Surat Cinta Roger Waters untuk Perang Ukraina
Apa jadinya jika Roger Waters bicara soal perang Ukraina di Rapat Dewan Keamanan PBB? Jadilah kesempatan bagi mayoritas warga bumi tanpa suara menyampaikan surat cinta di tengah pekak deru perang.

Seorang anak melihat keluar dari balik jendela bus yang berembunnsaat warga sipil dievakuasi dari Irpin, di pinggiran Kiev, Ukraina, Rabu (9/3/2022). Serangan udara Rusia menghancurkan sebuah rumah sakit bersalin pada Rabu di kota pelabuhan Mariupol yang terkepung.
Roger Waters, mantan pentolan Pink Floyd, band legendaris asal Inggris, memberikan pidato secara virtual pada Rapat Dewan Keamanan PBB di New York, Amerika Serikat, 8 Februari 2023. Aktivis isu-isu kemanusiaan itu, termasuk soal Palestina, hadir atas permintaan Rusia. Namun, di awal pidato, ia menyatakan mewakili miliaran warga dunia, mayoritas tanpa suara.
”Kita di sini untuk mempertimbangkan kemungkinan perdamaian di Ukraina yang dilanda perang, terutama mengingat meningkatnya volume senjata yang tiba di negara yang tidak bahagia itu. Setiap pagi ketika saya duduk di depan laptop, saya memikirkan saudara dan saudari kita di Ukraina dan di tempat lain, yang bukan karena kesalahan mereka, mendapati diri dalam keadaan yang mengerikan dan sering kali mematikan,” katanya.
Invasi Ukraina oleh Federasi Rusia adalah ilegal. ”Saya mengutuknya dengan istilah yang paling keras. Juga, invasi Rusia ke Ukraina bukanlah tanpa provokasi. Jadi, saya juga mengutuk para provokator dengan istilah yang paling keras,
Ia kemudian menggugat tujuan para diplomat yang bertugas di Dewan Keamanan PBB. ”Omong-omong, apa tujuan Anda? Di sini mungkin saya lebih mengarahkan pertanyaan kepada lima anggota tetap Dewan ini. Apa tujuanmu? Keuntungan lebih besar untuk industri perang? Kekuatan lebih besar secara global? Bagian yang lebih besar dari kue global? Apakah bumi itu kue untuk dilahap? Bukankah bagian kue yang lebih besar berarti lebih sedikit untuk orang lain,” katanya.
Kembali ke Ukraina, Waters melanjutkan, invasi Ukraina oleh Federasi Rusia adalah ilegal. ”Saya mengutuknya dengan istilah yang paling keras. Juga, invasi Rusia ke Ukraina bukanlah tanpa provokasi. Jadi, saya juga mengutuk para provokator dengan istilah yang paling keras,” katanya.

Warga desa berjalan menuju tempat pembagian bantuan kemanusiaan dan obat-obatan di mobil klinik di Desa Nechvolodivka, Ukraina, Rabu (22/2/2023). (AP Photo/Vadim Ghirda)
Dalam upaya mengakhiri perang, ia menyampaikan pesan ibunya, Mary Duncan Waters. ”Dia sangat berpengaruh pada saya. Dia dulu seorang guru sekolah. Saya katakan dulu karena dia sudah meninggal lima belas tahun silam,” katanya.
”Ayah saya, Eric Fletcher Waters, juga berpengaruh besar bagi saya. Dia juga sudah meninggal. Dia dibunuh pada 18 Februari 1944 di Aprilia, dekat The Anzio Bridgehead di Italia, ketika saya baru berusia lima bulan. Jadi, saya tahu sesuatu tentang perang dan kehilangan,” katanya.
Dengarkan semua pendapat, terutama yang tidak kamu setujui. Teliti dengan saksama. Setelah selesai melakukannya, kamu telah merampungkan semua pekerjaan berat.
Pesan si ibu, Waters menuturkan, akan ada banyak masalah rumit dalam hidup. ”Dan ketika kamu mengalaminya, ini saran ibu: baca, baca, baca. Cari tahu semua yang engkau bisa cari tentang apa pun itu. Lihatlah dari semua sisi, semua sudut. Dengarkan semua pendapat, terutama yang tidak kamu setujui. Teliti dengan saksama. Setelah selesai melakukannya, kamu telah merampungkan semua pekerjaan berat. Dan bagian berikutnya mudah. Apa itu? Lakukan saja hal yang benar,” kata Waters menirukan pesan ibunya.
Mayoritas warga dunia, kata Waters, tidak berbagi keuntungan dari industri perang. Mayoritas warga dunia tidak rela membesarkan putra-putri mereka untuk menjadi umpan bagi tembakan meriam-meriam perang.

