Hati-hati Makan di Restoran Sushi dengan Ban Berjalan
Warganet Jepang dihebohkan dengan aksi remaja iseng yang jorok menjilat botol kecap dan sendok bubuk teh hijau di restoran sushi dengan ban berjalan di Jepang. Akibat ulahnya ini, saham restoran anjlok.

GIFU
Gara-gara ada pelanggan berusia remaja yang iseng menjilat ujung botol kecap, pinggiran cangkir teh, dan sendok di dalam wadah bubuk teh hijau, saham perusahaan restoran sushi yang memiliki 500 cabang di Jepang, Sushiro, anjlok, Selasa (31/1/2023). Bukan hanya itu. Restoran berkonsep kaitenzushi atau sushi yang disajikan dengan ban berjalan itu harus mengganti semua peralatan makan dan peralatan keperluan sushi.
Video perbuatan iseng dan jorok yang diunggah di Twitter itu memancing kemarahan warganet karena Jepang selama ini dikenal sebagai negara dengan standar kebersihan sangat tinggi. Warganet menyebut aksi remaja yang jorok itu sebagai ”terorisme sushi”. Sebab, botol kecap dan sendok yang dijilat itu botol kecap dan sendok wadah bubuk teh hijau yang dipakai bersama.
Baca juga : Derita Merpati di Manhattan, Korban Pesta Pengumuman Jenis Kelamin Bayi
Cangkir teh yang bagian pinggirnya dijilat itu juga tidak dia pakai, tetapi dia kembalikan ke rak tempat tumpukan gelas bersih. Video ini menjadi viral di Twitter dan Tiktok dalam beberapa hari terakhir. Ada dugaan video itu sudah berusia beberapa minggu dan bahkan beberapa tahun.
Video menjilat botol kecap dan pinggiran cangkir teh di restoran Sushiro cabang kota Gifu itu sudah dilihat hampir 40 juta kali di Twitter. Dalam video itu juga terlihat si remaja menjilat jarinya lalu menyentuh sepotong sushi yang sedang melintas di depannya. Sushi itu tidak dia ambil.
Sushiro merupakan restoran yang populer di Jepang dan jaringan restoran ini berhasil meraih penjualan nomor satu di Jepang selama delapan tahun berturut-turut. Restoran itu terkenal karena menawarkan sushi dengan harga yang terjangkau dan menjamin kesegaran dan kemewahan sushi.
Meskipun aksi jorok itu tidak terjadi di semua restoran sushi, insiden itu sudah membuat publik Jepang gempar. ”Ini menjijikkan,” tulis salah seorang pengguna Twitter di Jepang. Ada juga yang menimpali dengan komentar, ”Saya tidak bisa pergi ke restoran sushi yang memakai ban berjalan lagi.”
Baca juga : Godaan Kelucuan Anak Anjing di Kelas Yoga bersama Anak Anjing
Dalam pernyataannya, Sushiro mengatakan remaja yang ada dalam video viral itu sudah meminta maaf ditemani orangtuanya. Meski demikian, perusahaan tetap mengajukan pengaduan resmi ke polisi. ”Sebagai perusahaan, kami akan terus menanggapi dengan tegas kasus pidana ataupun perdata,” sebut pernyataan itu.
Semua botol kecap di restoran itu sudah diganti dan semua cangkir sudah dibersihkan. Mereka juga mengumumkan kebijakan restoran yang baru, yakni pelanggan sekarang harus membawa peralatan dan bumbu ke meja mereka masing-masing dari tempat penyajian. Pelanggan juga bisa meminta peralatan makan yang sudah didisinfeksi.
Kantor berita Jepang, Jiji, menyebutkan, ada dua restoran lain yang juga pernah menjadi korban keisengan yang jorok, yakni Hama-sushi dan Kura Sushi. Keduanya berencana akan mengambil tindakan hukum. Kini mereka memasang kamera di atas ban berjalan untuk memantau setiap pelanggan.
Baca juga : Harap Waspada, Ada Harimau Berkeliaran di Jalan-jalan di Johannesburg
Gelombang dukungan bagi perusahaan-perusahaan yang menjadi korban keisengan ini menguat. Banyak yang mengunggah cuitan dukungan mereka dengan memakai tagar #saveSushiro. ”Saya selalu ingin pergi ke Sushiro, tapi belum bisa karena selalu ramai. Tetapi, mereka sekarang sedang dalam masa yang terburuk. Saya akan ke sana,” cuit penyanyi Jepang, Yuya Tegoshi.
Presiden Sushiro Kohei Nii mengaku terharu dengan banyaknya dukungan dari masyarakat. ”Saya sangat bersyukur ada banyak dukungan dari pelanggan,” tulisnya. (AFP)