RI Kirim Dua Gelombang Bantuan untuk Korban Gempa Turki-Suriah
Indonesia mengirim personel pencarian dan penyelamatan serta tenaga medis pertolongan pertama untuk membantu Turki dan Suriah yang dilanda gempa. Berikutnya, Indonesia juga akan mengirim bantuan logistik.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Letnan Jenderal TNI Suharyanto menghadap Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Jakarta, pada Selasa (14/2/2022). Pada kesempatan tersebut keduanya melaporkan dan meminta arahan pelaksanaan pemberian bantuan ke wilayah yang dilanda bencana alam gempa di Turki dan Suriah.
”Tadi kami laporkan kepada Bapak Presiden bahwa korban jiwa untuk yang meninggal, di Turki sudah mencapai 31.643 orang atau jiwa. Sementara yang di Suriah itu korban jiwa sudah mencapai 4.574 orang. Sedangkan (warga) yang dievakuasi itu sudah hampir mendekati 200.000 orang,” kata Muhadjir kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Selasa (14/2/2023).
Muhadjir menuturkan, warga negara Indonesia (WNI) yang meninggal di Turki hingga sekarang berjumlah 2 orang. Adapun WNI yang sudah dievakuasi sebanyak 123 orang dan saat ini ditempatkan di shelter (penampungan) Kedutaan Besar Republik Indonesia Ankara.
”Dalam kaitan bantuan dari pemerintah Republik Indonesia, sebagaimana dengan perintah dari Bapak Presiden yang diberikan kepada saya untuk mengoordinasikan itu, sudah kita berangkatkan dua gelombang atau kloter. Kloter pertama tanggal 11 Februari dan kemudian kloter kedua tanggal 13 Februari yang lalu,” katanya.
Pada kloter pertama Indonesia mengirim sebanyak 62 personel berikut perangkat dan peralatan pendukungnya. Selanjutnya, pada tanggal 13 Februari 2023 Indonesia mengirim 181 personel untuk melakukan tugas-tugas perbantuan di sana, terutama pertolongan pertama, yaitu pencarian dan penyelamatan, serta dan tenaga medis untuk pertolongan pertama.
”Terutama (yang) dibutuhkan dokter-dokter ortopedi, bedah ortopedi. Dan, pada berikutnya, nanti insyaallah setelah tim pertama ini ditarik, akan kita kirim tahap kedua, kemungkinan yaitu dokter-dokter yang khusus dan perawat, ahli kesehatan, yang menangani penyakit-penyakit menular,” ujar Muhadjir.
Berikutnya, Indonesia akan mengirim bantuan berupa logistik. Rencananya pada tanggal 20 Februari 2023 nanti akan diberangkatkan empat pesawat kargo untuk mengirim bahan pangan dan peralatan yang dibutuhkan, termasuk selimut, yang sesuai dengan permintaan dari pemerintah Turki dan pemerintah Suriah. Presiden Jokowi juga menyetujui nantinya akan ada bantuan tunai dalam bentuk non-material.
Sehubungan dengan WNI yang meninggal dunia akibat gempa, Muhadjir menuturkan, secara teknis dirinya belum mendapatkan informasi apakah jenazah harus dibawa ke Indonesia atau cukup dimakamkan di sana. Hal ini menjadi domain Kementerian Luar Negeri.
Saat ditanya apakah bakal ada santunan bagi WNI yang meninggal, Muhadjir menuturkan belum ada pembicaraan mengenainya.
”Untuk yang korban belum kita bicarakan, apakah itu perlu ada santunan dari Pemerintah Indonesia atau tidak. Nanti akan saya bicarakan dengan kementerian teknis, itu di bawah tanggung jawab dari Kemensos. Nanti saya akan konsultasi, akan saya sampaikan pada Bu Risma,” ujarnya.
Personel yang diberangkatkan dari Indonesia akan ditempatkan kira-kira satu bulan. “Kemudian akan dikirim tenaga pengganti yaitu dokter-dokter, perawat, dan ahli kesehatan yang berkaitan dengan penyakit-penyakit menular yang biasanya akan terjadi setelah sekitar 1 bulan kejadian bencana,” kata Muhadjir.
Adapun keberadaan penampungan yang dihuni 123 WNI, Muhadjir mengatakan letaknya cukup jauh dari pusat gempa. ”Saya rasa belum ada keputusan apakah dia harus kembali ke Indonesia atau tetap melanjutkan berada di Turki,” ujarnya.
Seperti diberitakan, dua gempa dangkal mengguncang Turki bagian selatan dan Suriah bagian utara pada Senin (6/2/2023) lalu. Presiden Jokowi lewat akun Twitter resminya menyampaikan belasungkawa mendalam kepada warga di Suriah dan Turki tersebut. ”Pikiran dan doa kami bersama para keluarga dan korban. Indonesia berdiri dalam solidaritas dengan rakyat Turki dan Suriah,” ujar Presiden.
Pada konferensi pers di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (7/2/2023) pekan lalu Presiden Jokowi menyampaikan, bantuan sedang disiapkan dan akan selekasnya dikirim. ”Ya, ini sedang disiapkan bantuannya oleh Menteri Luar Negeri, Kemenhan, dan juga oleh Kementerian Sosial. Baru disiapkan dan segera akan dikirim secepatnya,” katanya.