Warga melihat puing-puing rumah mereka yang hancur dihantam roket Rusia di Desa Maxymilianivka, Ukraina, Selasa (21/2/2023). (AP Photo/Evgeniy Maloletka)
”Menurut pendapat kami (mayoritas warga dunia), satu-satunya tindakan yang masuk akal hari ini adalah menyerukan gencatan senjata segera di Ukraina. Tidak ada jika, tidak ada tapi, tidak ada dan. Tidak ada lagi kehidupan warga Ukraina atau warga Rusia yang akan hilang sia-sia. Tidak satu pun. Mereka semua berharga di mata kami,” kata Waters.
”Cukup, ya cukup. Kami menuntut perubahan. Presiden Biden, Presiden Putin, Presiden Zelenskyy, AS, NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara), Rusia, Uni Eropa, kalian semua, tolong buat perubahan. Sekarang! Bersepakatlah untuk gencatan senjata di Ukraina hari ini. Ini tentu saja menjadi titik awal. Tapi semuanya akan berekstrapolasi dari titik awal itu,” kata Waters.
Debu dalam badai
Pidato Waters barangkali seperti debu dalam badai perang Ukraina. Barangkali kata-katanya tidak akan menjadi faktor pengubah dalam perang yang dalam perkembangan mutakhirnya justru mengindikasikan eskalasi.
Bahkan, tak sedikit yang mengolok-oloknya. ”Roger Waters! Menyampaikan pidato di Dewan Keamanan PBB? Apa lagi selanjutnya? Mr Bean,” kata Waters terkekeh merujuk diplomat anonim dalam surat kabar.

A Ukrainian soldier looks out of a self-propelled artillery vehicle on the frontline, Donetsk region, Ukraine, Saturday, Feb. 18, 2023. (AP Photo/Libkos)
Namun, meminjam teori chaos, siapa tahu, pidato Waters menjadi ”kepak kupu-kupu”, yang jika dipertimbangkan bersama dengan faktor-faktor lain, bisa memadamkan api perang Ukraina. Siapa tahu!
Teori chaos dibangun oleh Edward Lorenz, meteorologis asal Massachusetts Institute of Technology (MIT), dalam penelitiannya tentang prakiraan cuaca. Mengutip Encyclopedia Britannica, teori itu menyatakan, dalam keacakan yang tampak dari sistem kompleks yang kacau, ada pola dasar, interkoneksi, putaran umpan balik yang konstan, pengulangan, kemiripan diri, fraktal, dan pengaturan diri.
Efek kupu-kupu menjelaskan bagaimana perubahan kecil dalam satu keadaan sistem nonlinear deterministik dapat menghasilkan perbedaan besar pada keadaan selanjutnya.
Judul makalahnya pada 1972, ”Prediktabilitas: Apakah Kepak Sayap Kupu-Kupu di Brasil memicu Tornado di Texas?”, lantas memunculkan istilah efek kupu-kupu. Kepak sayap mewakili perubahan kecil pada kondisi awal sistem yang menyebabkan rangkaian peristiwa yang mencegah prediktabilitas fenomena berskala besar.
Efek kupu-kupu menjelaskan bagaimana perubahan kecil dalam satu keadaan sistem nonlinear deterministik dapat menghasilkan perbedaan besar pada keadaan selanjutnya. Artinya, seandainya kupu-kupu itu tidak mengepakkan sayapnya, lintasan keseluruhan sistem bisa sangat berbeda. Demikian pula sebaliknya.

