Membawa ASEAN ke Kantong Warga
Mayoritas dari 53 paragraf pernyataan Ketua ACC dan AMM 2023 membahas kesejahteraan dan ekonomi. kesejahteraan sulit tercapai jika negara atau kawasan tidak stabil, tidak damai, dan tidak aman.
Segala hal tetap relevan selama bermanfaat dan benar-benar dirasakan kehadirannya. Relevan juga berarti harus sesuai dengan kondisi mutakhir dan siap untuk aneka hal di masa mendatang. Sebagai ketua bergilir tahun ini, Indonesia bertugas membawa ASEAN memenuhi semua itu.
Selama 55 tahun terakhir, ASEAN memang telah menghadirkan banyak kemudahan bagi warganya. Negara anggota ASEAN saling mengakui SIM masing-masing, bebas visa kunjungan ke hampir seluruh ASEAN, hingga kerja sama pendidikan adalah sebagian manfaat ASEAN.
Meski demikian, tetap saja ada pertanyaan manfaat dan relevansi ASEAN di masa kini dan masa mendatang. Dengan memilih “ASEAN Matters : Epicentrum of Growth” sebagai tema keketuaannya, Indonesia berusaha menjawab pertanyaan soal relevansi ASEAN. Indonesia juga berusaha menjawab secara praktis atas pertanyaan : Apakah ASEAN penting?
Baca juga Dinamika Kawasan Jadi Tantangan Pertumbuhan ASEAN
Ketika menerima para menteri luar negeri ASEAN, Jumat (3/2/2023), Presiden Joko Widodo menekankan pentingnya soal pertumbuhan. ASEAN perlu menjaga kedamaian, kestabilan, dan keamanan kawasan untuk menjadikan Asia Tenggara sebagai pusat pertumbuhan. Pertemuan itu dilakukan sebelum para menlu ASEAN menghadiri Dewan Koordinasi ASEAN (ACC) dan Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN (AMM) 2023.
Mayoritas dari 53 paragraf pernyataan Ketua ACC dan AMM 2023 membahas kesejahteraan dan ekonomi. Kemiskinan, pertumbuhan, lapangan kerja, hingga ekonomi kelautan menjadi sorotan dalam paragraf-paragraf itu. Tidak lupa, pernyataan itu juga membahas isu pekerja migran.
“Kami menggarisbawahi komitmen ASEAN menjadi organisasi yang sehat dan kokoh serta lincah, dilengkapi penguatan kapasitas dan kemangkusan kelembagaan untuk menanggapi tantangan agar tetap relevan dan penting bagi warganya, kawasan, dan dunia sembari tetap menjadi pusat pertumbuhan dan memanfaatkan kesempatan demi kesejahteraan warganya dan warga di luar kawasan,” demikian tercantum di pernyataan itu.
Sementara paragraf lain membahas isu keamanan, bencana, hingga geopolitik. Seperti berulang kali disampaikan Menlu RI Retno Marsudi, kesejahteraan sulit tercapai jika negara atau kawasan tidak stabil, tidak damai, dan tidak aman.
Tantangan
Pesan Presiden dan pernyataan Ketua AMM-ACC mengindikasikan tujuan dan tantangan dalam mewujudkan hasrat ASEAN. Perhimpunan itu mau pertumbuhannya bermanfaat bagi warganya dan warga luar kawasan.
Seperti disampaikan Presiden, perwujudan kesejahteraan dan pertumbuhan membutuhkan keamanan, kestabilan, dan kedamaian kawasan. Kehadiran pangkalan dan aneka aset militer Amerika Serikat dan China di kawasan menjadi tantangan untuk menjaga kedamaian, kestabilan, dan keamanan kawasan.
Secara internal, ASEAN juga masih dihadapkan pada persoalan Myanmar. Krisis di Myanmar memicu gelombang pengungsi, dan tentu saja kekerasan.
Baca juga Mengakselerasi Perekonomian Negara-negara Anggota ASEAN
Tantangan lain adalah sejumlah lembaga, termasuk Dana Moneter Internasional (IMF), memproyeksi pertumbuhan ASEAN akan melambat pada 2023. Ekonom senior Goldman Sachs wilayah Asia Pasifik Andrew Tilton mengatakan, perlambatan ekonomi global dan kenaikan suku bunga jadi faktor utama perlambatan ASEAN.
Negara-negara yang mengandalkan ekspor-impor paling terdampak. Sementara negara yang mengandalkan perekonomian domestik, seperti Indonesia dan Filipina, tidak terlalu terdampak. Kesimpulan serupa diungkap antara lain oleh S&P Global dan lembaga konsultansi bisnis Dezan Shira& Associates.
Karena mengandalkan bahan mentah, menurut Tilton, Indonesia akan kesulitan menaikkan pendapatan dari ekspor. Sebab, harga komoditas cenderung stabil pada 2023. Berbeda dengan 2021 dan 2022 kala harga aneka komoditas melonjak.
