AS Tembak Jatuh Balon China
Setelah sepekan terbang melintasi wilayah udara Amerika Serikat, balon pengintai milik China ditembak jatuh. China yang mengaku itu bukan balon mata-mata keberatan dan menentang AS yang menembak jatuh pesawatnya.

Balon besar milik China melayang di atas area Kingstown, NC, Amerika Serikat, hendak ditembak jatuh Amerika Serikat. Amerika Serikat mengatakan itu adalah balon mata-mata China yang bergerak ke timur di atas Amerika pada ketinggian sekitar 60.000 kaki (18.600 meter), tetapi China bersikeras balon itu hanyalah pesawat sipil yang digunakan untuk penelitian meteorologi dan nyasar keluar jalur karena angin.
WASHINGTON, MINGGU — Militer Amerika Serikat akhirnya menembak jatuh balon mata-mata milik China di lepas pantai Carolina, AS, atas perintah Presiden Joe Biden. Segera setelah balon raksasa seukuran tiga bus sekolah itu ditembak jatuh, Kementerian Luar Negeri China menyatakan keberatannya dan menentang penggunaan kekuatan AS untuk menyerang pesawatnya.
Sebenarnya Biden sudah meminta balon itu dijatuhkan sejak Rabu lalu. Namun, militer menyarankan waktu terbaik untuk melakukannya adalah ketika balon itu melayang di atas permukaan air, entah laut, sungai, atau danau.
Menembak jatuh balon itu di darat dari ketinggian 60.000 kaki atau 18.600 meter akan menimbulkan risiko bagi masyarakat yang tinggal di bawahnya. Balon mata-mata China ini menimbulkan persoalan baru lagi dalam hubungan AS dan China yang senantiasa tegang karena berbagai urusan selama bertahun-tahun.
”Mereka berhasil menembak jatuh balon itu. Terima kasih kepada penerbang kami yang sudah melakukannya,” kata Biden setelah turun dari pesawat Air Force One menuju ke Kamp David atau tempat peristirahatan presiden AS di Taman Gunung Catoctin di Maryland, AS, Minggu (5/2/2023) waktu setempat.
Baca juga: Balon, Perangkat Mata-mata dan Serangan Udara sejak Dulu Kala
Balon putih raksasa itu terlihat melayang di atas Carolina dan mendekati pantai Atlantik, Sabtu pagi. Beberapa pesawat tempur dan pesawat pengisian bahan bakar dikerahkan dalam misi itu. Namun, hanya satu pesawat jet tempur F-22 dari Pangkalan Angkatan Udara Langley di Virginia yang menembakkan rudalnya dengan rudal supersonik AIM-9X, rudal pencari panas dan dari udara ke udara.
Pesawat jet tempur F-22 menembakkan rudal ke arah balon dan tepat mengenai sasaran saat berada sekitar 6 mil laut lepas pantai dekat Pantai Myrtle, Carolina Selatan. Sebelum balon itu ditembakkan, Pemerintah AS memerintahkan agar seluruh penerbangan komersial yang terbang di wilayah itu untuk menghentikan operasional sementara, terutama pesawat yang datang dari tiga bandara regional, yakni Wilmington, Myrtle Beach, dan Charleston. Kini, penerbangan sudah normal kembali.

Presiden Amerika Serikat Joe Biden memberi keterangan kepada wartawan setelah tiba di Bandar Udara Regional Hagerstown di Maryland, AS, Sabtu (4/2/2023).
Ashlyn Preaux (33), warga Forestbrook, Carolina Selatan, sedang keluar dari rumah untuk mengambil surat di kotak suratnya ketika ia melihat tetangganya mendongak ke atas. Ternyata, si tetangga melihat balon di langit biru cerah tanpa awan. Kemudia ia melihat ada pesawat jet tempur yang berputar-putar di sekitarnya dan menembak balon itu. ”Saya tidak menduga akan bangun pagi ini dan melihat aksi seperti di film Top Gun,” ujarnya.
Serpihan dan puing-puing dari balon itu jatuh ke permukaan air dan tersebar di area sekitar 7 mil. Sejumlah kapal dikerahkan untuk mengumpulkan puing-puingnya. Para pejabat pertahanan dan militer AS mengatakan, balon itu memasuki zona pertahanan udara AS di utara Kepulauan Aleutian pada 28 Januari lalu dan bergerak melintasi daratan Alaska kemudian ke wilayah udara Kanada.
Saya tidak menduga akan bangun pagi ini dan melihat aksi seperti di film Top Gun.
Balon itu kembali menyeberang ke wilayah AS melalui Idaho utara, Selasa. Balon itu juga melintasi Pangkalan Angkatan Udara Malmstrom yang menjadi tempat penyimpanan rudal nuklir. Selama terbang di wilayah AS, militer mengumpulkan informasi dan menganalisis bagaimana balon itu bergerak dan apa yang mampu dilihatnya. Akhirnya disimpulkan teknologi yang disematkan pada balon itu tidak memberikan informasi intelijen yang signifikan kepada China melebihi apa yang sudah bisa didapatnya dari satelit.
Partai Republik mengkritik respons Biden terhadap balon China ini. ”Mengizinkan balon mata-mata dari Partai Komunis China untuk melakukan perjalanan melintasi seluruh Benua Amerika sebelum menentang kehadirannya adalah proyeksi kelemahan Gedung Putih,” kata Senator dari Mississippi yang berada di Komite Angkatan Bersenjata di Senat AS, Roger Wicker.
Baca juga: Washington Putuskan Tidak Tembak Balon Mata-mata yang Diduga Milik China
Partai Republik akan meminta pertanggungjawaban Biden mengenai keputusan membiarkan balon itu selama berhari-hari terbang bebas di AS. ”Jelas pemerintahan Biden berharap bisa menyembunyikan kegagalan keamanan nasional ini dari kongres dan rakyat,” kata perwakilan AS, Mike Rogers, seorang Republikan yang memimpin Komite Angkatan Bersenjata di DPR AS.
Mantan Presiden AS Donald Trump, saingan potensial Biden dalam pemilu 2024, juga menyerukan agar balonnya ditembak jatuh. Ia berusaha menggambarkan dirinya lebih kuat dari Biden terkait isu China. Hubungan AS dengan China kemungkinan akan menjadi tema utama dalam pemilihan presiden AS pada 2024.

