China Tolak Permintaan Sambungan Telepon dari Menteri Pertahanan AS
Insiden balon China di langit Amerika Serikat berikut penembakan atas obyek itu oleh jet tempur Pentagon memicu krisis diplomatik kedua negara. Bukan tidak mungkin, krisis masih bisa bereskalasi lagi.
Oleh
KRIS MADA
·3 menit baca
WASHINGTON, RABU — China kembali membatasi komunikasi antar-pemerintahan dengan Amerika Serikat. Insiden penembakan balon China oleh AS menjadi alasannya. Penembakan itu menghadirkan preseden baru soal penanganan perangkat mata-mata di wilayah udara.
Juru bicara Departemen Pertahanan AS, Brigadir Jenderal Pat Ryder, mengatakan, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin minta berkomunikasi melalui sambungan telepon dengan Menhan China Wei Fenghe pada 4 Februari 2023. Namun, permintaan itu ditolak.
Penembakan itu menghadirkan preseden baru soal penanganan perangkat mata-mata di wilayah udara.
”Setelah menembak jatuh balon China, Departemen Pertahanan meminta komunikasi aman antara Menteri Austin dan Menhan China Wei Fenghe. Namun, China menolak permintaan kami,” katanya, Selasa (7/2/2023) siang waktu Washington atau Rabu (8/2/2023) dini hari WIB.
Austin dan Wei terakhir kali bertemu di Kamboja pada November 2022. Pertemuan terjadi sebelum Presiden AS Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping bertemu di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Bali.
Rangkaian pertemuan di Indonesia dan Kamboja disebut sebagai upaya AS-China meredakan ketegangan setelah Ketua DPR AS Nancy Pelosi bertandang ke Taiwan. Lawatan itu membuat Beijing memutuskan hampir semua saluran komunikasi dan kerja sama dengan Washington.
Beijing-Washington sedang berusaha meredakan ketegangan mereka. Gara-gara balon, hubungan Beijing-Washington kembali menegang. Bahkan, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mendadak membatalkan lawatan ke China. Pembatalan diumumkan beberapa jam sebelum Blinken terbang menuju Beijing.
Terdeteksi masuk wilayah udara AS pada 2 Februari 2023, balon yang diklaim China sebagai alat penelitian cuaca itu ditembak jet tempur AS pada 4 Februari 2023. Penembakan dilakukan saat balon melayang di atas laut.
Gara-gara balon, hubungan Beijing-Washington kembali menegang.
Panglima Komando Operasi Pertahanan Udara Amerika Utara Jenderal Glen VanHerck mengatakan, sisa balon sudah diambil dari laut. Biro Investigasi Federal AS (FBI) dan penyidik Polisi Militer AL AS (NCIS) ikut memeriksa sisa balon tersebut.
Dari sisa yang dikumpulkan, bobot balon itu bisa mencapai ratusan kilogram. Karena itu, terlalu berbahaya jika balon tersebut ditembak lalu jatuh di daratan. Ada potensi kepingannya menimpa warga atau bangunan yang di dalamnya ada warga.
Preseden
Peneliti senior RAND, Derek Grossman, mengatakan, balon pemantau China sebenarnya sudah berulang kali terbang di atas AS. Sebelum ini, Washington membiarkan balon-balon itu bergerak sampai meninggalkan AS.
Penembakan itu menjadi preseden baru untuk penanganan benda yang diduga perangkat mata-mata negara lain. AS memberi contoh bahwa perangkat semacam itu bisa dihancurkan. AS juga menunjukkan setinggi apa suatu negara bisa mengklaim batas wilayah udaranya. ”Insiden ini memberi AS dan China kesempatan mengklaim kedaulatan sampai angkasa,” kata pakar China di Brookings Institute, Ryan Hass.
Berdasarkan versi AS, balon yang ditembak itu melayang di ketinggian 18 kilometer dari permukaan tanah. Pesawat-pesawat komersial biasanya terbang paling tinggi 12 km dari permukaan Bumi.
AS juga rutin mengerahkan perangkat mata-mata di atas China. Dengan penembakan balon itu, ia cemas perangkat mata-mata AS di atas China ditembak Beijing.
Grossman mengatakan, AS juga rutin mengerahkan perangkat mata-mata di atas China. Dengan penembakan balon itu, ia cemas perangkat mata-mata AS di atas China ditembak Beijing. Sebab, Beijing kini bisa berkilah meniru manuver AS. Penembakan perangkat mata-mata berpeluang semakin meningkatkan ketegangan AS-China.
Sekarang, peluang ikhtiar meredakan ketegangan di antara dua negara sudah menipis. Lawatan Blinken yang tujuan awalnya mencairkan kebekuan AS-China telah dibatalkan.
Bahkan, ada peluang ketegangan AS-China semakin meningkat lagi. Salah satu penyebabnya, Ketua DPR AS Kevin McCarthy disebut akan melawat ke Taiwan pada 2023. ”Kesempatan peredaan ketegangan mungkin sudah hilang selamanya,” kata Grossman. (AFP/REUTERS)