SU-75 Checkmate, Andalan Baru Rusia di Angkasa
Produsen jet tempur Rusia, Rostec, tengah mengembangkan jet tempur generasi kelima dengan harga terjangkau. Jet tempur ini disebut-sebut memiliki kemampuan yang setara dengan F-35 buatan Amerika Serikat.
Sebuah video komersial berdurasi sekitar tiga menit yang dikeluarkan Rostec, produsen jet tempur Rusia, menggambarkan pilot dari beberapa negara, seperti Argentina, India, Vietnam, Uni Emirat Arab, serta tentunya Rusia. Dalam video itu, semua digambarkan seperti tertarik oleh sebuah sosok pesawat yang akan menjadi trendsetter teknologi dirgantara dan andalan baru Rusia.
Pesawat baru itu adalah SU-75 Checkmate, yang digadang-gadang menjadi pesaing pesawat tempur siluman unggulan Amerika Serikat, F-35.
Pertama mengisi ruang publik, Checkmate diperkenalkan pada International Air Show di MAX-2021 di Zhukovsky. Diproyeksikan menjadi pesaing F-35 yang dijuluki ”komputer terbang”, sebagai pesawat generasi kelima Checkmate juga dijejali dengan aneka peranti canggih, termasuk perangkat peperangan elektronik. Bahkan, Checkmate di masa depan direncanakan dapat beroperasi tanpa pilot alias nirawak.
Baca juga : Persaingan Rafale, F-35 dan Sukhoi-57 di Langit Timur Tengah
Meskipun pada awalnya Rusia mengembangkan Checkmate secara mandiri, kini peluang kerja sama pengembangan dengan mitra asing untuk pesawat unggulan itu terbuka lebar. Pada pertengahan Februari 2023, seperti dikutip laman Middleeastmonitor, Rosoboronecport—agen ekspor persenjataan Rusia—mengabarkan bahwa Pemerintah Rusia tengah mempertimbangkan opsi untuk melakukan desain bersama dan pembuatan produk persenjataan berteknologi tinggi dengan negara-negara Teluk. Termasuk di dalamnya jet tempur ringan taktis, Su-75 Checkmate.
”Negara-negara Timur Tengah adalah mitra tradisional dan penting Rusia. Kami banyak menjalin kerja sama teknis militer di kawasan itu,” kata Direktur Jenderal Rosoboronexport Alexander Mikheev.
Dia menambahkan, Rusia membuka peluang untuk bekerja sama dengan negara-negara Timur Tengah, terutama terkait transfer teknologi, penelitian dan pengembangan bersama, serta penerapan program offset.
Pernyataan Mikheev mengulangi pernyataan Sergei Chemezov, CEO Roster, produsen Su-75 Checkmate, yang dikutip kantor berita TASS. ”Mereka tertarik,” katanya berpromosi.
Akan tetapi, para calon pembeli belum bisa melihat pesawat ini secara utuh karena semua masih dalam proses produksi. Menurut rencana, tiga prototipe jet tempur terbaru ini akan diproduksi pada tahun 2023 sekaligus melakukan uji coba terbang perdananya.
Generasi baru
Proyek pengembangan Su-75 Checkmate, menurut Chemezov, dimulai sejak tahun 2017. Kala itu, cerita Chemezov, di tengah-tengah ajang International Defense Expo and Conference di Dubai, dirinya berbincang-bincang dengan beberapa petinggi Pemerintah UEA untuk bekerja sama menciptakan jet tempur generasi kelima. Produksinya direncanakan tujuh hingga delapan tahun.
Proyek ini kemudian dikerjakan perlahan sejak tahun 2018. Mock-up atau prototipe jet tempur generasi kelima dirancang berdasarkan jet tempur MiG-29. ”Ini semacam penyempurnaan untuk jet tempur generasi kelima Rusia,” kata Chemezov.
Baca juga : Senjata-senjata Penggertak Baru Rusia
Akan tetapi, dalam perjalanannya, desainnya mengalami perubahan. Apabila sebelumnya rencana desain pesawat akan mengikuti garis desain MiG-29, tim desain memutuskan jet tempur generasi kelima itu sebagai turunan dari Su-57.
Chemezov menyebut bahwa JF-17 dan J-10 produksi China dan F-16 produksi AS sebagai pesaing utama. Akan tetapi, menurut dia, apabila diperhatikan dengan lebih teliti, karakteristik Su-75 mirip dengan karakteristik jet tempur F-35 milik Amerika Serikat.
Tak hanya itu, perbincangan dengan para pejabat UEA yang kemudian disusul dengan penandatanganan nota kesepahaman, termasuk kesepakatan berbagi biaya program pengembangan, berhenti di tengah jalan. Pengumuman Amerika Serikat bahwa mereka akan mengizinkan pembelian jet tempur F-35 buatan Lockheed Martin mengurungkan niat UEA.
Lihat juga foto-foto : Jet Tempur Siluman Rusia Dipamerkan di Zhukovsky
Rostec tidak patah arang. Setelah hampir empat tahun berkutat, Rostec akhirnya memperkenalkan prototipe jet tempur ini saat pameran dirgantara Rusia, Moscow Aviation and Space Expo (MAKS) 2021. Presiden Rusia Vladimir Putin juga sempat melihat prototipe ini.
Ringan
Sejak awal desain, salah satu hal yang ingin ditonjolkan dan menjadi nilai lebih dari jet tempur generasi kelima ini adalah ringan, memiliki jarak tempuh yang jauh, serta konsekuensinya adalah harga yang ramah di kantong. Niatnya adalah meningkatkan penjualan jet tempur Rusia dibandingkan jet-jet tempur negara-negara pesaing, seperti JAS-39E/F Gripen Swedia, F-35A buatan Lockheed Martin, dan Shenyang J-35 buatan China.