Seorang warga meletakkan bunga mawar sebagai tanda penghormatan kepada mereka yang mati dalam perang Ukraina di Kota Dnipro, Ukraina, 17 Januari 2023. (Photo by AFP)
Jangan-jangan karena banyak ”kepak kupu-kupu” diabaikan, persoalan di Ukraina akhirnya berkembang menjadi perang yang berkepanjangan. Ingat, perang saudara itu tidak tiba-tiba pecah mulai 24 Februari 2022.
Proses pembentukannya, menurut sejumlah pakar realis hubungan internasional, sudah dimulai sejak 2008, yakni pada pertemuan puncak NATO di Bucharest, Romania. Pada akhir acara, NATO merilis deklarasi berisi 50 poin. Poin 23 menyebutkan aspirasi keanggotaan Ukraina dan Georgia menjadi anggota NATO. Rumusannya, antara lain, tertuang dalam dua paragraf berikut.
Perang saudara itu tidak tiba-tiba pecah mulai 24 Februari 2022.
”NATO menyambut aspirasi Ukraina dan Georgia untuk menjadi anggota NATO. Hari ini kami setuju bahwa negara-negara ini akan menjadi anggota NATO. Kedua negara telah memberi sumbangsih bernilai kepada operasi-operasi NATO. Kami menyambut baik reformasi demokrasi di Ukraina dan Georgia serta menantikan pemilihan anggota legislatif yang bebas dan adil di Georgia pada Mei (2008)”.
”MAP (Membership Action Plan) adalah langkah berikutnya bagi Ukraina and Georgia dalam jalan langsung mereka menjadi anggota (NATO). Hari ini kami jelas mendukung permohonan kedua negara untuk MAP mereka”.
”Ini adalah kemenangan kita,” kata Presiden Ukraina saat itu, Viktor Yushchenko, kepada wartawan setelah deklarasi NATO dirilis. Sementara Menteri Luar Negeri Georgia David Bakradze mengatakan, deklarasi itu sebagai ”terobosan bersejarah” bagi negaranya.

Helena (kanan) dan saudara laki-lakinya Bodia dari Lviv terlihat di trotoar Medyka di Polandia yang berbatasan dengan Ukraina, 26 Februari 2022. (Photo by Wojtek RADWANSKI / AFP)
Reuters pada hari yang sama melaporkan, ribuan orang berunjuk rasa di kota-kota di Ukraina. Mereka mengecam aspirasi Kyiv untuk menjadi anggota NATO karena langkah itu akan semakin membelah Ukraina pada dua aspirasi, merapat ke barat atau ke timur.
Menurut ahli sejarah Rusia modern asal AS, Stephen Cohen, Ukraina terbelah secara politik, etnis, bahasa, dan budaya sejak merdeka setelah Uni Soviet bubar per Desember 1991. Wilayah barat didominasi etnis Ukraina. Wilayah timur didominasi etnis Rusia.
Setelah deklarasi NATO 2008, banyak ”peristiwa sepele” diabaikan dan krisis demi krisis mengalir. Krisis pertama adalah perang Rusia-Georgia pada 1-12 Agustus 2008, hanya beberapa bulan setelah Deklarasi NATO di Bucharest. Pada Februari 2014, terjadi revolusi atau kudeta di Ukraina menggulingkan Presiden Yanukovych yang pro-Rusia. Revolusi atau kudeta, tergantung diksi Barat atau Rusia.
Baca juga : Bob Dylan dan Jagat Anarki
Beberapa hari kemudian, Rusia menganeksasi Crimea untuk mengamankan akses langsung negara itu ke Laut Hitam, Laut Mediterania, dan Timur Tengah. Sejak 6 April 2014, perang saudara di Donbass pecah dan terus berkobar hingga menjadi perang Rusia-Ukraina per 24 Februari 2022.
Dalam konflik di Donbass, AS berada di belakang pasukan Pemerintah Ukraina. Rusia di belakang milisi. Sebenarnya ada Perjanjian Minsk yang bertujuan mengakhiri konflik. Amanat utamanya adalah gencatan senjata dan penerapan otonomi khusus untuk Donbass yang mayoritas warganya beretnis Rusia. Namun, perjanjian itu tak pernah diimplementasikan.

