Rusia tidak akan pernah mundur dari Ukraina. Amerika Serikat pun tidak akan pernah mengendurkan dukungan kepada Ukraina. Jalan ke depan tak akan mudah.
Oleh
LUKI AULIA
·4 menit baca
AFP/POOL/EVAN VUCCI
Presiden Amerika Serikat Joe Biden (kiri) berjabat tangan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di Istana Mariinsky di Kyiv, 20 Februari 2023. Biden menjanjikan peningkatan pengiriman senjata untuk Ukraina selama kunjungan mendadak ke Kyiv.
WARSAWA, RABU — Rusia tidak akan pernah memenangi peperangan di Ukraina. Amerika Serikat akan memastikan hal itu. Bersama dengan negara-negara sekutunya, termasuk aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO, AS menjamin dan bersumpah akan memberikan dukungan yang tidak akan goyah kepada Ukraina.
Hanya, perjalanan di masa depan tidak akan mudah karena Rusia sudah bertekad bulat tidak akan mundur dari Ukraina. Rusia akan tetap melawan negara-negara Barat yang dituduhnya memicu konfrontasi global. Bahkan, Rusia juga menangguhkan partisipasinya dalam perjanjian pengendalian persenjataan nuklir dengan AS.
Janji dukungan AS terhadap Ukraina itu dikemukakan Presiden Joe Biden dalam pidatonya ketika berkunjung ke Warsawa, Polandia, Selasa (21/2/2023). Biden berpidato beberapa jam setelah pidato kenegaraan Presiden Rusia Vladimir Putin di hadapan para anggota parlemen, pejabat pemerintah, dan militer Rusia.
Sehari setelah kunjungan mendadak ke Kyiv, Ukraina, untuk bertemu Presiden Volodymyr Zelenskyy, Biden berpidato dengan menggunakan kata-kata yang tegas dan memuji sekutu di Eropa untuk semua yang dilakukan selama setahun terakhir. ”Kyiv tetap kuat dan berdiri tegak dengan bangga dan bebas. Demokrasi dunia akan menjaga kebebasan hari ini, besok, dan selamanya,” kata Biden.
Biden juga menyanggah pernyataan Putin yang menuduh Barat memicu perang di Ukraina dan sengaja menggiring konflik lokal itu menjadi konfrontasi global. Biden menegaskan, bukan Barat yang memicu perang dan bukan Barat pula yang menyerang Ukraina. Ketika berbicara di hadapan rakyat Polandia dan pengungsi Ukraina yang berada di Polandia, Biden menegaskan, perang Putin sudah gagal. Demokrasi di dunia sudah tumbuh menjadi lebih kuat, sementara para otokrat dunia, termasuk Putin, semakin lemah.
”Putin mengira otokrat seperti dirinya tangguh, tetapi nyatanya tidak begitu apabila ia menghadapi kekuatan AS dan sekutu. Tidak perlu diragukan lagi. Dukungan kami untuk Ukraina tidak akan goyah. NATO tidak akan terbagi dan kami tidak akan lelah,” tegasnya.
KOMPAS/HARRY SUSILO
Lubang bekas bom di halaman belakang sekolah yang hancur dihantam rudal Rusia di Distrik Shevchenkivskiy, Kharkiv, Ukraina, Senin (4/7/2022). Dua rudal mengenai sekolah ini pada Senin pukul 04.00 waktu setempat.
Sebelum berpidato, Biden bertemu dengan Presiden Polandia Andrzej Duda dan menegaskan komitmen kuat AS terhadap prinsip pertahanan kolektif NATO. Duda merespons, berkat Biden kini mereka bisa melihat AS bisa menjaga ketertiban dunia.
Selama berada di Polandia, Biden dijadwalkan bertemu dengan para pemimpin dari negara anggota NATO yang sama-sama khawatir peperangan Ukraina akan meluas. Apalagi Putin memutuskan menangguhkan partisipasi dalam perjanjian New Start yang kemudian dikecam komunitas internasional.