Foto yang diambil dari kamera video ponsel milik Haley Walsh di Pantai Myrtle, Carolina Selatan, Amerika Serikat, ini menunjukkan balon pengintai China setelah ditembak jatuh pesawat militer AS, Jumat (4/2/2023).
Sejak awal pemerintahan Biden sudah menyebutkan balon itu jelas melanggar kedaulatan AS. Namun, tampaknya para pejabat AS meremehkan dampak balon itu terhadap keamanan nasional AS.
China sudah mengakui balon udara itu milik mereka dan sudah menyatakan penyesalannya karena pesawat yang digunakan untuk keperluan meteorologi sipil dan tujuan ilmiah itu tersesat sampai ke wilayah udara AS. Kementerian Luar Negeri China, Sabtu, menegaskan penerbangan pesawat itu di atas AS adalah kecelakaan force majeure dan berbalik menuduh politisi dan media AS mengambil keuntungan dari situasi itu untuk mendiskreditkan China.
China sudah mengakui balon udara itu milik mereka dan sudah menyatakan penyesalannya karena pesawat yang digunakan untuk keperluan meteorologi sipil dan tujuan ilmiah itu tersesat sampai ke wilayah udara AS.
Namun, Pentagon tetap meyakini balon ini merupakan bagian dari armada balon mata-mata China. Balon itu membawa peralatan sensor dan peralatan pengawasan serta bisa bermanuver sehingga bisa mengubah arah terbangnya. Karena balon terbang di daerah sensitif Montana, lokasi hulu ledak nuklir disimpan, militer mengambil tindakan untuk mencegahnya mengumpulkan intelijen.
Pentagon juga menyebutkan bahwa ada balon China lain yang juga terbang di atas Amerika Latin. ”Selama beberapa tahun terakhir, balon China telah terlihat di negara-negara di lima benua, termasuk di Asia Timur, Asia Selatan, dan Eropa,” kata seorang pejabat AS. Tidak ada tanggapan dari China soal balon kedua itu.

Presiden Amerika Serikat Joe Biden memberi keterangan kepada wartawan setelah tiba di Bandar Udara Regional Hagerstown di Maryland, AS, Sabtu (4/2/2023).
Balon mata-mata bukan hal baru dan sudah digunakan sejak lama. Cara ini lebih banyak digunakan dalam Perang Dunia II. Selama PD II, Jepang sudah meluncurkan ribuan balon hidrogen yang membawa bom dan ratusan untuk dijatuhkan di AS dan Kanada.
Sebagian besar tidak efektif, tetapi ada satu yang mematikan. Pada Mei 1945, enam warga sipil tewas ketika mereka menemukan salah satu balon yang jatuh di Oregon dan meledak.
AS mulai menggunakan rangkaian balon dan sensor raksasa yang dirangkai dan direntangkan lebih dari 600 kaki sebagai bagian dari upaya awal untuk mendeteksi peluncuran rudal Soviet setelah PD II.
Menurut dokumen dan studi penelitian militer, AS mulai menggunakan rangkaian balon dan sensor raksasa yang dirangkai dan direntangkan lebih dari 600 kaki sebagai bagian dari upaya awal untuk mendeteksi peluncuran rudal Soviet setelah PD II. Mereka menyebutnya Proyek Mogul.
Salah satu balon mendarat darurat di Roswell Army Airfield pada 1947 dan personel Angkatan Udara yang tidak mengetahui program itu menemukan puing-puingnya. Peralatan eksperimental yang tidak biasa membuatnya sulit untuk diidentifikasi dan meninggalkan pertanyaan tidak terjawab yang dari waktu ke waktu. Bahkan, penggemar dunia UFO menganggapnya itu bagian dari peninggalan alien atau mahhluk asing. (REUTERS/AP)