidak perlu diragukan lagi,” kata Lagarde.
Suku bunga ECB sejauh ini telah mencapai 3 persen. Presiden Bank Sentral Austria Robert Holzmann telah menyatakan bahwa ECB akan menaikkan lagi suku bunga inti sebesar 0,5 persen. (REUTERS/AP/AFP)
Editor:
FX LAKSANA AGUNG SAPUTRA
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.