Indonesia Optimistis Menjalani Keketuaan ASEAN 2023
Indonesia memegang keketuaan ASEAN tahun ini. Indonesia ingin ASEAN tetap memerankan peran sentral sehingga menjadi motor yang dapat berkontribusi bagi stabilitas dan perdamaian kawasan.
Oleh
LUKI AULIA
·5 menit baca
KOMPAS/LUKI AULIA
Acara Kick Off Keketuaan Indonesja di ASEAN Tahun 2023 digelar saat hari bebas kendaraan bermotor di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu (29/1/2023).
”Di mana markas Sekretariat ASEAN berada?” Begitu pertanyaan dari pembawa acara terlontar, beberapa orang bergegas mengacungkan tangan. ”Jalan Sisingamangaraja Nomor 70, Jakarta,” jawab salah seorang pengunjung yang diminta naik ke panggung dengan cepat.
Pertanyaan selanjutnya dilempar pembawa acara kepada pengunjung. ”Apa tema keketuaan Indonesia di ASEAN pada tahun ini?” Seorang pengunjung dipilih lagi untuk naik panggung. ”ASEAN Matters: Epicentrum of Growth,” jawabnya cepat. Sorak-sorai dan tepuk tangan riuh ikut senang terdengar setelah keduanya mendapatkan hadiah.
Setelah acara kuis selesai, lagu-lagu dangdut kembali terdengar dan para pengunjung pun kembali ikut bernyanyi dan joget-joget seru. Apalagi ketika lagu ”Ojo Dibandingke” dinyanyikan, para pengunjung car free day atau hari bebas kendaraan bermotor di depan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu (29/1/2023) pagi, ikut berdendang dan berjoget.
Suasana di Bundaran HI padat oleh pengunjung yang berolahraga dan sekadar jalan-jalan menikmati jalanan tanpa kendaraan meski sebelumnya sempat hujan. Acara-acara ini merupakan rangkaian acara Kick Off Keketuaan Indonesja di ASEAN Tahun 2023 yang diluncurkan oleh Presiden Joko Widodo dengan memukul alat musik rebana biang. Acara ini merupakan kolaborasi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan Kementerian Luar Negeri.
Seusai bersepeda santai dengan didampingi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi serta sejumlah menteri dan duta besar negara asing untuk Indonesia, Presiden Joko Widodo bergabung dengan barisan parade dan berjalan kaki bersama-sama menuju Bundaran HI. Presiden menyampaikan optimisme ASEAN akan tetap relevan untuk menciptakan Indo-Pasifik yang damai dan stabil serta menjadi pusat pertumbuhan ekonomi.
”Kita telah menjalankan presidensi G20 dengan baik. Tahun ini Indonesia menjadi Ketua ASEAN di tengah-tengah situsasi global yang sangat tidak mudah. Krisis ekonomi, krisis energi, krisis pangan, perang, semuanya sedang terjadi. Tetapi, saya yakin ASEAN masih penting dan relevan bagi rakyat Indonesia, kawasan, dan dunia. ASEAN akan terus berkontribusi bagi perdamaian dan stabilitas di Indo-Pasifik. ASEAN akan terus dapat menjaga pertumbuhan ekonomi dan menjadi pusat pertumbuhan,” kata Presiden.
KOMPAS/LUKI AULIA
Acara Kick Off Keketuaan Indonesja di ASEAN Tahun 2023 digelar saat hari bebas kendaraan bermotor di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu (29/1/2023).
Serah terima keketuaan ASEAN dari Kamboja ke Indonesia sudah dilakukan pada Konferensi Tingkat Tinggi Ke-42 ASEAN di Phnom Penh, Kamboja, pada November 2022. Periode keketuaan Indonesia di ASEAN dimulai sejak 1 Januari 2023 dan akan berlangsung selama setahun sampai dengan 31 Desember 2023. Sebagai salah satu negara pendiri ASEAN dan negara terbesar di ASEAN, banyak pihak menyandarkan harapan pada Indonesia untuk dapat melakukan berbagai terobosan dan inovasi dalam menghadapi berbagai permasalahan dunia yang juga dihadapi kawasan.
