Ukraina Mati-matian Pertahankan Bakhmut di Tengah Gempuran Rusia
Kota itu sudah luluh lantak akibat pertempuran terlama dan paling berdarah sejak invasi Rusia dimulai setahun lalu. Pertempuran yang intens di kota itu telah menguras cadangan artileri kedua pihak.
Oleh
FRANSISCA ROMANA
·3 menit baca
KYIV, SELASA — Militer Ukraina menyatakan tak akan mundur dan menyerahkan kota Bakhmut yang dikepung pasukan Rusia. Posisi pasukan Ukraina di sebelah barat Bakhmut diperkuat di tengah gempuran pasukan Rusia yang nyaris tidak berhenti.
Perebutan kota Bakhmut antara pasukan Ukraina dan Rusia lebih pada nilai simbolis dibandingkan strategis. Dari kota kecil yang dikenal sebagai tambang garam itu, Rusia berharap bisa memuluskan jalan untuk menguasai wilayah Donbas di Ukraina timur. Selama lebih dari enam bulan pertempuran, tujuan itu belum juga tercapai.
Meski demikian, pasukan Ukraina yang berupaya keras mempertahankan Bakhmut mengungkapkan kepada kantor berita AFP, jatuhnya kota itu ke tangan Rusia sepertinya tak terhindarkan. Beberapa unit pasukan bahkan mulai mundur. Kota itu sudah luluh lantak akibat pertempuran terlama dan paling berdarah sejak invasi Rusia dimulai setahun lalu. Kyiv pun menyatakan, pertempuran pun menjadi semakin sulit bagi pasukannya.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Senin (6/3/2023) malam waktu setempat, menuturkan, dalam pertemuan dengan para petinggi militer ia menanyakan langkah apa yang bisa diambil atas Bakhmut. ”Para jenderal menjawab tidak akan mundur, tetapi memperkuat pertahanan. Saya katakan kepada mereka untuk menemukan pasukan yang layak guna membantu prajurit kita di Bakhmut,” katanya.
Pertempuran yang intens di kota itu telah menguras cadangan artileri kedua pihak. Ratusan tembakan diluncurkan setiap hari di kubu timur dan selatan. Di luar Bakhmut, sejumlah tentara Ukraina telah kehilangan harapan untuk mempertahankan kota itu dan tengah menyusun strategi mundur.
Di dekat kota Chasiv Yar, 10 kilometer sebelah barat Bakhmut, seorang tentara memperbaiki tank setelah sebulan bertempur. ”Bakhmut akan jatuh. Kami nyaris dikepung. Unit-unit mulai mundur dalam kelompok-kelompok kecil,” katanya, seperti dikutip AFP.
Menurut dia, satu-satunya jalan keluar dari Bakhmut adalah jalan berlumpur menuju Chasiv Yar. Jika tank-tank terjebak di jalan itu, mereka akan jadi sasaran empuk artileri Rusia.
Pasukan Ukraina sepertinya mulai melakukan penarikan taktis terbatas di Bakhmut meskipun masih terlalu awal untuk mengkaji maksud Ukraina terkait penarikan penuh dari kota itu.
Institute for the Study of War yang berbasis di Amerika Serikat menyebut, pasukan Ukraina kemungkinan telah memulai strategi mundur dari Bakhmut. ”Pasukan Ukraina sepertinya mulai melakukan penarikan taktis terbatas di Bakhmut meskipun masih terlalu awal untuk mengkaji maksud Ukraina terkait penarikan penuh dari kota itu,” sebut lembaga itu.
Pasukan Ukraina, Minggu, mengungkap, mereka telah terlibat dalam lebih dari 130 serangan setiap hari di sekitar Bakhmut dari pasukan Rusia. Populasi Bakhmut kini tersisa 4.500 warga sipil dari 70.000 orang sebelum perang.
Ukraina praktis hanya fokus bertahan selama tiga bulan terakhir. Pasukan Rusia berupaya menimbulkan kerusakan dan kerugian besar sementara bersiap untuk serangan balik saat persenjataan baru tiba dan medan perang yang berlumpur mengering.
Sementara Rusia juga mati-matian meraih kemajuan dalam perang setelah tak banyak bergerak sepanjang paruh kedua 2022. Perang musim dingin besar-besaran dengan pertempuran parit yang intens dan menambah ratusan ribu personel dari tentara cadangan adalah sebagian taktik untuk meraih kemenangan.
Bakhmut menjadi pertaruhan kedua kubu saat ini. Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin kepada wartawan di Timur Tengah menanggapi situasi ini dengan mengatakan bahwa tidak bisa diprediksi kapan atau apakah pasukan Ukraina akan menarik diri dari Bakhmut. ”Namun, jika kota itu jatuh, itu tidak serta-merta berarti Rusia mengubah arah gelombang perang ini. Saya kira itu lebih simbolis saja daripada operasional,” ujarnya.
Namun, sejumlah analis juga mempertanyakan pertimbangan memerintahkan pasukan Ukraina bertahan lebih lama. Michael Kofman, Direktur Studi Rusia di lembaga CAN yang berbasis di Arlington, Virginia, AS, mengatakan, pertahanan Ukraina di Bakhmut cukup efektif karena telah menguras sumber daya perang Rusia. Akan tetapi, Kyiv harus menatap ke depan.
”Pertahanan gigih di Bakhmut memberi pencapaian besar, menguras kekuatan personel dan amunisi. Namun, strategi itu bisa mencapai titik pengembalian yang terus berkurang. Mengingat Ukraina berupaya menghemat sumber daya untuk penyerangan, (bertahan di Bakhmut) bisa menghambat keberhasilan operasi yang lebih penting,” paparnya. (AP/AFP/REUTERS)