Perjanjian yang disepakati pada 2010 itu adalah perjanjian mengenai pengendalian senjata antara Rusia dan AS, dua negara dengan kekuatan nuklir terbesar di dunia. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyayangkan keputusan Rusia yang dinilainya tidak bertanggung jawab itu. Meski mengecam, AS masih bersedia membicarakan masalah itu.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg juga menyayangkan keputusan Rusia karena itu berarti seluruh arsitektur kontrol persenjataan nuklir sudah dibongkar. Ini satu-satunya benteng terakhir untuk menjaga penggunaan senjata nuklir. Tanpa perjanjian, tatanan nuklir bisa bubar tidak terkendali. Perjanjian New Start membatasi jumlah hulu ledak nuklir jarak jauh yang bisa digunakan oleh suatu negara dan membatasi penggunaan rudal yang bisa membawa nuklir. Kementerian Luar Negeri Rusia menyebut Rusia masih akan tetap mematuhi perjanjian itu.
Biden mengakui perang di Ukraina belum akan berakhir dalam waktu dekat dan situasi di lapangan menjadi kian kompleks. Oleh karena itu, Biden berusaha meyakinkan sekutu di kawasan bahwa AS berkomitmen untuk jangka panjang. Biden ingin memastikan ada jaminan keamanan dari wilayah Eropa karena NATO adalah aliansi paling penting dalam sejarah dan kini sudah lebih kuat dari sebelumnya.
Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan, ketika Biden dan Zelenskyy bertemu, keduanya membahas mengenai kemampuan yang dibutuhkan Ukraina untuk bisa berhasil di medan perang dalam beberapa bulan mendatang. Zelenskyy mendorong sekutu AS dan Eropa untuk menyediakan pesawat jet tempur dan sistem rudal jarak jauh yang dikenal sebagai ATACMS.
Sampai sejauh ini permintaan itu ditolak Biden. Ini momen kritis bagi Biden untuk mencoba memperkuat persatuan Eropa dan menegaskan kembali posisi Barat bahwa invasi Putin adalah serangan frontal terhadap tatanan internasional setelah Perang Dunia II. AS berharap kunjungan Biden ke Kyiv dan Warsawa akan membantu meningkatkan tekad AS dan dunia.
AFP/SERGEI SUPINSKY
Pengunjuk rasa membawa poster berisi kecaman terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin dan negaranya dalam unjuk rasa di luar kantor Kementerian Luar Negeri Ukraina di Kyiv, Ukraina, Senin (21/2/2022).
Di AS, jajak pendapat yang diterbitkan The Associated Press-NORC Center for Public Affairs Research pada pekan lalu menunjukkan, dukungan untuk menyediakan senjata dan bantuan ekonomi langsung kepada Ukraina melemah. Pada awal bulan ini, 11 anggota DPR dari Partai Republik mendorong resolusi ”kelelahan Ukraina” yang mendesak Biden untuk mengakhiri bantuan militer dan keuangan ke Ukraina sambil mendorong Ukraina dan Rusia untuk mencapai kesepakatan damai.
Biden menepis gagasan memudarnya dukungan rakyat AS selama kunjungannya ke Kyiv. Ketika berada di Polandia, Biden memuji Polandia yang sudah banyak membantu Ukraina. Lebih dari 1,5 juta pengungsi Ukraina menetap di Polandia sejak awal perang dan jutaan lainnya telah melintasi Polandia dalam perjalanan mereka ke negara lain.
Polandia juga telah memberi Ukraina bantuan militer dan kemanusiaan senilai 3,8 miliar dollar AS. Pemerintahan Biden mengumumkan, AS sedang membangun garnisun permanen di Polandia untuk memperkuat keberadaan AS di sayap timur NATO. ”Faktanya adalah AS membutuhkan Polandia dan NATO, sama seperti NATO membutuhkan AS,” kata Biden. (AFP/AP)