Insiden Keamanan AS-China Bikin Pertemuan Blinken-Wang Yi Panas
AS dan China berupaya menjaga pintu komunikasi kedua negara tetap terbuka. Di sisi lain, pernyataan-pernyataan yang dilontarkan Blinken dan Wang menyiratkan adanya ketidakpercayaan di kedua pihak.
Oleh
MAHDI MUHAMMAD
·4 menit baca
PETER KNEFFEL/DPA VIA AP
Direktur Kantor Komisi Luar Negeri Komite Pusat Partai Komunis China Wang Yi tengah menyampaikan pandangannya di Konferensi Keamanan Munich, Sabtu (18/2/2023).
MUENCHEN, MINGGU — Persaingan dan gesekan antara Amerika Serikat dan China yang terus terjadi sepanjang beberapa waktu terakhir membuat pertemuan antara Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Direktur Kantor Komisi Luar Negeri Komite Pusat Partai Komunis China Wang Yi dinanti-nanti. Meski bersaing dan bergesekan, kedua pihak sepakat tetap membuka jalur komunikasi untuk mencegah kemungkinan terjadinya konflik terbuka di beberapa arena persaingan.
Pertemuan terbaru antara Blinken dan Wang terjadi di sela-sela Konferensi Keamanan Munich (Munich Security Conference/MSC), Sabtu (18/2/2023). Pertemuan informal yang berlangsung sekitar satu jam itu digambarkan oleh para pejabat yang ikut serta sebagai pertemuan yang panas, konfrontatif antara Blinken bersama delegasi AS dan Wang beserta delegasi China.
Pertemuan berlangsung beberapa jam setelah Wang, yang juga mantan Menlu China, mengkritik sikap dan reaksi Washington terhadap insiden balon udara China di atas wilayah udara mereka. Wang, dalam sesi diskusi terbuka, menyebut tindakan AS menembak jatuh balon udara menggunakan jet tempur sebagai tindakan histeris, melanggar norma dan konvensi internasional.
Dalam laporannya, The New York Times menyebut terjadi perbedaan pandangan yang tajam antara Wang dan Blinken. Wang menyebut AS telah membuat kerusakan besar dalam hubungan dengan China dan terserah bagaimana cara Gedung Putih mencari solusi atas hal itu.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken hadir di panel diskusi di Konferensi Keamanan Munich di Muenchen, Jerman, 18 Februari 2023.
Seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS, dalam pengarahan kepada media, menyebut, Blinken cukup blak-blakan dalam pertemuannya dengan Wang. Dalam pernyataan resmi, Deplu AS menggambarkan nada bicara Blinken sebagai keras dan tegas. Harapan AS bahwa Wang dan Pemerintah China meminta maaf atas insiden itu tidak terjadi.
Deplu AS juga menyebut, Blinken menekankan pentingnya menjaga dialog diplomatik dan membuka jalur komunikasi setiap saat. ”Kami tidak ingin konflik dengan China dan tidak mencari Perang Dingin baru,” kata Blinken.
Dalam pertemuan itu, Blinken juga memperingatkan China agar tidak memberi bantuan kepada Rusia menghadapi Ukraina untuk menghindari sanksi serta tindakan lain yang akan memiliki konsekuensi terhadap hubungan kedua negara yang sudah sangat panas. ”Saya memperingatkan China agar tidak memberikan dukungan material ke Rusia,” kata Blinken.
Dalam wawancara yang ditayangkan di stasiun televisi AS, NBC, pada Minggu pagi waktu AS, Blinken secara terbuka mengingatkan China, apabila benar-benar mengirimkan bantuan persenjataan bagi Rusia, konsekuensinya akan lebih berat. Dia menambahkan, Washington akan merilis lebih lanjut temuan mereka soal rencana China mengirimkan bantuan ke Rusia.
Kritik terbuka antara Beijing dan Washington semakin sering terjadi di arena internasional. Drama hubungan kedua negara sudah terjadi sejak Joe Biden dilantik sebagai presiden AS pada Januari 2021. Persaingan kedua negara yang semula tidak terlalu kasatmata kini semakin terlihat di berbagai kawasan di dunia.
