Timor Leste Semakin Dekat Jadi Anggota Penuh ASEAN
Untuk pertama kali Timor Leste mendapat kursi dan hadir dalam pertemuan tingkat menteri luar negeri ASEAN. ASEAN telah memutuskan secara prinsip Timor Leste diterima sebagai anggota ke-11 ASEAN.
Oleh
KRIS MADA, LARASWATI ARIADNE ANWAR
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Timor Leste semakin dekat untuk menjadi anggota penuh Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara atau ASEAN. Mulai Jumat (3/2/2023), Dili telah mengikuti pertemuan internal ASEAN di Jakarta. Sementara Myanmar tetap tidak diperbolehkan mengirim pejabat setaraf atau lebih tinggi dari menteri yang mengikuti kegiatan ASEAN.
Menteri Luar Negeri Timor Leste Adaljiza Magno mengikuti pertemuan Dewan Koordinasi ASEAN (ACC) di Jakarta. ”Saya ingin mengingatkan bahwa para pemimpin ASEAN di Phnom Penh, November lalu, secara prinsip setuju menerima Timor Leste sebagai anggota ke-11 dan mengizinkan ikut dalam semua pertemuan ASEAN, termasuk ACC Summit,” kata Menlu RI Retno LP Marsudi yang memimpin sidang ACC di Kompleks Sekretariat Jenderal ASEAN, Jakarta.
”Para anggota sidang yang terhormat, karena itu, untuk pertama kalinya hari ini kita menyambut partisipasi Menteri Luar Negeri Timor Leste,” kata Retno.
Karena Indonesia menjadi Ketua ASEAN 2023, Retno menjadi pemimpin pertemuan Dewan Koordinasi ASEAN itu. Retno menyebut Dili hadir di ACC dalam kapasitas sebagai pemantau. ACC akan membahas tahapan menuju keanggotaan penuh Timor Leste di ASEAN.
ACC bertugas mengawasi penerapan dokumen dan kesepakatan yang disahkan para pemimpin ASEAN. Dalam pertemuan itu, sejumlah komite ASEAN melaporkan perkembangan pelaksanaan misi dan mandat mereka kepada ACC. Dewan itu juga menjadi pemeriksa akhir aneka dokumen yang akan disahkan oleh para pemimpin ASEAN.
Magno menjadi satu-satunya menlu dari negara bukan anggota ASEAN dalam pertemuan tersebut. ACC memang hanya diikuti oleh para menlu ASEAN. ”Suatu kehormatan bagi saya terlibat untuk pertama kali dalam peristiwa bersejarah ini,” ujar Magno.
Momen penting
Magno menyebut kehadiran di ACC sebagai batu penjuru penting keanggotaan Timor Leste di ASEAN. ”Kami semakin mendekati perwujudan mimpi berbagi visi bersama ASEAN,” katanya.
Upaya Dili menjadi anggota ASEAN diakui Magno sebagai hal menantang. Meski demikian, Dili meyakini upaya itu bisa dilakukan. ”Kami mengandalkan dukungan Anda dalam perjalanan panjang ini,” ujar Magno.
Magno mengatakan, Dili senantiasa mendukung ASEAN sebagai pusat penggerak di kawasan. Timor Leste juga mendukung tema keketuaan Indonesia di ASEAN tahun ini, yakni menjadikan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan.
Menjadi anggota ASEAN penting bagi Dili. Sebab, Timor Leste menyadari tidak mungkin hidup sendirian di kawasan. Presiden Timor Leste Ramos Horta telah menyampaikan, tidak ada negara bisa terbebas dari dampak dinamika kawasan. Karena itu, setiap negara perlu memanfaatkan kawasan dan mendapatkan keuntungan dari kawasan.
”Kami bersyukur terlibat sebagai pemantau dalam pertemuan Menlu ASEAN ini. Kami tidak sabar mendapatkan panduan jelas bagi kami untuk melangkah lebih jauh,” ujar Magno.
Myanmar
Dengan kehadiran Magno, ACC tetap diikuti 10 menlu. Seperti sejak 2021, tidak ada pejabat setaraf menteri dari Myanmar boleh ikut pertemuan ASEAN. Myanmar hanya boleh mengirimkan pejabat setara direktur jenderal dalam rangkaian pertemuan ASEAN.
Di ACC kali ini, Myanmar sama sekali tidak mengirimkan utusan. Di laman ASEAN, pemimpin sipil Myanmar Aung San Suu Kyi tetap ditulis sebagai Wakil Myamnar di ACC. Padahal, sejak kudeta 1 Februari 2021, Suu Kyi dipenjara junta.
Hingga dua tahun sejak kudeta, tidak ada tanda junta militer Myanmar akan memulihkan lagi demokrasi di kawasan. Junta malah kembali menunda pemilu.
ASEAN dan sejumlah mitranya menegaskan, pemilu yang diselenggarakan junta sulit diakui. Bahkan, Amerika Serikat menjatuhkan sanksi kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) Myanmar. Sanksi diberikan karena KPU Myanmar membantu junta mempersiapkan pemilu yang dinilai tidak akan jujur, adil, dan bebas. Pemilu juga tidak melibatkan semua komponen di Myanmar.