Mengacu pada data Bank Dunia, Indonesia dan Filipina menempati peringkat terendah soal kontribusi ekspor dalam produk domestik bruto (PDB). Indonesia 21 persen, Filipina 28 persen. Singapura dan Vietnam menempati posisi teratas soal kontribusi ekspor pada PDB. Singapura sebagai perantara, Vietnam sebagai basis produksi.
Perdagangan Kawasan
Dampak perlambatan global bisa direndam seandainya sesama ASEAN saling menunjang. Sayangnya, struktur ekonomi dan pola perdagangan masing-masing anggota membuat anggota ASEAN kesulitan mengandalkan anggota lainnya sebagai mitra dagang utama.
ASEAN mencatat, hanya 23 persen perdagangan dan 15 persen investasi dihasilkan dari kegiatan antaranggotanya. Sisanya dihasilkan dari interaksi anggota ASEAN dengan negara di luar kawasan. Bank Dunia dan UNCTAD juga menunjukkan data senada.
Alih-alih sesama negara ASEAN, mitra dagang terbesar Indonesia justru AS dan China. Kecuali di antara Malaysia-Singapura, tidak ada anggota ASEAN menjadikan anggota ASEAN lain sebagai tiga mitra dagang terpentingnya.
Pola perdagangan ASEAN memang berbeda dengan Uni Eropa atau Amerika Utara dan Amerika Tengah. Di kawasan lain, tetangga atau kawasannya menjadi mitra dagang utama. Karena itu, pertumbuhan ASEAN masih bergantung pada faktor di luar kawasan. Jika kawasan tujuan ekspor melambat, maka perekonomian ASEAN juga terimbas.
Baca juga Bahas Laut China Selatan, Menlu ASEAN Cari Strategi Baru Berunding dengan China
Rendahnya perdagangan antaranggota ASEAN menunjukkan rendahnya keterkaitan perekonomian satu sama lain. Jika ASEAN adalah keluarga, maka ASEAN jenis keluarga yang setiap anggotanya sibuk dengan urusan masing-masing dan tidak saling memanfaatkan potensi untuk kuat bersama.
Akses Pasar
ASEAN juga mencatat masing-masing anggotanya bersaing menjadi paling menarik untuk digandeng mitra dari luar kawasan. Dalam catatan Dezan Shira& Associates, Vietnam menjadi negara paling agresif di kawasan untuk membuka akses pasar ke berbagai negara.
Hal itu membuat produk buatan Vietnam bisa mendapat harga kompetitif di berbagai negara. Perjanjian dagang memang menghapuskan aneka hambatan tarif dan non tarif sehingga biaya produksi, distribusi, dan pengiriman produk ekspor bisa ditekan.
Dengan bekal itu, Vietnam menjadi pilihan berbagai perusahaan sebagai basis produksi. Sebab, produk mereka tidak akan mendapatkan aneka hambatan ke berbagai pasar.Risikonya, memang Vietnam harus memberi asing akses luas pada perekonomian domestiknya. Hanoi diminta tidak melarang investasi pada berbagai bidang. Kondisi itu membuat investor berbagai negara memandang Vietnam sebagai lokasi investasi yang menarik.
Imbalannya, produk nasional bruto (PNB) per kapita berdasarkan daya beli Vietnam tumbuh 65 persen pada 2010-2021. Di periode yang sama, PNB per kapita berdasarkan daya beli Indonesia hanya tumbuh 44 persen. Di berbagai negara, peningkatan PNB per kapita berdasarkan daya beli menjadi salah satu tolok ukur kenaikan kesejahteraan.
Ukuran lain adalah tingkat pengangguran. Sejak 2010 hingga 2021, pengganguran penduduk usia produktif Vietnam tidak pernah lebih dari 2 persen. Di periode sama untuk kelompok penduduk sama di Indonesia, angka terendahnya 3,6 persen.
Lapangan kerja tersedia di Vietnam antara lain karena industrinya berkembang luas. Skala industri juga membuat Vietnam lebih banyak mengekspor produk jadi dibandingkan bahan mentah atau produk setengah jadi seperti dilakukan Indonesia.
Baca juga Permanenkan Utusan Khusus ASEAN untuk Myanmar
Menlu Retno memang berulang kali mengatakan, semakin banyak orang lupa pentingnya kedamaian, keamanan, dan kestabilan bagi kesejahteraan. Walakin, bagi banyak orang, ukuran kesejahteraan antara lain ketersediaan lowongan kerja dan tingkat upah. Agar tetap dianggap relevan oleh warganya, ASEAN perlu fokus menyediakan itu. ASEAN akan dianggap berguna jika warga tahu berbagai upaya ASEAN bisa membuat kantong mereka lebih tebal. (AFP/REUTERS)