AP/LARRY MAYER
Sebuah balon melayang di atas wilayah Billings, Montana, AS, 1 Februari 2023. Balon itu ditembak jatuh oleh jet tempur AS setelah dinyatakan bagian dari misi pengintaian China. Beijing membantah klaim tersebut.
Di Indo-Pasifik, misalnya, AS secara terbuka menggunakan Quad dan AUKUS sebagai aliansi militer kecil untuk membendung hegemoni China di wilayah selatan Asia dan Laut China Selatan. Di Taiwan, intensitas unjuk kemampuan militer China dan AS semakin tinggi setelah Nancy Pelosi, mantan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS, mengunjungi Taiwan pada tahun lalu. Kunjungan itu membuat berang Beijing yang kemudian meningkatkan intensitas kehadiran militer China di Selat Taiwan.
Yang terakhir, setelah insiden balon udara, rombongan kapal induk China dan AS, yaitu USS Nimitz dan Shandong, diduga berlayar nyaris berdekatan satu sama lain. Tidak jelas lokasi tempat kedua kapal induk itu nyaris bertemu. Akan tetapi, diketahui sebelumnya bahwa Shandong tengah berlatih di sekitar Laut China Selatan. Nimitz, berdasarkan keterangan Komando Operasi AS di Jepang, juga berlatih di Laut China Selatan (Kompas.id, 19 Februari 2023).
Sementara Wang menanggapi pernyataan Blinken dengan nada suara datar. Dikutip dari laman kantor berita Xinhua, Wang mendesak AS memperbaiki kesalahan-kesalahannya dan mengakui serta memperbaiki kerusakan yang terjadi dalam hubungan diplomatik kedua negara. Diplomat senior China itu menilai, insiden balon udara tersebut menghebohkan karena persepsi dan cara pandang AS yang salah terhadap China.
”China tidak akan pernah menerima ini (penembakan balon udara China) dan telah mengajukan protes keras ke AS. Ada banyak balon yang melayang di atas bumi setiap hari, apakah AS akan menembak jatuh semuanya?” kata Wang.
AFP PHOTO / US NAVY / PETTY OFFICER 3RD CLASS ELLIOT SCHAUDT
Arsip foto selebaran dari Angkatan Laut Amerika Serikat menunjukkan kapal induk USS Nimitz dan kapal penjelajah rudal berpemandu USS Phillipines Sea dalam formasi saat berlayar di Selat Hormuz, 18 September 2020.
Pertemuan informal antara Blinken dan Wang di Muenchen di satu sisi mendapat apresiasi. Beberapa pengamat membacanya sebagai upaya menjaga pintu komunikasi antara kedua negara tetap terbuka walau pandangan keduanya berseberangan dan dilontarkan dengan nada keras. Di sisi lain, pernyataan-pernyataan yang dilontarkan Blinken dan Wang menyiratkan adanya ketidakpercayaan di kedua pihak.
”Pertemuan Blinken dan Wang tidak akan mengubah fakta bahwa hubungan diplomatik kedua negara berada pada titik terendah. Jelas hampir tidak ada kepercayaan antara kedua belah pihak,” kata Craig Singleton, pakar China di Foundation for Defense of Democracies, Washington.
Pandangan serupa disampaikan Sun Chenghao, analis pada pusat Keamanan dan Strategi Internasional Universitas Tsinghua. Dikutip dari laman media China, Global Times, Sun mengatakan, pertemuan informal Blinken dan Wang bisa dipersepsikan sebagai upaya AS dan China untuk tetap menjaga hubungan dan komunikasi agar situasi dan stabilitas global tetap kondusif di tengah hubungan yang semakin panas.
Akan tetapi, menurut dia, jangan berharap kedua negara akan memiliki konsensus pada satu subyek tertentu. ”Jangan berharap tinggi pada mereka untuk mencapai konsensus pada subyek tertentu,” kata Sun. (AP/REUTERS)