Menlu Retno menjelaskan, dari tema ”ASEAN Matters: Epicentrum of Growth” itu ada dua elemen besar. Elemen pertama adalah ASEAN Matters, artinya bagaimana Indonesia dan keketuaannya tetap menjadikan ASEAN relevan dan penting, tidak hanya bagi rakyat Indonesia, tapi juga bagi rakyat ASEAN dan di luar ASEAN. Indonesia ingin ASEAN tetap memainkan peran sentral sehingga menjadi motor yang dapat berkontribusi bagi stabilitas dan perdamaian kawasan.
”Kita melihat Indo-Pasifik ini kawasan yang sangat strategis dan di Indo-Pasifik ini rivalitas juga tinggi. Oleh karena itu, Presiden mengatakan bahwa kita ingin ASEAN memegang peranan yang sangat penting, menjadi lokomotif untuk menggerakkan agar tetap menjadi kawasan yang damai dan stabil. Itu elemen pertama, ASEAN Matters," kata Retno.
Tentang elemen kedua, yakni Epicentrum of Growth, lanjut Retno, sejarah ASEAN selalu terkait dengan masalah ekonomi dan hampir semua menunjukkan pertumbuhan ekonomi di kawasan ASEAN selalu lebih tinggi dari dunia. Untuk proyeksi 2023, misalnya, proyeksi pertumbuhan ASEAN oleh Bank Pembangunan Asia (ADB) sebesar 4,7 persen, sementara oleh Bank Dunia proyeksi untuk pertumbuhan ekonomi dunia adalah 1,7 persen. ”Presiden menginginkan agar aset ini terus kita tingkatkan sehingga Asia Tenggara dan ASEAN tetap dapat menjadi pusat pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.
Cara untuk menjadi pusat pertumbuhan ekonomi itu adalah dengan memperkuat kerja sama di berbagai bidang, seperti kesehatan, mengingat pandemi Covid-19 belum tuntas. Selain itu juga kerja sama di bidang energi, pangan, dan keuangan.
Retno menjelaskan perihal isu Indo-Pasifik yang banyak didekati hanya dari aspek keamanan. Aspek keamanan memang penting, tetapi Indonesia mau mendekatinya dari aspek ekonomi dan kerja sama pembangunan. Untuk itu, selama keketuaan Indonesia nanti, Indonesia akan mengadakan forum ASEAN-Indo-Pasifik dengan empat kegiatan utama yang terkait ekonomi kreatif, ekonomi digital untuk Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), pertemuan bisnis dan investasi, serta infrastruktur.
KOMPAS/LUKI AULIA
Acara Kick Off Keketuaan Indonesja di ASEAN Tahun 2023 digelar saat hari bebas kendaraan bermotor di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu (29/1/2023).
Pernyataan tertulis dari Kemenlu menyebutkan, melalui tema keketuaan ASEAN, ”ASEAN Matters: Epicentrum of Growth”, Indonesia bertekad mengarahkan kerja sama ASEAN tahun 2023 untuk melanjutkan dan memperkuat relevansi ASEAN dalam merespons tantangan kawasan dan global serta memperkuat posisi ASEAN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi kawasan untuk kemakmuran rakyat ASEAN. Agenda kerja Indonesia untuk ASEAN akan dimulai dengan rangkaian pertemuan menteri luar negeri ASEAN pada 3-4 Februari 2023 di Gedung Sekretariat ASEAN, Jakarta.
Myanmar
Terkait dengan isu Myanmar, Retno menegaskan, posisi Indonesia konsisten mengimplementasikan konsensus yang sudah menjadi keputusan para pemimpin negara ASEAN. Indonesia ingin implementasi lima poin konsensus ini menjadi platform utama mekanisme utama dari ASEAN untuk berkontribusi membantu Myanmar keluar dari krisis politiknya.
”Tapi, sekali lagi yang dapat menolong Myanmar itu adalah bangsa Myanmar sendiri. ASEAN membantu mereka yang ingin dibantu. Mereka ini, kan, negara yang berdaulat, jadi kita selalu sampaikan bahwa kita siap bantu. Sebagai keluarga, kita siap bantu,” ujarnya.
Retno mengatakan, prioritas dari keketuaan Indonesia adalah mempercepat proses pembangunan komunitas ASEAN karena itu yang akan menjadi kepentingan rakyat ASEAN. Membantu Myanmar keluar dari krisis politiknya memang kewajiban ASEAN, tetapi Indonesia tidak ingin isu Myanmar menyandera semua proses yang sedang berjalan di ASEAN. Myanmar nantinya akan diundang sebagai negara, tetapi pada level nonpolitik.