Pemerintah Jemput WNI Korban Gempa Turki dan Suriah
Bantuan kemanusiaan ke Turki dan Suriah tahap ketiga dikirimkan. Pesawat kemudian akan menjemput WNI terdampak gempa dan membawa jenazah korban meninggal kembali ke Tanah Air.
Oleh
NINA SUSILO
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sembari mengirimkan bantuan kemanusiaan, Pemerintah Indonesia akan memulangkan warga negara Indonesia yang terdampak gempa Turki dan Suriah. Selain itu, menyusul penghentian pencarian korban gempa di Turki, personel SAR asal Indonesia kemungkinan akan ditarik.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal Suharyanto mengatakan, hingga kini, tim pencari (Middle Urban Search and Rescue/MUSAR) asal Indonesia sudah berhasil menemukan 15 warga negara Turki di tengah reruntuhan dan dua warga negara Indonesia.
Tim MUSAR yang berjumlah 47 personel, 3 anjing pelacak, serta 15 orang pendamping dari BNPB dan dari Kementerian Luar Negeri adalah tim yang berangkat bersama bantuan tahap pertama dari Indonesia pada 11 Februari lalu. Selain tim MUSAR, pada tahap pertama juga dikirimkan bantuan logistik sebanyak 5 ton.
”Pemerintah Turki setelah lebih dari dua minggu ini tanggap darurat, sekarang sudah menghentikan pencarian dan evakuasi. Sekarang tinggal tanggap berikutnya sehingga kemungkinan besar tim MUSAR juga akan segera kembali ke Indonesia,” tutur Suharyanto seusai mendampingi Presiden Joko Widodo meninjau serta melepas bantuan kemanusiaan yang akan dikirim ke Turki dari Lapangan Udara TNI AU Halim Perdanakusumah, Jakarta, Selasa (21/2/2023).
Hadir pula dalam acara tersebut, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Kepala Polri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono, dan Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Marsekal Madya Henri Alfiandi.
Pengiriman bantuan ini adalah tahap ketiga yang dikirimkan Pemerintah Indonesia. Bantuan seberat 140 ton diangkut menggunakan empat pesawat Airbus A330-300 Garuda Indonesia. Sebanyak dua pesawat langsung ke Turki, sedangkan dua lainnya ke Suriah.
Bantuan untuk ke Turki terdiri atas 20 jenis paket logistik dan peralatan. Rinciannya meliputi selimut hangat 5.000 lembar, selimut hangat silikon elyaf 5.000 lembar, tenda pengungsi ukuran 6 x 12 meter sebanyak 27 set, tenda keluarga PVC ukuran 4 x 4 meter sebanyak 100 set, tenda PVC ukuran 3,5 x 4 meter sebanyak 200 set, tenda keluarga PVC tegak sebanyak 50 set, tenda keluarga PVC miring sebanyak 50 set, dan tenda ukuran 4 x 6 meter sebanyak 100 set.
Selain itu, dikirim pula paket makanan siap saji sebanyak 15.000 paket, sleeping bag 1.000 set, genset 2KVA 1.000 unit, velbed aluminium 150 set, hygiene kit 1.000 paket, baju hangat anak 2.000 potong, baju hangat dewasa 2.000 potong, matras 1.000 lembar, kain kafan 1.500 lembar, jaket anak 1.200 potong, jaket dewasa 1.200 potong, dan rendang daging masing-masing 1 kilogram sebanyak 750 paket.
Adapun paket logistik dan peralatan yang dikirim ke Suriah terdiri atas selimut hangat 5.000 lembar, tenda pengungsi ukuran 6 x 12 meter sebanyak 5 set, makanan siap saji 8.000 paket, sleeping bag 3.240 set, genset 2KVA sebanyak 250 set, velbed aluminium 400 set, hygiene kit 1.000 paket, baju hangat anak 5.000 potong, baju hangat dewasa 5.000 potong, matras 3.000 lembar, kain kafan 4.300 lembar, jaket anak 5.000 potong, jaket dewasa 5.000 potong, dan rendang daging masing-masing 1 kilogram sebanyak 500 paket.
Bantuan ini, menurut Presiden Jokowi dalam sambutannya seusai meninjau kesiapan bantuan, adalah diplomasi kemanusiaan yang terus-menerus dilakukan oleh Indonesia. ”Kita harapkan apa yang kita kirimkan ini nanti dapat membantu saudara-saudara kita yang ada di sana,” kata Presiden.
Selain bantuan tahap pertama yang dikirim pada 11 Februari, bantuan tahap kedua sudah dikirim 13 Februari lalu. Di tahap kedua ini, pemerintah mengirimkan Emergency Medical Team (EMT) sebanyak 119 personel. Selain itu, dikirimkan juga obat-obatan, alat kesehatan darurat lapangan, beserta perlengkapan rumah sakit lapangan.
Tim EMT ini sudah mengobati sekitar 454 warga Turki yang terdampak gempa. Tim EMT akan terus bertugas. Namun, apabila Pemerintah Turki menghentikan operasi kesehatan menggunakan tenda, diperkirakan sebagian personel tim ini akan dibawa kembali ke Indonesia. ”Mungkin ada beberapa orang yang selama ini melaksanakan pelayanan kesehatannya di tenda, mungkin akan kita bawa kembali supaya tidak menjadi beban bagi satgas (di Turki),” ujar Suharyanto.
Untuk di Suriah, Pemerintah Indonesia tidak mengirimkan personel pencari korban gempa ataupun tim medis. Sebab, Pemerintah Suriah tidak menjamin keselamatan mereka. Karena itu, dua pesawat Garuda Indonesia yang membawa bantuan kemanusiaan hanya akan mengirimkan bantuan dan setelah 4 jam akan kembali ke Indonesia.
Pengiriman bantuan tahap ketiga tersebut diantar langsung oleh Muhadjir Effendy dan Suharyanto. Mereka sekaligus akan bertemu pemerintah setempat dan melihat hal-hal yang dibutuhkan untuk membantu korban terdampak gempa. Selain itu, mereka juga direncanakan meninjau Kota Hassa, Provinsi Haitay, Turki, lokasi rumah sakit lapangan Indonesia (EMT).
Menurut rencana, dari Turki, pesawat Garuda Indonesia akan menjemput 85 WNI terdampak gempa yang ingin pulang serta memulangkan dua jenazah WNI. Adapun pesawat dari Suriah akan menjemput 27 WNI terdampak gempa. WNI di Suriah ini, menurut Suharyanto, dalam kondisi selamat kendati mungkin mengalami trauma.
Gempa bumi bermagnitudo 7,8 mengguncang Turki dan Suriah pada 6 Februari 2023. Akibat gempa ini, setidaknya 40.000 orang meninggal di Turki dan sekitar 6.000 orang meninggal di Suriah.