Seorang pria memeluk isterinya yang akan naik kereta di Stasiun Slovyansk di Donbass, 12 April 2022. (Photo by RONALDO SCHEMIDT / AFP)
Seandainya Perjanjian Minsk diterapkan, barangkali tidak akan ada perang Ukraina. Bahkan, mungkin Crimea masih menjadi wilayah Ukraina sampai hari ini. Andai saja Presiden AS George W Bush mendengarkan pendapat Kanselir Jerman Angela Merkel pada pertemuan puncak NATO di Bucharest 2008, barangkali lintasan sejarah akan berbeda.
Barangkali! Atau mungkin saja tidak. Kita tidak pernah tahu. Yang pasti, kita tidak pernah bisa membengkokkan waktu dan mengubah masa lalu. Yang bisa kita lakukan adalah belajar dari sejarah dan mengambil keputusan bijak mulai hari ini dan masa depan agar lintasan sejarah berpihak pada keadilan dan kemanusiaan.
Seandainya Perjanjian Minsk diterapkan, barangkali tidak akan ada perang Ukraina. Bahkan, mungkin Crimea masih menjadi wilayah Ukraina sampai hari ini.
Pada 24 Februari 2023, perang Ukraina genap berlangsung setahun. Bagi elite politik yang terlibat, perang proksi AS dan Rusia itu adalah soal strategi mencari kemenangan dan dominasi di kancah politik internasional yang anarkis.
Perang Ukraina, faktanya juga, adalah perangkat efektif untuk mendongkrak peringkat politik para aktor di masing-masing negara yang terlibat. ”Hal yang saya pelajari dari karir (jurnalistik) panjang saya adalah presiden-presiden suka perang karena perang bagus untuk rating,” kata Seymour Hersh, wartawan veteran terkemuka dari Amerika Serikat (AS) saat menjadi narasumber di salah satu konten akun Youtube milik Russel Brand, seorang pemengaruh dari Inggris.
Baca juga : Hersh Punya Cerita Soal Nord Stream
Perang Ukraina adalah juga ”tsunami cuan” bagi semua pemangku kepentingan di industri militer, terutama perusahaan persenjataan militer. Dalam setahun perang saudara itu, NATO telah memasok Ukraina bantuan senjata sekitar 38 miliar dollar AS.
Sebelum perang, belanja militer anggota NATO sudah 17 kali lipat Rusia. Para pertengahan Mei 2022, anggota NATO mengumumkan penambahan belanja yang secara akumulatif meningkatkan hampir 20 miliar dollar AS. Sejalan dengan itu, Uni Eropa telah mengalokasikan anggaran setengah miliar euro untuk pengadaan senjata bersama sekaligus rencana peningkatan di tahun-tahun mendatang.

Tentara perempuan Ukraina sedang beristirahat di Donetsk, Ukraina, 31 Desember 2021. Konflik di Donbass yang pecah sejak 2014 terus berkepanjangan dan akhirnya pecah menjadi perang Rusia-Ukraina. (AP Photo/Andriy Dubchak)
Namun, bagi rakyat Ukraina dan peradaban kehidupan, perang adalah tragedi dan peradaban kematian. Sampai hari ini, akumulasi korban tewas diperkirakan puluhan ribu orang, termasuk sedikitnya 10.183 warga sipil sebagaimana data Kantor PBB untuk Urusan HAM (OHCHR). Korban tewas di pihak Rusia diperkirakan juga tidak sedikit jumlahnya.
Ini belum terhitung jumlah korban luka-luka, mulai ringan, berat, hingga permanen. Sementara jumlah warga Ukraina yang mengungsi mencapai jutaan. Berdasarkan data Komisi Tinggi PBB untuk untuk Pengungsi (UNHCR), 8 juta orang mengungsi di luar negeri dan 5 juta orang di dalam negeri.
Baca juga : Api Perang dan 50 Tahun Manifesto John Lennon
Tak terhitung kehilangan di banyak keluarga Ukraina, juga Rusia. Ada orang tua kehilangan anak, ada anak kehilangan orang tua. Ada suami kehilangan isteri, ada isteri kehilangan suami. Ada banyak kisah kehilangan dalam perang Ukraina.
Ada banyak pula kisah kerusakan, tentang tempat tinggal hingga berbagai infrastruktur. Mengutip Statista, kerusakan fisik di Ukraina ditaksir mencapai 138 miliar dollar AS.

