"Ekonomi Asia menjadi pilar tersendiri yang membuat kawasan relatif bisa meredam efek resesi di Eropa,” kata Fidelity International Portfolio Manager, Taosha Wang.
Oleh
SIMON P SARAGIH S
·6 menit baca
AP/ANDY WONG
Pekerja merakit suku cadang mesin di SMC China, pabrik perusahaan rekayasa pneumatik patungan Jepang di Beijing pada 10 Januari 2023. Surplus perdagangan China membengkak ke rekor 877,6 miliar dollar AS pada tahun 2022 karena ekspor naik 7 persen meskipun permintaan AS dan Eropa melemah.
Di tengah isu Eropa dan AS yang berpotensi memasuki resesi, kawasan Asia tetap menjadi titik cerah bagi perekonomian global. Titik cerah didasarkan pada fondasi ekonomi Asia yang jauh lebih kukuh. Relasi ekonomi internal Asia juga meningkat. Keterbukaan Asia terhadap multilateralisme turut menebar kecerahan ke seluruh dunia. Asia bahkan sedang bergegas lebih jauh mencegah kejatuhan ekonomi global.
“Prospek Asia semakin cerah,” demikian para staf Dana Moneter Internasional (IMF), Krishna Srinivasan, Thomas Helbling, Shanaka J. Peiris, menuliskan lewat artikel “Asia’s Easing Economic Headwinds Make Way for Stronger Recovery”, 20 Februari 2023. Ketiganya merevisi pandangan IMF tentang Asia yang agak suram pada 13 Oktober 2022. “Asia diuntungkan dengan kondisi keuangan global yang mereda, penurunan harga pangan dan minyak, disertai pemulihan ekonomi China,” demikian IMF.
Perkembangan ini mendorong prospek kawasan Asia dengan pertumbuhan 4,7 persen pada 2023 dari 3,8 persen pada 2022. Asia menjadi kawasan yang paling dinamis di dunia. Khusus untuk negara berkembang Asia yang sedang menggeliat termasuk India dan China, lanjut para staf IMF itu, pertumbuhan akan bisa mencapai 5,3 persen.
China dan India diperkirakan berkontribusi lebih 50 persen terhadap pertumbuhan global pada 2023. Demikian juga aktivitas ekonomi di Kamboja, Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam telah kembali ke era sebelum pandemi Covid-19. Asia lainnya akan berkontribusi seperempat terhadap pertumbuhan global.
KOMPAS/AGUS SUSANTO
Pekerja merampungkan proyek superblok di Kota Bekasi, Jawa Barat, Selasa (7/3/2023). Berperan sebagai Ketua ASEAN 2023, Indonesia mengajak negara-negara Asia Tenggara menjadikan kawasan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dunia.
Situasi memang agak berbeda di kelompok negara paling maju di Asia. Ekspor Korea Selatan, Taiwan, dan Singapura misalnya sangat terpengaruh penurunan ekonomi global pada 2023 dan sudah terasa sejak 2022. Akan tetapi pemulihan pada 2024 akan memperkuat kembali perekonomian negara-negara tersebut. Jepang diuntungkan dengan prospek lebih kuat, kebijakan akomodatif, pembukaan pelabuhan dan perbaikan jaringan pasokan global.
China sangat signifikan
Perbaikan paling signifikan di Asia adalah pembukaan kembali seluruh wilayah China dari penguncian akibat Covid. Aktivitas kembali menguat di subsektor manufaktur mebel, produk logam, peralatan mesin elektronik dengan indeks PMI untuk semua kategori itu ada di atas angka 60. Hal serupa terjadi di sektor konstruksi akibat geliat di sektor infrastruktur dan pembiayaan di bidang realestat, yang sempat mandek. Sektor jasa di China juga meningkat sehubungan dengan meningkatnya kebutuhan akan transportasi dan akomodasi seperti perhotelan serta pendukungnya.
Efek meluber akan terjadi karena China memiliki kaitan perdagangan kuat di Kawasan. Ini sebuah berita positif bagi Asia karena separuh perdagangan Asia terjadi dengan Asia itu sendiri. Jasa turisme di kawasan akan meningkat karena warga China, termasuk di Kamboja, Thailand.
Hal paling mencengangkan adalah kemampuan China mengatasi isu decoupling, efek Covid, dan rentetan sanksi oleh Presiden Joe Biden terkait perdagangan chips dengan China. Kantor berita Xinhua, 3 Maret, menuliskan perdagangan internasional China terbukti meningkat sepanjang 2022. Ekspor China sebesar 3,59 triliun dan impor sebesar 2,71 triliun dollar AS.
Dengan AS, neraca perdagangan China mencapai 690,6 miliar dollar AS sepanjang 2022, berdasaran statistik AS dan merupakan sebuah rekor baru, China Daily, 3 Maret 2023. Data China sendiri menunjukkan neraca perdagangan bilateral dengan AS lebih tinggi, yakni 759,43 miliar dollar AS. Ini mengindikasikan isu decoupling tidak terbukti sejauh ini.
AP/MU YU
Dalam foto yang dirilis oleh Kantor Berita Xinhua ini tampak seorang pekerja tengah merakit alat musik di sebuah pabrik di Wuqiang, Hebei pada 23 Februari 2023.
Dalam foto yang dirilis Kantor Berita Xinhua ini, seorang pekerja merakit alat musik barat di pabrik produsen di Kabupaten Wuqiang, Provinsi Hebei, China, pada 23 Februari 2023.
Hanya saja neraca perdagangan tertinggi China sekarang ini adalah dengan ASEAN, sebesar 975,3 miliar dollar AS diikuti Uni Eropa 910,6 miliar dollar AS. Meski didera penguncian wilayah, sepanjang 2022 China bisa mengerahkan ekspor ke seluruh dunia seakan tidak ada gangguan. Peningkatan perdagangan China juga meningkat ke Afrika, Amerika Latin dan Rusia.
