Akar Kengerian Tanpa Henti akibat Teror di Pakistan
South Asia Terrorism Portal mencatat 16.023 serangan teror di Pakistan sejak Maret 2020 sampai 29 Januari 2023. Tetap belum ada tanda teror akan mereda.

Aparat keamanan memeriksa lokasi serangan bom bunuh diri di sebuah masjid di kompleks kepolisian di Peshawar, Pakistan, 30 Januari 2023. Sedikitnya 100 orang tewas dalam insiden tersebut.
Telah menewaskan setidaknya 66.000 orang dalam 22 tahun terakhir, belum ada tanda teror akan mereda di Pakistan. Saat evakuasi korban serangan bom bunuh diri pada Senin (30/1/2023) sedang berlangsung di Peshawar, belasan milisi menembaki pos polisi di Mianwali pada Selasa (31/1/2023).
Serangan di Peshawar dan Mianwali sama-sama terkait dengan Tehreek-e-Taliban Pakistan (TPP). Dalam pernyataan pada Selasa siang, para polisi muda di Khyber Pakhtunkhwa mengancam mengundurkan diri. Ancaman akan diwujudkan jika otoritas setempat tidak serius menyelidiki serangan di masjid dalam asrama polisi di Peshawar pada Senin siang.
Gubernur Khyber Pakhtunkhwa Ghulam Ali mengatakan, penyelidik masih mencari tahu mengapa pelaku bisa sampai masuk masjid itu. ”(Kami) Kecolongan dalam keamanan,” katanya, sebagaimana dikutip Al Jazeera.
Baca juga: Korban Bom Bunuh Diri di Peshawar Tembus 100 Orang, Pakistan Akui Kecolongan
South Asia Terrorism Portal mencatat 16.023 serangan teror di Pakistan sejak Maret 2020 sampai 29 Januari 2023. Serangan di Peshawar dan Mianwali belum termasuk daftar itu. Dalam 22 tahun terakhir, aparat Pakistan telah menangkap setidaknya 70.000 orang yang dituding terlibat kelompok teror. Walakin, tetap belum ada tanda teror akan mereda.
Kelompok dan ideologi
Kalau tidak oleh TPP, serangan dilancarkan juga oleh Islamic State in Khorasan (ISIS-K) dan Lashkar-e-Taiba (LeT). Selain itu, ada pula Jamaat-ul-Ahrar (JuA) yang merupakan sempalan dari TPP. Sementara di Kashmir sisi Pakistan ada Jaish-e-Mohammad (JeM). Meski berbeda-beda, mereka punya kesamaan: kelompok sunni yang punya tafsiran keras soal hukum Islam.
Direktur Pakistan Institute for Conflict and Security Studies Abdullah Khan menyebut TPP sudah bersumpah setia kepada Taliban. Meski demikian, TPP dan kelompok sempalannya punya agenda terpisah dari Taliban. ”Saya khawatir kekerasan akan makin meningkat,” katanya.

Polisi memeriksa dokumen seorang kurir di pos pemeriksaan di luar jalan raya di Islamabad, Pakistan, 31 Januari 2023. Keamanan diperketat setelah serangan bom bunuh diri di sebuah masjid di kompleks kepolisian di Peshawar yang menewaskan sekitar 100 orang.
Pimpinan dan anggota kelompok-kelompok itu dikenal sebagai penganut aliran deobandi yang berkembang pesat di Pakistan dan sebagian Afghanistan. Dibandingkan wahabi di Arab Saudi, deobandi jauh lebih keras. Taliban, terutama faksi Haqqani, mengikuti deobandi.
Aliran itu mulai berkembang dalam kompleks Madrasah Darul Ulum di Deoband, India, pada pertengahan abad ke-19. Peneliti politik India, Luv Puri, menyebut bahwa deobandi dikembangkan dengan semangat dasar membangkitkan lagi kejayaan Islam di era Mughal.
