Pemakaian amunisi Ukraina sehari di perang itu nyaris setara cadangan setahun di sejumlah negara kecil di Eropa. Ada pun pemakaian amunisi Rusia nyaris setara dengan cadangan sejumlah negara dalam setahun.
Oleh
KRIS MADA
·4 menit baca
Tangerang, Kompas - Diplomasi Indonesia untuk mengupayakan penghentian perang Ukraina terus berlanjut. Sementara di medan laga, belum ada tanda akan ada terobosan.
Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Andi Widjajanto mengatakan, komunikasi dengan Rusia terus berlanjut. “Seharusnya Agustus ini kembali lagi ke sana,” kata dia dalam seminar “Resisi Global : Ancaman Riil atau Sekadar Gertakan” yang diselenggarakan Harian Kompas, Senin (6/3/2023) di Universitas Multimedia Nusantara, Tangerang.
Selain Andi, seminar itu dihadiri pula Duta Besar RI di Singapura Suryopratomo dan Rektor Universitas Katolik Atmajaya A Prasetyantoko. Kepala Badan Kebijakan Fiskal Febrio Kacaribu dan Komisaris Bursa Efek Indonesia Pandu Sjahrir juga hadir sebagai pembicara.
Andi mengatakan, komunikasi dengan Rusia terus dilakukan selepas Presiden Joko Widodo melawat Rusia-Ukraina pada Juni 2022. Dalam lawatan itu, Presiden menyampaikan pentingnya penghentian baku tembak di Ukraina dan para pihak segera memulai perundingan.
Sejumlah pihak terus mengupayakan perundingan Ukraina-Rusia. Sayangnya, sampai sekarang berbagai upaya itu belum berhasil. Sebagian usulan malah ditolak Rusia-Ukraina dan pendukungnya.
Dalam kajian Lemhanas, sejauh ini hanya ada dua cara perang berakhir. Cara itu adalah kemenangan militer atau perundingan yang dipaksa keadaan. Untuk sekarang, kemenangan militer sulit tercapai. Sebab, Rusia dan Ukraina serta pendukungnya belum mengerahkan kekuatan besar-besaran di Ukraina. Divisi kavaleri dan skuadron utama Rusia belum dikerahkan ke sana. Sementara Amerika Serikat dan sekutunya juga belum memberikan semua persenjataan berat yang bisa benar-benar membalikkan keadaan di medan laga.
Perundingan juga sulit dimulai. Sebab, para pihak belum sampai di titik benar-benar kesulitan oleh perang sehingga terdorong untuk menghentikan baku tembak itu. Perekonomian Rusia dan Eropa tidak jatuh seburuk perkiraan. AS malah lebih bertahan lagi karena mendapat banyak pemasukan selama perang.
Sementara Menteri Luar Negeri Hongaria Peter Szijjarto mengatakan, gencatan senjata menjadi satu-satunya pilihan untuk situasi sekarang. Sebab, semua upaya Uni Eropa untuk menghentikan perang itu terbukti berhasil. “Tujuan pertamanya menghentikan pembunuhan warga, artinya kesepakatan gencatan senjata. Tidak lebih dari itu,” ujarnya.
Karena tidak mau ikut berkontribusi pada kematian di Ukraina, Hongaria tidak ikut mengirim senjata. “Ukraina tetangga kami dan kami tidak mau semakin banyak orang tewas. Karena itu kami berusaha menghentikan (perang) ini. Kami tidak mengirim senjata, kami mengupayakan perdamaian,” kata dia.
Subsidi
Ia mengingatkan, 10 sanksi UE tidak terbukti melemahkan Rusia. Sebaliknya, justru UE terdampak oleh sanksi itu. Brussels harus mengeluarkan setidaknya 640 miliar dollar AS subsidi bagi warganya. Subsidi itu untuk menanggulangi dampak perang Ukraina pada warga UE.
Suryopratomo mengatakan, subsidi juga masih diberikan Singapura. Nilai bantuan langsung tunai (BLT) saat ini separuh dibandingkan era pandemi. Singapura menetapkan, BLT boleh dipakai untuk membeli makanan dan keperluan sehari-hari. “Ini cara Singapura menggerakkan perekonomian,” ujarnya.
Seperti pemerintah banyak negara, Singapura masih mengantisipasi potensi krisis akibat perang itu dan sejumlah faktor lain. Sampai sekarang, gangguan rantai pasok akibat perang itu belum teratasi. Gangguan itu menghambat aktivitas perekonomian di banyak negara.
Peralatan
Sementara dari Ukraina dilaporkan, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu diduga sudah beberapa hari di Donetsk. Sejak Sabtu, Kemhan Rusia menyiarkan foto Shoigu berada di sejumlah lokasi di Donetsk. Ia antara lain diduga mendatangi Mariupol.
Di sana, ia disebut mendatangi sejumlah bangunan dan kompleks bangunan yang sedang dibangun. Ia juga disebut bertemu sejumlah komandan dan prajurit Rusia di garis depan pertempuran. Lokasi dan waktu pasti kunjungan tidak diungkap.
Sejak Rusia menduduki Donetsk, sudah beberapa kali Shoigu datang ke sana. Moskwa rutin menyiarkan foto dan video kunjungan-kunjungan itu.
Sementara Wall Street Journal melaporkan, pertempuran di Donetsk tidak hanya diteruskan Rusia karena alasan strategis. Perang itu lebih ditujukan untuk menguras energi Ukraina. Sejumlah kota di Donetsk sudah dipertahankan Ukraina berbulan-bulan dengan sumber daya besar.
Mayoritas artileri bantuan AS dan sekutunya digunakan untuk mempertahankan Donetsk. Sebagian lagi untuk menahan laju pasukan Rusia di Kharkiv, Kherson, dan Zaporizhia. Dengan kondisi sekarang, praktis Rusia dan Ukraina tidak berpeluang membuat terobosan di garis depan.
Selain peralatan, Ukraina juga mengerahkan unit-unit terbaik pasukannya untuk mempertahankan garis depan di Donetsk. Kyiv antara lain mempertahankan Bakhmut, kota kecil di Donetsk. Setelah setengah tahun pertempuran sengit, Bakhmut kini nyaris terkepung Rusia.
Di kota kecil itu, Rusia mengandalkan milisi bayaran yang dikerahkan Wagner. Perusahaan tentara bayaran Rusia itu mengerahkan milisi untuk memancing pasukan Ukraina bertahan habis-habisan. Sementara pasukan reguler Rusia hanya fokus menembak dengan artileri.
Kyiv berharap bantuan persenjataan berat segera diberikan Washington dan sekutunya. Dengan demikian, serangan balik bisa segera dilancarkan.
Sejauh ini, belum satu pun tank tempur utama yang dijanjikan AS dan sekutunya tiba di garis depan. Sementara janji persenjataan dan amunisi baru terus diberikan AS. Amunisi menjadi pasokan terbesar beberapa waktu terakhir. Sebab, pemakaian Ukraina sehari di perang itu nyaris setara cadangan setahun di sejumlah negara kecil di Eropa.
Ada pun pemakaian amunisi Rusia nyaris setara dengan cadangan sejumlah negara dalam setahun. Kini, Ukraina menembakkan rata-rata 5.000 peluru artileri setiap hari. Sementara Rusia menembakkan hingga 20.000 peluru. Di luar itu, masih ada pesawat nirawak dan rudal.