Vietnam memiliki presiden baru, Vo Van Thuong, setelah Presiden Nguyen Phuc mundur karena kasus korupsi. Pemerintahan Partai Komunis akan tetap melanjutkan kampanye antikorupsi tanpa pandang bulu.
Oleh
LUKI AULIA
·3 menit baca
VIETNAM NEWS AGENCY / AFP/HOANG THONG NHAT
Foto yang diambil dan dirilis Vietnam News Agenvy pada 2 Maret 2023 ini menunjukkan Presiden Vietnam yang baru Vo Van Thuong diambil sumpahnya saat pertemuan luar biasa di Majelis Nasional. Ia menggantikan mantan Presiden Nguyen Xuan Phuc yang mundur terkait tuduhan korupsi.
HANOI, KAMIS — Majelis Nasional Vietnam memilih Vo Van Thuong sebagai presiden Vietnam yang baru. Ia akan menjabat hingga tahun 2026. Ini merupakan salah satu hasil perombakan kepemimpinan tertinggi negara di tengah gencarnya kampanye antikorupsi.
Pemilihan Thuong dilakukan menyusul pengunduran diri Nguyen Xuan Phuc dari jabatan presiden pada Januari lalu. Partai Komunis Vietnam menyalahkan Phuc atas pelanggaran dan kesalahan yang dilakukan pejabat dalam pemerintahannya.
Thuong (52) dipilih menjadi presiden baru dalam sesi parlemen luar biasa setelah memperoleh 487 dari 488 suara di Majelis Nasional, Kamis (2/3/2023). Anggota parlemen mengesahkan Thuong selepas Partai Komunis yang berkuasa menominasikannya sebagai presiden, Rabu. Dalam pidato pertamanya di parlemen sebagai presiden baru, Thuong mengatakan akan tegas melanjutkan perang melawan korupsi.
”Saya akan benar-benar setia kepada tanah air, rakyat, dan konstitusi, serta berjuang untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh partai, negara, dan rakyat,” kata Thuong dalam pernyataan yang disiarkan di stasiun-stasiun televisi Pemerintah Vietnam.
AFP/MANAN VATSYAYANA
Petani Vietnam mengangkut hasil panen leci untuk dijual di pasar domestik di pasar grosir di Distrik Luc Ngan, Provinsi Bac Giang, 9 Juni 2020.
Thuong merupakan anggota termuda dari Politbiro partai atau badan pembuat keputusan tertinggi negara. Ia dianggap sebagai veteran partai setelah memulai karier politiknya sejak di perguruan tinggi dengan terjun ke organisasi pemuda komunis. Ia selama ini dianggap dekat dengan Sekretaris Jenderal Partai Komunis Nguyen Phu Trong yang merupakan tokoh paling kuat di Vietnam sekaligus arsitek utama dalam perjuangan partai melawan korupsi.
”Kampanye melawan korupsi ini masih akan berkobar lama,” kata perwakilan lembaga kajian Yayasan Konrad Adenauer Jerman di Vietnam, Florian Feyerabend.
Seorang diplomat yang bertugas di Hanoi mengatakan, pemilihan Thuong merupakan langkah besar dari Sekretaris Jenderal Trong di tengah perebutan untuk menggantikannya. Ini mengingat pemimpin berusia 78 tahun itu mungkin akan mundur sebelum akhir masa jabatan ketiganya pada tahun 2026.
Tidak akan ada perubahan besar pada kebijakan luar negeri Vietnam setelah pemilihan Thuong.
Sekretaris jenderal biasanya dipilih dari jajaran pemimpin puncak. Thuong terpilih dengan 98,38 persen suara. Analis dan investor melihat pemilu sebagai indikasi kesinambungan dalam kebijakan luar negeri dan ekonomi negara. ”Tidak akan ada perubahan besar pada kebijakan luar negeri Vietnam setelah pemilihan Thuong,” kata pakar Vietnam di Institut ISEAS–Yusof Ishak Singapura, Le Hong Hiep.
Seorang investor asing yang berbasis di Vietnam, yang menolak disebutkan namanya, mengatakan, pemilihan itu mengakhiri ketidakpastian yang disebabkan oleh pemecatan mendadak mantan Presiden Phuc. ”Itu artinya stabilitas dan prediktabilitas akan segera pulih,” ujarnya.
Vietnam merupakan penerima utama investasi asing. Para pelaku bisnis selama ini menilai stabilitas politik di Vietnam menjadi alasan utama mereka untuk berinvestasi di sana.
Bersih-bersih
Pemerintahan Vietnam yang dijalankan oleh partai itu secara resmi dipimpin sekretaris jenderal, presiden, dan perdana menteri. Kampanye antikorupsi yang digaungkan partai itu telah menyebabkan puluhan pejabat pemerintah ditangkap. Banyak tuduhan korupsi terkait dengan kesepakatan yang dilakukan sebagai bagian dari respons pandemi Covid-19 Vietnam. Partai Komunis pada Januari lalu memutuskan bahwa Phuc bertanggung jawab atas kesalahan para menteri senior di bawahnya selama masa jabatannya sebagai perdana menteri, yakni dalam kurun waktu 2016-2021 atau sebelum ia menjadi presiden.
AFP PHOTO / VIETNAM NEWS AGENCY
Foto yang diambil 1 Februari 2021 dan dirilis oleh kantor berita Vietnam ini menunjukkan Kongres Nasional Partai Komunis Vietnam ke-13 di Hanoi, Vietnam.
Benoit de Treglode dari Institut Penelitian Strategis di Akademi Militer di Paris mengatakan, Thuong adalah anggota partai yang loyal. Ia sebelumnya menjabat sebagai Wakil Ketua Komite Pengarah Pusat Pencegahan dan Pengendalian Korupsi dan Fenomena Negatif sejak tahun 2021. Ia juga pernah menjabat sebagai Kepala Departemen Propaganda Pusat partai, sebuah posisi yang memiliki kekuasaan yang kuat atas kebebasan berbicara dan pers di negara komunis itu. ”Pemilihan Thuong tidak melambangkan adanya titik balik di Vietnam,” ujarnya.
Pakar Vietnam kontemporer, Jonathan London, menilai, penunjukan Thuong akan menandai langkah terbaru bagi Nguyen Phu Trong dalam kampanye berkelanjutannya untuk membentuk masa kini dan masa depan partai. Penunjukan Thuong itu bisa membuatnya menjadi pelopor untuk menggantikan Trong saat atau sebelum kongres berikutnya. Namun, belum diketahui apakah ia memiliki dukungan yang kuat atau tidak. (REUTERS/AFP)