Kepala Darul Ulum Deobandi, Arshad Maulani, mengakui banyak pemimpin milisi TPP hingga Taliban dekat dengan ajaran Deobandi. Walakin, mereka tidak pernah belajar langsung ke Darul Ulum Deoband. Mereka didikan alumni Darul Ulum yang membuat berbagai sekolah di Pakistan dan Afghanistan.
Baca juga: Korban Tewas akibat Serangan Bom di Pakistan Terus Bertambah
Peneliti keamanan pada Tony Blair Institute for Global Change, Soumya Awasthi, menyebut bahwa deobandi Pakistan-Afghanistan masa kini mencampurkan versi terkeras deobandi dan wahabi. Percampuran itu terutama terjadi di masa pemerintahan mantan Presiden Zia Ul-Haq.
Kecemasan atas dominasi India yang mayoritas Hindu membuat Zia Ul-Haq meyakini Islamisasi sebagai cara terbaik menguatkan Pakistan. Dalam The Making of Terrorism in Pakistan: Historical and social roots of extremism, Eamon Murphy menulis, angan diktator Pakistan itu mendapat dukungan penuh dari Arab Saudi. Riyadh mengucurkan miliaran dollar AS ke Islamabad.
Sebenarnya, dana itu tidak hanya untuk Pakistan. Arab Saudi juga mau dana itu dipakai untuk membantu milisi Afghanistan yang berusaha mengusir pasukan Uni Soviet. Badan intelijen Arab Saudi, General Intelligence Department (GID), segera akrab dengan badan intelijen Pakistan, ISI, oleh hasrat membantu mujahidin Afghanistan.

Otoritas mengerahkan alat berat untuk membersihkan puing-puing dan mencari korban sehari setelah serangan bunuh diri di sebuah masjid di dalam kompleks kepolisian di Peshawar, Pakistan, 31 Januari 2023. Setidaknya 100 orang tewas akibat serangan tersebut.
GID mengikuti badan intelijen Amerika Serikat, CIA, yang lebih dulu berhubungan dengan ISI. Dalam Ghost Wars, Steve Coll menulis bahwa CIA memandang kerja sama dengan ISI sebagai kesempatan penting menghadapi Uni Soviet. Washington menilai mujahidin adalah kesempatan membalas Moskwa setelah Vietkong sokongan Uni Soviet mengusir AS dari Vietnam pada 1975.
Trio ISI-CIA-GID menjadi kelompok utama pemasok dana dan persenjataan kepada mujahidin Afghanistan. Dalam biografinya, mendiang LB Moerdani mengakui Indonesia pernah mengirim senjata ke Afghanistan lewat Pakistan. Menurut mantan Panglima ABRI itu, operasi yang dinamai Karpet Terbang tersebut disetujui Presiden Soeharto.
Selain basis logistik, Pakistan juga menjadi basis milisi sejumlah negara sebelum menuju Afghanistan. Sebagian milisi itu orang Pakistan dan India yang belajar di jaringan sekolah beraliran deobandi di Pakistan. Milisi dari sejumlah negara lain juga tinggal dan beraktivitas di berbagai sekolah itu. Mereka mengakar semakin kuat dan tetap di sana sekalipun Uni Soviet akhirnya meninggalkan Afghanistan.
Lawan asing
Setelah Uni Soviet, fokus para milisi itu berbalik ke AS dan sekutunya. Mereka memandang AS dan sekutunya sebagai kelompok kafir yang berusaha menekan Islam dan menyengsarakan Pakistan. Tudingan kesengsaraan tidak lepas dari pembiaran AS terhadap aneka pelanggaran HAM oleh Zia Ul-Haq. AS juga menjadikan Pakistan sebagai pangkalan selama menyerbu Afghanistan di masa kekuasaan Taliban.
Kelompok-kelompok milisi itu marah kala Benazir Bhutto menang pemilu 1988 dan menjadi perempuan pertama yang menjadi perdana menteri Pakistan. Kemenangan Bhutto dinilai pengikut deobandi di Pakistan tidak sesuai syariat Islam. Apalagi, keluarga Bhutto dipandang sangat sekuler dan berpihak kepada Barat. Benazir memang kuliah di Eropa dan AS serta tinggal di AS-Eropa hampir selama masa kekuasaan Zia Ul-Haq.
