Orang-orang kepercayaan Xi Jinping menguasai pemerintahan China. Tidak ada lagi kritik dan pendapat berbeda. Li Qiang, yang digadang-gadang menjadi PM baru, salah satu dari mereka.
Oleh
LARASWATI ARIADNE ANWAR
·4 menit baca
BEIJING, SENIN — Berakhirnya masa jabatan Li Keqiang sebagai Perdana Menteri China hampir dipastikan membuka jalan bagi penggantinya, Li Qiang. Susunan Komite Tetap Politbiro Partai Komunis China di masa jabatan ketiga Sekretaris Jenderal sekaligus Presiden Xi Jinping semakin jelas hanya diisi oleh orang-orang kepercayaannya.
Li Keqiang menyampaikan pidato terakhirnya pada rapat paripurna Kongres Rakyat Nasional, Minggu (5/3/2023), di Beijing. Berbeda dengan Xi yang memasuki masa jabatan ketiga, kiprah Li Keqiang di Politbiro Partai Komunis China (PKC) telah berakhir. Ia telah menyelesaikan dua kali masa jabatan dan tidak ada lagi perpanjangan.
Sejatinya, hubungan antara Li dan Xi juga kurang harmonis. Xi selama beberapa tahun terakhir mengurangi kewenangan perdana menteri hanya di sektor ekonomi. Salah satu alasan ketegangan hubungan ini adalah karena Li Keqiang dikenal ramah kepada para konglomerat sehingga memungkinkan mereka menimbun kekayaan luar biasa yang diikuti dengan pengaruh sosial.
Sebaliknya, Xi ingin mengembalikan semua pengaruh kepada PKC. Para miliarder, termasuk Jack Ma yang merupakan orang terkaya di China, dikekang dengan berbagai aturan terbaru. Misalnya, menghapus jam kerja 996 yang mengeksploitasi karyawan dari pukul 09.00 hingga 21.00 selama enam hari sepekan. Sistem kerja ini awalnya menjadi kunci keberhasilan bagi perusahaan-perusahaan tersebut.
Pengganti Li Keqiang yang digadang-gadang adalah Li Qiang. Ia sudah lama menjadi orang dekat Xi, diawali dengan menjadi kepala staf Xi pada periode 2004-2007. Ketika itu, Xi menjabat sebagai Sekretaris PKC Provinsi Zhejiang.
Di China, Li Qiang memiliki reputasi sebagai ”yes man” bagi Xi Jinping. Artinya, ia memiliki tingkat kepatuhan yang tinggi terhadap Xi sehingga bagi banyak pihak hal ini dianggap sebagai kunci kesuksesan kariernya melesat. Ia diangkat masuk Komite Tetap Politbiro PKC pada Oktober 2022. Padahal, dari segi prestasi ataupun jam terbang, masih banyak pejabat PKC yang lebih berpengaruh.
Li Qiang naik menggantikan Xi Jinping sebagai Gubernur Zhejiang pada 2012 ketika Xi terpilih sebagai Presiden China. Selama menjadi gubernur wilayah itu, Li beberapa kali mengatakan kepada media bahwa seluruh kinerjanya mengacu kepada garis-garis besar pemerintahan yang disusun oleh Xi.
Li Qiang memiliki reputasi sebagai ’yes man’ bagi Xi Jinping. Ia memiliki tingkat kepatuhan yang tinggi terhadap Xi. Banyak pihak menganggap hal itu sebagai kunci kesuksesan kariernya melesat.
Xi sejak menjadi presiden selalu mengatakan ingin mengembalikan PKC seperti ketika zaman keemasan, yaitu tahun 1949. ”PKC harus menjadi yang terdepan dalam kekuatan sosial, ekonomi, dan kebudayaan,” ujarnya.
Dalam wawancara dengan surat kabar People’s Daily edisi Maret 2014, Li Qiang mengatakan bahwa daya juang masyarakat Zhejiang menurun dibandingkan dengan lima tahun sebelumnya. ”Perlu ada reformasi dalam pemerintahan yang berdampak kepada reformasi sosial,” kata Li.
Per Oktober 2014, dilansir dari Sina, Provinsi Zhejiang mengeluarkan daftar tugas pemerintah daerah. Kinerja pemerintah dipecah ke dalam 43 dinas dan lembaga yang secara spesifik memiliki 543 jenis tanggung jawab. Di dalamnya mencakup pemangkasan birokrasi.
Karier Li Qiang naik setelah itu. Ia menjadi Sekretaris PKC Provinsi Jiangsu 2016-2017 dan kemudian pada 2017-2022 menjadi Sekretaris PKC Shanghai. Posisi ini sebelumnya pernah dipegang oleh Xi Jinping.
Selama menjadi Sektetaris PKC Shanghai, Li Qiang membuat Bursa Saham Shanghai STAR yang memungkinkan berbagai investasi asing langsung bisa masuk. Investasi terbesar ialah pembukaan pabrik raksasa Tesla. Pabrik ini murni dimiliki oleh Tesla, pertama kalinya di China perusahaan asing memiliki aset 100 persen.
Namun, kepemimpinannya diuji selama pandemi Covid-19. Shanghai mengalami penguncian wilayah secara ketat yang membuat ekonomi terbanting. Rakyat marah dan muncul berbagai unjuk rasa. Padahal, demonstrasi adalah sesuatu yang hampir mustahil di China.
Li Qiang tetap berkukuh menjalankan kebijakan nihil Covid-19 sesuai dengan peraturan dari pusat. Di tengah ketidakpuasan warga, ia diangkat masuk ke Komite Tetap Politbiro PKC pada Oktober 2022. Satu bulan setelahnya, pada November 2022, China dilanda unjuk rasa terbesar akibat kemarahan masyarakat atas penguncian wilayah yang berkepanjangan dan resesi ekonomi.
Pemerintah China sejatinya melonggarkan aturan nihil Covid-19 per Maret 2023. Akan tetapi, mereka mempercepatnya menjadi Desember 2022. Tidak ada penjelasan resmi mengenai alasan pencabutan aturan itu. Sejumlah pihak berpendapat ini sebagai reaksi pemerintah meredam protes masyarakat.
”Pastinya, bagi Xi Jinping sekarang ialah mengelilingi dirinya dengan orang-orang yang ia percaya demi menjamin kelanggengan kekuasaannya. Tidak ada ruang bagi kritik ataupun pendapat berbeda di pemerintahan sekarang,” kata Chen Daoyin, pengamat politik China yang kini berbasis di Chile.
Oleh sebab itu, Li Qiang dipilih sebagai orang nomor dua Xi. Bertindak sebagai wakil perdana menteri adalah Ding Xuexiang dan He Lifeng. Adapun Gubernur Bank Sentral menjadi jabatan yang dipegang oleh Zhu Hexin. Menurut pengamat, keempatnya dianggap belum memiliki kapasitas berhubungan dengan organisasi-organisasi internasional. Akan tetapi, kesetiaan mereka kepada Xi tidak diragukan. (REUTERS)