Situasi itu dirasakan saat Rusia mencoba memasarkan Su-57. Hingga Mei 2021, mengutip data dari Defensebridge.com, jumlah jet tempur Su-57 yang diproduksi hingga Mei 2021 sebanyak 74 unit. Sebagian besar diproduksi untuk memenuhi permintaan Angkatan Udara Rusia. Walau demikian, menurut beberapa situs militer, jumlah itu pun tidak bisa dipastikan.
Salah satu hal yang ingin ditonjolkan dan menjadi nilai lebih dari jet tempur generasi kelima ini adalah ringan, memiliki jarak tempuh yang jauh, serta konsekuensinya adalah harga yang ramah di kantong.
Hal-hal itulah yang kemudian mendasari tim desain mencari alternatif jet tempur siluman yang ringan, murah dalam perawatan, dan memiliki kemampuan yang tidak bisa dipandang sebelah mata oleh jet tempur lain.
Berbeda dengan Su-57 yang menggunakan mesin ganda, tim desain memilih menggunakan mesin tunggal Saturn Izdeliye 30. Mesin ini memiliki bobot 30 persen lebih ringan dibandingkan pendahulunya, AL-41F1. Meski lebih ringan, mesin tunggal ini bisa menghasilkan daya dorong kering 24.000 lbs dan afterburner 39.000 lbs.
Meski hanya menggunakan mesin tunggal, pesawat mampu mencapai kecepatan maksimum 1,8 mach atau setara dengan 2.205 kilometer (km) per jam. Jangkauan operasional lebih dari 2.800 km tanpa tangki bahan bakar tambahan. Jika dipasang tangki tambahan, jarak tempuh pesawat bisa bertambah 1.400-1.500 km.
Tim desain juga mengklaim bahwa ada efisiensi daya angkat sayap yang tinggi terkait dengan desain tersebut. Jet tempur ini memiliki panjang 17,5 meter dan lebar sayap 11,8 meter.
Perhatian khusus juga diberikan pada desain ekor vertikal berbentuk ”V” yang merupakan bagian dari upaya mengurangi radar cross section atau RCS pesawat. Artinya, Checkmate pun mencoba masuk dalam kategori petempur siluman.
Produsen jet tempur ini mengklaim peralatan onboard jet tempur generasi kelima ini juga memiliki tingkat kekedapan suara yang tinggi. Meski demikian, sistem onboard, kokpit, dan elemen tertentu lain berasal dari pesawat Su-57E digunakan untuk mengurangi biaya dan meningkatkan efisiensi perawatan.
Kecerdasan buatan
Tim desain juga menanam sistem pendukung logistik yang dikenal sebagai Matreshka. Peralatan elektronik onboard utama berkemampuan kecerdasan buatan (AI) mengurangi beban kerja pilot dengan bertindak sebagai kopilot. Saat beroperasi, sistem pendukung cerdas itu terus memantau ”kesehatan” sistem penting di pesawat.
Bagaimana dengan sistem persenjataan? Meski terlihat sangat ramping, Checkmate memiliki daya angkut senjata mumpuni. Senjata yang digotong dicantelkan pada lima ceruk tersembunyi dan 11 titik senjata eksternal. Total, jet tempur ini mampu membawa rudal dan bom seberat 7.400 kilogram.
Baca juga : F-16 Viper, F-15EX, Rafale, atau SU-35
Dikutip dari laman Airforce Technology, jet tempur ini memiliki kemampuan meluncurkan senjata berpemandu, antara lain rudal jarak pendek RVV-MD dengan jangkauan lebih kurang 40 km dan rudal jarak menengah RVV-SD dengan jangkauan 110 km.
Selain itu, jet tempur ini juga bisa dipersenjatai dengan senjata presisi untuk penghancuran target darat, termasuk peluru kendali taktis udara-ke-permukaan X-38MLE/MTE X-38MLE (jangkauan 70 km), rudal antiradar X-58USHKE (jangkauan 245 km), peluru kendali Kh-59MK2 (jangkauan 285 km), dan amunisi presisi Thunder-A1 (jangkauan 120 km).
Pesawat juga dapat menghancurkan target permukaan, seperti kapal, dengan menggunakan rudal X-31PD (jangkauan 250 km) dan rudal Kh-35UE (jangkauan 260 km). Ruang senjata juga dapat menampung bom terpandu, termasuk KAB-250LG-E, К08BE, dan К029BE, untuk menghancurkan target berbasis darat. Rudal lain yang dapat diangkut Checkmate adalah rudal dari keluarga S-8/S-13 serta aneka bom, seperti bom 100 kg, 250 kg, dan 500 kg.
Dalam presentasi produk Su-75 Checkmate pada Juli 2021, dikutip dari Breaking Defense, Direktur Umum United Aircraft Corporation Yuri Slyusar dan pemimpin tim desain Su-75 Alexei Bulatov mengatakan, beberapa garis desain, penggunaan bahan dan mesin tunggal, serta beberapa hal lain diakui adalah untuk membuat harga jet tempur ini terjangkau.
Menurut mereka, saat ini tidak ada jet tempur generasi kelima yang tersedia dengan harga wajar. Bahkan, untuk menyesuaikan kebutuhan pengguna dan harga, produk akhir bisa disesuaikan dengan kebutuhan konsumen.
Produsen Su-75 menetapkan harga per unit jet tempur ini berkisar 25 juta dollar AS-30 juta dollar AS. Harga yang murah memungkinkan mitra Rusia atau negara-negara kecil mampu memiliki pesawat siluman canggih, menyaingi peranti unggul Barat dan AS. (AFP)