Di bawah kedok latihan NATO pada Juni 2022, penyelam Angkatan Laut AS dengan bantuan dari Norwegia menanam bahan peledak di saluran Nord Stream. Peledakan dilakukan tiga bulan kemudian dari jarak jauh.
Oleh
FX LAKSANA AGUNG SAPUTRA
·4 menit baca
Pada Rabu (8/2/2023), muncul sebuah laporan investigasi jurnalistik berjudul ”How America Took Out the Nord Stream Pipeline”. Laporan yang diunggah di Substack itu terdiri atas 26.231 karakter. Jika dituangkan ke dalam dokumen Word, terdiri atas 16 halaman.
Adalah Seymour Hersh (85), wartawan investigasi dan penulis politik Amerika Serikat (AS) terkemuka dan dikenal kritis terhadap kebijakan Washington, penulisnya. Ia telah menyabet sederet penghargaan prestisius berkat kerja-kerja jurnalistiknya. Salah satunya adalah Pulitzer 1970 untuk laporan investigasinya pada Pembantaian My Lai di Perang Vietnam yang diterbitkan pada 1969.
Ia juga pernah meliput skandal Watergate dan mengungkap 3.500 pengeboman rahasia AS di Kamboja selama 14 bulan sejak Maret 1969. Pada 2004, dia melaporkan penganiayaan militer AS terhadap para tahanan di penjara Abu Ghraib di Irak.
Laporan investigasi Hersh terbaru menuding AS sebagai dalang di balik pengeboman jaringan Nord Stream pada 26 September 2022.
Laporan investigasi Hersh terbaru menuding AS sebagai dalang di balik pengeboman jaringan Nord Stream pada 26 September 2022. Nord Stream adalah jaringan pipa bawah laut yang menyalurkan gas dari Rusia ke Jerman dan sejumlah negara Eropa lainnya. Jaringan ini membentang di dasar Laut Baltik, dari Vyborg di Rusia menuju Lubmin, daerah dekat Greifswald di Jerman.
Gazprom, badan usaha milik negara Rusia, menguasai 51 persen sahamnya. Sisanya dipegang oleh empat perusahaan Barat sebagai mitra. Rusia adalah pemasok utama gas kebutuhan Eropa. Porsinya mencapai 40 persen dari total gas yang diimpor Benua Biru pada 2021.
Laporan Hersh menyebutkan, keputusan untuk mengebom jaringan pipa dibuat secara rahasia oleh Biden bersama para pembantunya. Tujuannya menghentikan kemampuan Moskwa menghasilkan miliaran dollar AS dari penjualan gas alam ke Eropa.
Washington juga menilai, Nord Stream memberi Rusia pengaruh politik yang besar atas Jerman dan Eropa Barat. Faktor ini dapat digunakan untuk melemahkan komitmen sekutu AS itu ke Ukraina setelah invasi Rusia.
Di bawah kedok latihan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) pada Juni 2022, penyelam Angkatan Laut AS dengan bantuan dari Norwegia menanam bahan peledak di saluran Nord Stream.
Mengutip satu sumber tanpa nama, Hersh menuduh bahwa gagasan itu muncul pertama kali pada Desember 2021 dalam diskusi di antara penasihat keamanan nasional utama Biden. Konteksnya adalah bagaimana respons AS jika Rusia menginvasi Ukraina.
Badan Pusat Intelijen AS (CIA) kemudian mengembangkan rencana tersebut. Di bawah kedok latihan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) pada Juni 2022, penyelam Angkatan Laut AS dengan bantuan dari Norwegia menanam bahan peledak di saluran Nord Stream. Peledakan dilakukan tiga bulan kemudian dari jarak jauh.
Gedung Putih membantah sepenuhnya laporan tersebut. Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih Adrienne Watson menyebut laporan Hersh sebagai ”benar-benar fiksi”. Juru Bicara CIA menyebut laporan itu ”sepenuhnya dan jelas-jelas salah”.
Secara terpisah, Kementerian Luar Negeri Norwegia menyatakan bahwa klaim bahwa Oslo mendukung operasi tersebut adalah tidak benar. ”Klaim-klaim itu salah,” kata Kementerian Luar Negeri Norwegia.
Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih Adrienne Watson menyebut laporan Hersh sebagai ”benar-benar fiksi”.
Sementara Kementerian Luar Negeri Rusia menyatakan, AS punya sejumlah pertanyaan yang harus dijawab terkait laporan Hersh. Ketua DPR Rusia Vyacheslav Volodin menyerukan agar laporan Hersh menjadi dasar investigasi internasional. ”AS juga harus membayar kompensasi kepada negara-negara yang terdampak serangan terorisme yang dilakukan Washington tersebut,” katanya.
Penyidik dari Swedia menyatakan, ledakan Nord Stream disebabkan sabotase. Namun, menariknya, mereka belum menyebutkan siapa yang bertanggung jawab. Ledakan terjadi di zona ekonomi eksklusif Swedia dan Denmark.
Di bagian akhir laporannya, Hersh menyinggung media-media arus utama Barat. Ia mengkritik bagaimana mereka menafikan sejumlah petunjuk yang mengarahkan pada terduga pelaku sabotase, yakni Gedung Putih.
Dua minggu sebelum invasi Rusia ke Ukraina, 24 Februari 2022, Biden mengatakan secara terbuka bahwa AS tidak akan mengizinkan pipa Nord Stream 2 beroperasi jika Rusia menyerang Ukraina. Saat ditanya oleh wartawan dalam konferensi pers bagaimana caranya, Biden menjawab, ”Saya berjanji, kami akan mampu menghentikannya.”
Petunjuk berikutnya adalah pernyataan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada konferensi pers, September 2022. Saat ditanya tentang konsekuensi dari krisis energi yang memburuk di Eropa Barat, Blinken menjawabnya sebagai momentum yang berpotensi bagus untuk AS.
Ini adalah kesempatan luar biasa untuk sekali dan untuk selamanya menghilangkan ketergantungan Eropa terhadap energi Rusia.
”Ini adalah kesempatan luar biasa untuk sekali dan untuk selamanya menghilangkan ketergantungan Eropa terhadap energi Rusia dan dengan demikian mengambil senjata energi dari Vladimir Putin sebagai sarana mengembangkan desain kekaisarannya,” kata Blinken.
Pada rapat dengar pendapat di depan Komite Hubungan Luar Negeri Senat per akhir Januari 2023, Wakil Menteri Luar Negeri AS Victoria Nuland menyampaikan rasa puas dengan matinya Nord Stream. ”Seperti Anda, saya, dan saya pikir juga pemerintahan (AS), sangat bersyukur bahwa Nord Stream 2 sekarang, sebagaimana yang Anda sampaikan, menjadi bongkahan metal di dasar laut,” katanya. (AFP/REUTERS/LAS)