AS Kerahkan Pesawat Pengintai ke Selat Taiwan, China Siaga
Beijing menuduh AS mengancam stabilitas di Selat Taiwan setelah pesawat pengintai AS, P-8A Poseidon, terbang melintasi Selat Taiwan. Pada hari yang sama China dilaporkan mengerahkan pesawat dan kapalnya di perairan itu.
Oleh
LARASWATI ARIADNE ANWAR
·4 menit baca
GONG YULONG/XINHUA VIA AP
Foto yang dirilis kantor berita China, Xinhua, memperlihatkan beberapa jet tempur Komando Palagan Timur Pasukan Pembebasan Rakyat (PLA) China melakukan latihan di sekitar wilayah udara Taiwan, Minggu (7/8/2022).
TAIPEI, SENIN — Kementerian Pertahanan Taiwan membenarkan, sebuah pesawat pengintai Amerika Serikat terbang melewati Selat Taiwan, Senin (27/2/2023). Wilayah ini sensitif karena menyangkut ketegangan hubungan AS-Taiwan-China. Beijing pun mengeluarkan kecaman atas masuknya pesawat dengan kemampuan antikapal selam itu.
”Pesawat P-8A Poseidon milik Angkatan Laut Amerika Serikat terbang melintasi Selat Taiwan pada pagi hari. Pesawat itu terus menuju ke selatan,” demikian keterangan pers Kementerian Pertahanan Taiwan yang dikutip kantor berita Taiwan, Central News Agency.
Pesawat tersebut berasal dari pangkalan militer Armada Ketujuh AS di Yokosuka, Prefektur Kanagawa, Jepang. Ini adalah salah satu pangkalan militer terbesar AS di luar negeri. AS dan Taiwan terikat perjanjian bahwa Washington akan membantu Taipei selama kepulauan itu diancam oleh Beijing.
Taiwan, wilayah pulau, telah memerintah secara mandiri sejak 1949 saat pemimpin komunis Mao Zedong menguasai Beijing dengan mengalahkan pemimpin Kuomintang (KMT) Chiang Kai-shek yang menyingkir dan mendirikan pemerintahan Taiwan. Beijing mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayah teritorialnya.
Kapal-kapal perang AS kerap melewati Selat Taiwan, umumnya sebagai tanggapan apabila Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China mengintrusi perairan Taiwan ataupun wilayah pertahanan udara Taiwan. Namun, agak jarang jet-jet militer AS terbang di atas Taiwan.
AP/U.S. PACIFIC COMMAND
Kapal perusak dengan rudal berpemandu kelas Arleigh Burke milik Angkatan Laut AS, USS Sampson (DDG 102), melintasi Selat Taiwan dalam operasi rutin, 26 April 2022.
Central News Agency mencatat, terakhir sebelum ini pesawat tempur AS—juga P-8A Poseidon Angkatan Laut AS—terbang melintasi Selat Taiwan pada 24 Juni 2022. Itu sehari setelah China mengerahkan 29 jet ke zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ) Taiwan.
Boeing P-8 Poseidon difungsikan sebagai pesawat patroli dan pengintai. Pesawat itu dikembangkan dan berasal dari pesawat sipil Boeing 737-800. Pesawat tersebut memiliki kemampuan tempur antikapal selam (anti-submarine warfare/ASW) dan antiperang darat (anti-surface warfare/ASUW).
Pada Senin pagi, Kementerian Pertahanan Taiwan melaporkan ada empat pesawat PLA dan tiga kapal PLA yang memasuki wilayah mereka di Selat Taiwan.
Pada Senin pagi kemarin, Kementerian Pertahanan Taiwan melaporkan ada empat pesawat PLA dan tiga kapal PLA yang memasuki wilayah mereka di Selat Taiwan.
Armada Ketujuh turut mengeluarkan keterangan media. ”Tidak ada aspek yang melanggar hukum internasional dalam penerbangan pesawat P-8A Poseidon melewati Selat Taiwan. AS, dalam hal ini Armada Ketujuh, terus berkomitmen menerapkan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka,” sebut pernyataan mereka.