Makin menggeliat
Berakhirnya penguncian wilayah pada 2022, diperkirakan akan membuat perekonomian China akan bisa melejit lebih lanjut. Di dalam negeri, pada 5 Maret, Presiden Xi Jinping mencetuskan program terbaru terkait perekonomian. Presiden Xi menekankan pertumbuhan berkualitas tinggi.
Ia menekankan reformasi, pembukaan lebih lanjut pada investor asing dan transformasi perekonomian yang lebih dalam. Pengejaran teknologi lebih canggih dengan kemampuan sendiri menjadi penekanan Presiden Xi. Menjadikan China sebagai pusat manufaktur global untuk produk lebih canggih termasuk cita-cita besar terbaru, walau sudah memulai hal ini sebelumnya.
Akan tetapi hal yang juga dimaksud dengan pertumbuhan berkualitas ini adalah perbaikan standar kehidupan warganya dan kebahagiaan publik. Peningkatan permintaan domestik juga didalami. Terkait ini juga akan dikembangkan industri pedesaan yang ditempatkan ke dalam prioritas tertinggi.
Xi menekankan lagi program kemakmuran bersama. Di dalamnya termasuk pemerataan kesempatan dan pendapatan. Untuk mengukuhkan tujuan itu para eksekutif diminta bergaya hidup sederhana, bagian dari pencegahan dorongan untuk korupsi dan manipulasi keuangan. Salah satu manfaat dari kemakmuran bersama, kekayaan relatif bisa dinikmati bersama yang berpotensi mendorong permintaan massal.
Hal ini kontras dengan perekonomian AS dengan distribusi pendapatan yang lebih timpang, terlihat dari koefisien Gini 41,4. Koefisien Gini China sebesar 38,5. Semakin tinggi angka koefisien Gini pertanda ketimpang pendapatan lebih tinggi.
Dengan program, terbaru itu, pihak China sendiri yakin pertumbuhan akan bisa mencapai 6 persen pada 2023, seperti dikatakan ekonomi Yu Miaojie, yang juga Rektor Liaoning University, 3 Maret.
Efek ke ASEAN dan Kawasan
Analisis IMF memperlihatkan, setiap satu persen pertumbuhan China, akan mendorong kenaikan output 0,3 persen di Asia. Efek positif China ke ASEAN makin terdorong faktor geopolitik. Diversifikasi sumber ekspor global yang tadinya didominasi China mulai beralih ke Vietnam, Malaysia, Thailand.
Filipina, Indonesia, termasuk diuntungkan dengan kebangkitan China karena aliran investasi asal China. Kamboja, Laos juga akan mendapatkan luberan. Harian China, The Global Times, 22 Februari, menuliskan efek pengembangan infrastruktur China yang menyebar di ASEAN.
China terus memperkuat kolaborasi dengan ASEAN di bidang infrastruktur lewat program Belt and Road Initiative (BRI). “Bagi 10 negara ASEAN, salah satu prasyarat untuk meraih pertumbuhan ekonomi kuat adalah mempercepat konstuksi,” demikian harian tersebut.
BPMI SEKRETARIAT PRESIDEN
PM China Li Keqiang menghadiri KTT ASEAN-China di Phnom Penh, Kamboja, Jumat (11/11/2022).
Joseph Matthews, professor dari BELTEI International University di Phnom Penh, Kamboja, mengatakan BRI telah memberi banyak manfaat terhadap negara-negara yang turut berpartisipasi di dalamnya. "BRI menjadi mesin baru pertumbuhan global pasca-Covid19,” kata Matthews, Xinhua, 1 Maret 2023.
Jalur berbeda
Integrasi perekonomian di Asia terus meningkat. Pada 17 Oktober 2023, CNBC juga menuliskan bahwa jalur Asia berbeda dari negara-negara maju. “Sebab ekonomi Asia menjadi pilar tersendiri yang membuat kawasan relatif bisa meredam efek resesi di Eropa,” kata Fidelity International Portfolio Manager, Taosha Wang. “Ada area pertumbuhan di kawasan, yang berbeda dengan kawasan lainnya di dunia yang dihadang inflasi dan pengetatan kebijakan moneter,” kata Wang.
Posisi perekonomian Asia dipandang sebagai sangat berbeda dari dekade 1980-an. James Wilson, pakar tentang utang negara berkembang dari Inggris pada 6 September 2022, menuliskan bahwa dalam posisi utang, posisi negara berkembang sekarang ini relatif lebih aman. Banyak negara berkembang yang menumpuk cadangan devisa.
Padangan Nomura, Desember 2022, menuliskan jika perekonomian global memasuki resesi pada 2023, tentu tetap ada pengaruh ke Asia. Akan tetapi begitu pemulihan mulai terjadi, Asia akan cepat mengalami pemulihan aliran modal. “Ini disebabkan Asia memiliki prospek pertumbuhan dan fondasi perekonomian yang lebih kuat,” demikian Nomura.
Bahkan jika resesi global terjadi, Asia akan menjadi kawasan yang bisa mencegah kejatuhan agar tidak lebih dalam. China sangat paham dengan peran Asia, dan juga peran China itu sendiri terhadap kawasan dan dunia. “China memiliki kelebihan dalam pengembangan infrastruktur di ASEAN ketimbang Barat,” demikian dituliskan oleh Feng Da Hsuan (Hainan University Belt and Road Research Institute) dan Liang Haiming (Dekan Hainan University Belt and Road Research Institute) di The Global Times, 22 Februari. (REUTERS/AP/AFP)