Seorang anak ditemani orang tuanya menghangatkan diri di tengah cuaca dingin yang menyengat di perbatasan Ukraina-Polandia, Senin (28/2). Lebih dari 660000 warga Ukraina telah menyerbu perbatasan untuk menyeberang ke Polandia, Moldova, Hungaria, Rumania dan Slovakia. Diperkirakan jumlah pengungsi akan terus bertambah. (Photo by Wojtek RADWANSKI / AFP)
Menjelang setahun perang Ukraina, peristiwa demi peristiwa terus terjadi. Di luar surat cinta Waters, rangkaian peristiwa muktahir yang gemanya tampaknya paling menentukan jalannya perang justru mengindikasikan eskalasi.
Presiden AS Joe Biden dalam keterangan pers di sela-sela kunjungannya ke Kyiv, 20 Februari 2023, menyatakan akan menambah pasokan senjata ke Kyiv. Termasuk dalam paket terbaru itu adalah amunisi artileri, sistem anti-lapisan baja, dan radar pengawasan udara.
"Dan saya akan mengirimkannya akhir minggu ini. Kami akan mengumumkan sanksi tambahan terhadap elit dan perusahaan yang mencoba menghindari atau mengisi ulang mesin perang Rusia. Selama setahun terakhir, AS telah membangun koalisi negara-negara dari Atlantik hingga Pasifik untuk membantu mempertahankan Ukraina dengan dukungan militer, ekonomi, dan kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya – dan dukungan itu akan bertahan lama," kata Biden.
Rangkaian peristiwa muktahir yang gemanya tampaknya paling menentukan jalannya perang justru mengindikasikan eskalasi.
Sementara Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada pidato setahun perang Ukraina, menyatakan, Ukraina telah mengejutkan dan menginspirasi dunia. "Ukraina telah menyatukan dunia. Ada ribuan kata untuk membuktikannya, tetapi beberapa saja sudah cukup ; HIMARS, Patriot, Abrams, IRIS-T, Challenger, NASAMS, Leopard," katanya.
Di Moskwa, Presiden Rusia Vladimir Putin dalam pidatonya di depan Majelis Federal, 21 Februari, menyatakan, Barat menggunakan Ukraina sebagai pendobrak melawan Rusia dan sebagai tempat uji coba. Dalam hal Barat menambah pasokan senjata ke Kyiv, semakin jauh Rusia akan menanganinya.
Setahun perang Ukraina, saatnya para elite membaca surat cinta Roger Waters. Memasuki tahun kedua perang, saatnya semua pihak mendengarkan ”kepakan kupu-kupu”.
"Elit Barat tidak merahasiakan tujuan mereka, yaitu, saya kutip, 'kekalahan strategis Rusia'. Apa artinya ini bagi kita? Ini berarti mereka berencana menghabisi kita untuk selamanya. Dengan kata lain, mereka berencana untuk menumbuhkan konflik lokal menjadi konfrontasi global. Beginilah cara kami memahaminya dan kami akan menanggapinya, karena ini merupakan ancaman eksistensial bagi negara kami," katanya.
Setahun perang Ukraina, saatnya para elite membaca surat cinta Roger Waters. Memasuki tahun kedua perang, saatnya semua pihak mendengarkan ”kepakan kupu-kupu”.