Kepolisian yang lemah salah satu faktor teror terus terjadi.
Kemenangan Benazir membuat kelompok-kelompok deobandi semakin bersemangat melawan pemerintah. Di titik ini, orang deobandi dengan mayoritas ulama wahabi di Arab Saudi. Wahabi melarang perlawanan pada pemerintah dalam bentuk unjuk rasa sekalipun.
Sokongan aparat
Sebagian kelompok itu tetap bertahan karena disokong diam-diam oleh agen-agen ISI. JeM dan LeT paling kerap disebut mendapat sokongan ISI. Tujuannya, membuat JeM dan LeT berulah di India. Aksi LeT paling terkenal terjadi di Mumbai, India, pada November 2008. Hingga 175 orang tewas dan setidaknya 300 orang cedera kala 10 milisi LeT menduduki Taj Palace and Hotel.
Peneliti Brookings Institute, Madiha Afzal, menyebut dukungan ISI dan sebagian aparat Pakistan pada sejumlah kelompok teror. ISI dan berbagai lembaga Pemerintah Pakistan menolak menerapkan perlakuan sama kepada setiap kelompok milisi. Islamabad menolak mengakui kelompok-kelompok itu berakar dari ideologi yang sama.
Baca juga: Ledakan Bom di Masjid Pakistan Menewaskan 28 Orang
Meski sudah puluhan ribu milisi ditangkap atau tewas, kelompok-kelompok teror akan mudah menemukan anggota baru. Sebab, menurut Afzal, simpatisan kelompok itu melimpah di berbagai sekolah yang dikelola pengikut deobandi.
Peneliti geopolitik Asia Selatan pada East-West Center AS, Riaz Khokhar, menyebut bahwa Pemerintah Pakistan tidak serius mengurusi keamanan. Dalam anggaran keamanan Pakistan 2023, sebanyak 96 persen dihabiskan untuk gaji dan hanya 4 persen dialokasikan untuk operasional.

Petugas kepolisian berjaga di luar sebuah masjid di kota Karachi, Pakistan, 31 Januari 2023, sehari setelah serangan bom bunuh diri di masjid di dalam kompleks kepolisian di Peshawar. Setidaknya 100 orang tewas dalam insiden tersebut.
Polisi di Khyber Pakhtunkhwa kekurangan latihan dan peralatan. Jangan membasmi teror, mengatur lalu lintas saja mereka kerepotan karena kurang latihan dan peralatan. ”Kepolisian yang lemah salah satu faktor teror terus terjadi,” kata Sekretaris Jenderal Majlis-e-Wahdat-e-Muslimeen, Raja Nasir Abbas.
Pemerintah Pakistan dan Khyber Pakhtunkhwa juga dinilai ingkar janji soal perbaikan ekonomi. Dari usulan hampir 500 miliar rupee, tidak sampai 150 miliar rupee dikucurkan untuk program pembangunan di Khyber Pakhtunkhwa dan provinsi sekitarnya. Di saat yang sama, korupsi terus merajalela di berbagai lapisan pejabat dan aparat Pakistan. Mantan PM Pakistan Nawaz Sharif pernah digulingkan karena ketahuan menyembunyikan aset di negara lain.
Kelompok milisi di Pakistan punya semangat baru sejak Agustus 2021: kemenangan Taliban. Meski Taliban berjanji tidak akan mengizinkan Afghanistan jadi tempat persembunyian milisi asing, faktanya banyak anggota kelompok milisi bersenjata Pakistan tinggal di Afghanistan.
Selepas serangan Senin siang di Peshawar, Menteri Dalam Negeri Pakistan Rana Sanaullah Khan meminta Taliban membuktikan komitmen tak melindungi teroris. ”Mereka harus menghormati perkataan sendiri,” ujarnya. (AFP/REUTERS)