Manuver Xi Jinping pembalikan semua upaya Deng Xiaoping. Deng dengan tegas memisahkan partai dan negara. Dengan juga membatasi masa jabatan untuk menghindari pengultusan seperti terhadap Mao
Oleh
KRIS MADA
·4 menit baca
Beijing, Minggu-Pemerintahan China dirombak besar-besaran. Perombakan itu bersamaan dengan berakhirnya masa jabatan Perdana Menteri China Li Keqiang.Sejumlah loyalis Presiden China Xi Jinping disebut akan mengisi sejumlah jabatan kunci.
Pidato terakhir Li sebagai PM disampaikan dalam sidang paripurna Kongres Rakyat Nasional (NPC), Minggu (5/3/2023). Seluruh 2.980 politisi dari sembilan partai dan jalur perseorangan menghadiri sidang tahunan itu. Dalam pidato terakhir itu, Li antara lain memaparkan target pertumbuhan China 2023 dipatok lima persen. Ia juga mengumumkan kenaikan anggaran pertahanan China.
Berbeda dengan presiden, belum ada masa jabatan bagi PM China. Karena itu, setelah dua periode, Li harus meninggalkan jabatan itu. Sejak Maret 2022, Li telah mengumumkan masa jabatannya akan berakhir.
Anggota Politbiro Partai Komunis China, Li Qiang, disebut akan menjadi PM baru. Dalam rapat PKC pada Oktober 2022, Li Qiang naik ke panggung tepat setelah Xi. Hal itu mengindikasikan ia disiapkan menjadi orang nomor dua di pemerintahan China.
Xi dan Li Qiang bekerja sama kala Xi menjadi Gubernur Zhejiang pada 2002-2007. Mereka itu membawa perekonomian Zhejing tumbuh 14 persen. Mereka juga dikenal keras dalam pemberantasan korupsi. Kiprah di Zhejiang salah satu faktor yang melambungkan reputasi Xi di panggung nasional China. Li salah satu pendamping Xi Jinping dalam lawatan ke Amerika Serikat pada 2015.
Sebagai PM, Li akan mewarisi China yang berusaha pulih dari dampak Covid-19. Ia juga akan memimpin China di tengah tekanan geopolitik yang meningkat. Perang Ukraina ditambah permusuhan AS dan sekutunya terhadap China jadi tantangan serius Li.
Ekonomi
Tantangan lain PM China adalah keterbatasan ruang fiskal. Kini, utang China telah mencapai 273 persen produk domestik bruto. Di sisi lain, pemerintah terus merangsang perekonomian dengan memberi aneka stimulus.
Salah satu yang diharapkan bisa menggerakkan perekonomian adalah belanja konsumen. Selama pandemi, bank-bank China mencatat lonjakan simpanan hingga 2,7 triliun dollar AS. Seiring pelonggaran pembatasan, hingga 2,5 triliun dollar AS dari simpanan itu diharapkan dibelanjakan. Dengan demikian, perekonomian mendapatkan suntikan dana segar.
Pemerintah China hanya perlu memastikan uang sebanyak itu tidak malah dilarikan ke luar negeri. Karena itu, Xi mengindikasikan pengetatan kebijakan ekonomi. Peneliti Mercator Institute for China Studies, Nis Grunberg, salah satu konsekuensi kebijakan itu adalah membuat Xi menunjuk orang dekatnya untuk mengurus perekonomian.
Selain PM, perombakan juga akan dilakukan pada Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional (KPRN). Lembaga itu setara Badan Perencanaan Pembangunan Nasional di Indonesia. Gubernur Bank Rakyat China, bank sentral negara itu, disebut akan diganti pula. Demikian pula pejabat di Kementerian Keuangan dan Kementerian Teknologi. Kementerian Teknologi ikut disasar karena China telah menetapkan teknologi sebagai penggerak perekonomian di masa depan.
“Perombakan ini akan semakin melembagakan pengawasan partai pada proses pembuatan keputusan. Keuangan dan keamanan nasional menjadi perhatian utama,” ujarnya.
Wakil PM China, Liu He, disebut akan diganti He Lifeng. He juga disebut sebagai salah satu calon Gubernur Bank Rakyat China. He, yang kini menjadi Kepala KPRN, menyelesaikan seluruh pendidikan tinggi bidang ekonomi di Xiamen University. Sementara Liu merupakan ekonom lulusan Harvard University.
Calon lain yang disebut disiapkan di kursi gubernur bank sentral adalah Zhu Hexin. Kini, Zhu memimoin Citic Group. Citic Group merupakan BUMN China yang menjadi induk sejumlah BUMN lain. Zhu pernah menjadi Deputi Gubernur Bank Rakyat China dan Wakil Direktur Utama Bank of Communication (Bocom) China.
Di antara calon yang mengejutkan adalah Lu Zhiyuan. Sarjana ekonomi lulusan Xi’an Jiaotong University itu disebut salah satu calon menteri keuangan. Selama ini, Lu menghabiskan karir di perpolitikan daerah. Jabatan tertingginya di partai adalah Wakil Sekretaris Partai Komunis China di Shandong. Sementara jabatan publik tertingginya adalah Wakil Gubernur Shaanxi.
Mantan dosen hukum di Shanghai University, Chen Daoyin, menyebut manuver Xi sebagai pembalikan semua upaya Deng Xiaoping. Padahal, langkah Deng telah menyelamatkan China dari keterpurukan selepas Revolusi Kebudayaan Mao Zedong. Kebijakan Deng juga menjadi dasar kemajuan China saat ini.
Deng dengan tegas memisahkan partai dan negara. Dengan juga membatasi masa jabatan untuk menghindari pengultusan seperti terhadap Mao. “Deng menentang semua kebijakan yang sekarang sedang dilakukan Xi. Atas nama stabilitas, Xi memperkuat kendali pada partai dan negara,” ujar dosen yang hidup dalam pengasingan di luar China itu.
Chen menyebut, Xi mengorbankan pembangunan demi keamanan. Sementara Deng justru memprioritaskan perekonomian. (AFP/REUTERS)