Lebih dari 100 Orang Tewas Akibat Gempa di Turki dan Suriah
Kawasan tersebut sering dilanda gempa besar. Tahun 1999, kawasan Duzce di Turki dilanda gempa magnitudo 7,4 dan menewaskan lebih dari 17.000 orang.
Oleh
FRANSISCA ROMANA
·3 menit baca
Ankara, Senin – Sedikitnya 76 orang tewas di Turki dan 50 orang tewas di Suriah akibat gempa dahsyat yang mengguncang daerah di perbatasan kedua negara, Senin (6/2/2023) pukul 04.17 waktu setempat. Jumlah korban diperkirakan bertambah banyak. Gempa dangkal dengan magnitudo 7,8 itu juga dirasakan hingga Siprus, Yunani, Mesir, dan Lebanon.
Hingga berita ini diturunkan, otoritas Turki menyebutkan 76 orang tewas dan 440 orang terluka akibat gempa tersebut. Otoritas Manajemen Bencana dan Kedaruratan Turki (AFAD) menyebut gempa bermagnitudo 7,4 dengan pusat di dekat Kahramanmaras dan kota Gaziantep, tak jauh dari perbatasan dengan Suriah. “Saya tidak pernah merasakan seperti ini selama 40 tahun hidup saya. Kami merasakan guncangan sangat kuat setidaknya tiga kali,” kata Erdem, penduduk kota Gaziantep, Turki, tak jauh dari pusat gempa.
Saksi mata menuturkan banyak bangunan rusak parah. Pejabat kota Diyarbakir, 350 kilometer sebelah timur ibu kota Ankara, mengatakan, 17 gedung ambruk. Pejabat lokal juga menyebut belasan bangunan di Sanliurfa dan 34 bangunan di Osmaniye rusak.
Para penyelamat dan penduduk berpacu dengan waktu untuk menyelamatkan korban selamat yang tertimbun reruntuhan bangunan. Orang-orang di jalan berteriak ke sisi seberang bangunan runtuh, memanggil-manggil korban yang kemungkinan selamat. Televisi TRT dan Haberturk menayangkan cuplikan orang-orang yang menggali di reruntuhan, menggeser-geser puing-puing, dan mencari korban selamat.
“Tugas utama kami saat ini untuk mencari dan menyelamatkan warga. Seluruh tim siaga,” kata Menteri Dalam Negeri Turki Suleyman Soylu. Ia meminta agar warga menjauhi reruntuhan bangunan karena risiko adanya gempa susulan.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan melalui Twitter mengatakan, tim pencari dan penyelamat segera dikerahkan ke area-area yang terdampak gempa. “Semoga kita bisa melalui bencana ini bersama sesegera mungkin dan dengan dampak sekecil mungkin,” katanya.
Di sisi Suriah, otoritas melaporkan setidaknya 50 orang tewas akibat gempa. Kantor berita nasional Suriah, SANA, melaporkan, lebih dari 200 orang terluka di wilayah Aleppo, Hama, dan Latakia setelah diguncang gempa. Wilayah yang dilanda gempa dikuasai kelompok oposisi dan dipenuhi sekitar 4 juta pengungsi Suriah yang melarikan diri dari perang saudara di negara itu.
Seorang dokter di kota Atmeh, Muheeb Qaddour, kepada kantor berita Associated Press menuturkan, setidaknya 11 orang tewas di kota itu dan masih banyak orang yang tertimbun reruntuhan bangunan. “Bisa jadi korban tewas ratusan orang,” katanya.
Kepala Pusat Gempa Nasional Suriah Raed Ahmed kepada radio propemerintah mengatatakan, dalam sejarah ini merupakan gempa terbesar yang tercatat di negara itu. Naci Gorur, pakar gempa dari Academy of Science Turki mendesak pihak berwenang untuk segera mengecek bendungan-bendungan di kawasan untuk menghindari potensi banjir bandang yang mematikan.
Warga Damaskus dan kota-kota di Lebanon seperti Beirut dan Tripoli berhamburan ke jalan dan menjauhi bangunan karena khawatir akan roboh. Kawasan tersebut sering dilanda gempa besar. Tahun 1999, kawasan Duzce di Turki dilanda gempa magnitudo 7,4 dan menewaskan lebih dari 17.000 orang, termasuk 1.000 orang di Istanbul. Ini gempa terparah yang melanda Turki dalam beberapa dekade.
Pada Januari 2020, gempa bermagnitudo 6,8 mengguncang Elazig dan menewaskan lebih dari 40 orang. Sementara pada Oktober 2020, gempa magnitudo 7,0 melanda pesisir Aegea menewaskan 114 orang dan melukai lebih dari 1.000 orang.
Para pakar telah lama memperingatkan bahwa gempa besar bisa merusak Istanbul. “Gempa kali ini mengguncang wilayah yang kami takutkan. Kerusakan parah di mana-mana,” kata Kerem Kinik, pemimpin lembaga Bulan Sabit Merah Turki. (AP/AFP/REUTERS)