Meski tak menjalin hubungan diplomatik, Washington adalah pelindung terpenting dan penjual utama senjata bagi Taiwan. Kedekatan dan dukungan AS terhadap Taiwan kerap jadi kerikil pengganggu hubungan Washington-Beijing.
AP/TAIWAN PRESIDENTIAL OFFICE
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen (tengah) bersalaman dengan anggota DPR AS asal California, Ro Khanna, dalam pertemuan di Kantor Kepresidenan di Taipei, Taiwan, 21 Februari 2023.
Hubungan antara China dan Taiwan semakin memanas ketika pada tahun 2022 di Kongres Nasional ke-20 Partai Komunis China (PKC) Presiden China Xi Jinping mengumumkan niatnya menyatukan kembali Taiwan dengan China. Sentimen anti-bersatu dengan China menguat di Taiwan.
Pemerintah Taiwan mengatakan, hanya penduduk Taiwan yang dapat menentukan masa depan mereka. Taipei juga menegaskan tak akan tunduk dan menyerah pada ancaman.
Jajak pendapat
Pada pertengahan Februari 2023, Asosiasi Kerja Sama Elite Asia-Pasifik—organisasi yang mengamati hubungan perdagangan Taiwan dengan berbagai negara ataupun wilayah—mengadakan jajak pendapat untuk warga Taiwan berumur 20 tahun ke atas. Terungkap, 49,6 responden berpendapat bahwa AS merupakan mitra dagang yang lebih menguntungkan dibandingkan China. Adapun 46 persen responden mengatakan, AS lebih terjamin sebagai mitra keamanan.
Dalam jajak pendapat yang sama, sebanyak 37,3 persen responden menganggap China lebih potensial sebagai mitra dagang daripada AS. Di sektor pertahanan dan keamanan, ada 40,7 persen responden mengatakan memilih China untuk bekerja sama.
AP PHOTO/HUIZHONG WU
Kapal frigat kelas Cheng Kung milik Angkatan Laut Taiwan, Selasa (26/7/2022), mendemonstrasikan kemampuan tempurnya saat latihan tempur tahunan Han Kuang yang berlangsung di laut dekat Kota Yilan, Taiwan.
”Taiwan terlalu tidak percaya diri dan menganggap risiko yang sama seperti di Ukraina akan menimpa kita,” kata Shen Yu-chung, pakar politik dari Universitas Tunghai, Taiwan.
”Jika memang terjadi konflik terbuka, hanya perlu setengah dari volume sanksi yang diterapkan dunia kepada Rusia untuk mengganjar perekonomian China. Ketegangan tidak selalu berarti berujung kepada pecahnya konflik karena posisi China dan Taiwan sangat penting bagi perekonomian dunia,” kata Shen, melanjutkan.
Sementara itu, Juru Bicara Komando Palagan Timur PLA Kolonel Shi Yi mengecam kelakuan AS mengirim pesawatnya melintasi Selat Taiwan. China menuduh AS sengaja memprovokasi dan mengguncang keamanan serta kestabilan wilayah tersebut.
"Pasukan Palagan (Timur) tetap selalu dalam siaga tinggi dan tegas mempertahankan kedaulatan nasional dan integritas teritorial," kata pernyataan Komando Palagan Timur China.
Palagan Timur menekankan, Selat Taiwan adalah wilayah sah milik China berdasarkan landasan Prinsip Satu China. Prinsip ini menegaskan bahwa Taiwan adalah salah satu wilayah otonom di bawah Beijing.
Revisi UU
Pada saat yang sama, Parlemen China tengah membahas revisi Undang-Undang Kejahatan Prosedural. Intinya ialah, UU itu hendak disesuaikan dengan visi dan misi Kongres Nasional Ke-20 PKC dengan memberi perlindungan hukum kepada anggota militer PLA dalam menjalankan tugas dan misi.
”Tentara kita harus bisa tenang dan fokus menjalankan misi jika perang terjadi tanpa dibebani pikiran mengenai tindakan mereka dan konsekuensi hukumnya. Seluruh aspek legal di masa perang harus bisa ditangani oleh UU ini,” kata Song Zhongping, pakar militer China kepada Global Times.
Revisi UU tersebut tengah digodok di Kongres Nasional Rakyat ke-13 yang berlangsung 27-28 Februari ini. (AP/REUTERS/SAM)