Pasca-serangan Israel di Jenin, 7 Orang Tewas Ditembak di Luar Sinagog Jerusalem
Eskalasi konflik Palestina-Israel terus meningkat. Sedikitnya 7 orang tewas ditembak pria bersenjata di luar sinagog, Jerusalem Timur. Insiden ini hanya sehari setelah serangan Israel di Jenin yang menewaskan 9 orang.
Oleh
MUHAMMAD SAMSUL HADI
·4 menit baca
JERUSALEM, SABTU — Kekerasan bersenjata terus meningkat, korban jiwa pun berjatuhan, di tengah eskalasi konflik Palestina dan Israel. Sehari setelah serangan Israel yang paling mematikan di kamp pengungsi Jenin, wilayah pendudukan Tepi Barat, pada Jumat (27/1/2023) malam seorang pria bersenjata menembak tewas tujuh orang di luar sebuah sinagog di Jerusalem Timur. Tiga orang lainnya luka-luka dalam insiden tersebut.
Kepolisian Israel mengidentifikasi penyerang adalah pria berusia 21 tahun, warga Jerusalem Timur yang diperkirakan menjalankan aksi secara sendirian. Wartawan The New York Timesdi Jerusalem melaporkan, polisi tidak menyebut spesifik asal etnis pelaku. Media Palestina dan Israel menyebut pelaku adalah orang Palestina. Ia ditembak mati oleh aparat keamanan Israel.
Kementerian Luar Negeri Israel menyebut, serangan itu merupakan yang paling mematikan kepada warga Israel sejak penembakan tahun 2008 di sebuah seminari Yahudi di Jerusalem. Kala itu delapan orang tewas. Serangan kali ini berlangsung pada hari Shabbat Yahudi dan pada Hari Peringatan Holocaust Internasional.
Insiden penembakan tersebut terjadi sehari setelah serangan pasukan elite komando Israel di kamp pengungsi Palestina, Kamis (26/1/2023), yang menewaskan sembilan warga Palestina. Pada hari yang sama, seorang warga Palestina lainnya tewas dalam baku tembak terpisah di Jerusalem.
Insiden tersebut disusul dengan baku tembak roket kelompok Hamas di Jalur Gaza dan serangan udara Israel. Tak ada korban jiwa dalam bentrokan senjata Hamas-Israel itu.
Kantor berita Palestina, Wafa, menyebut lokasi penembakan berada di area permukiman ilegal Yahudi, Nabi Yacov, yang dibangun di atas tanah warga Palestina di Desa Beit Hanina, Jerusalem Timur. Jerusalem Timur direbut Israel dalam Perang Enam Hari tahun 1967 sebelum kemudian dianeksasi Israel.
Jerusalem Timur adalah wilayah yang ingin dijadikan sebagai ibu kota oleh rakyat Palestina saat negara Palestina kelak berdiri. Israel menyatakan wilayah Jerusalem secara keseluruhan dan tak dapat dibelah sebagai ibu kota negara mereka.
Mengutip media Israel, Wafa juga melansir bahwa para korban—disebutkan berjumlah delapan orang—adalah warga Israel penghuni permukiman tersebut. Kepala Kepolisian Israel Kobi Shabtai mengatakan, penembakan itu terjadi di area Neve Yaakov. Area ini dihuni warga Yahudi ultra-ortodoks.
Menembak dari mobil
Polisi Israel menyebutkan, insiden penembakan di luar sinagog tersebut terjadi sekitar pukul 20.15 waktu setempat. Wartawan Guardiandi Jerusalem melaporkan, para korban adalah warga yang baru keluar dari sinagog. Mengutip keterangan awal polisi Israel, pelaku penembakan naik mobil dan berhenti menunggu hingga doa Shabbat selesai.
Shalom Borohov, tukang cukur yang tinggal di dekat sinagog itu, menuturkan kepada kantor berita AFP bahwa pelaku penembakan datang ke lokasi dengan naik mobil. ”Saya melihat teroris datang naik mobil. Ia berhenti di tengah persimpangan jalan dan menembaki (orang-orang) dari mobilnya,” katanya.
Matanel Almalem (18), pelajar yang tinggal di dekat lokasi kejadian, menambahkan bahwa pria bersenjata itu naik mobil Toyota Corolla warna putih. ”Saya mendengar banyak tembakan,” ujarnya.
Meningkatnya kekerasan antara Palestina dan Israel ini terjadi sebulan setelah Pemerintah Israel dijalankan pemerintahan paling kanan dalam sejarah negara itu di bawah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Netanyahu dan Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir mengunjungi lokasi penembakan. ”Matilah orang-orang Arab,” teriak warga Israel saat kunjungan Netanyahu dan Ben-Gvir tersebut.
Di Jalur Gaza dan beberapa lokasi di Tepi Barat, termasuk Ramallah, warga Palestina merayakan serangan di Jerusalem tersebut dengan mengibarkan bendera Palestina. Di pusat kota Jalur Gaza, warga membunyikan klakson-klakson mobil di jalan. Di beberapa kota di Tepi Barat, warga menyalakan kembang api.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas telah menetapkan tiga hari berkabung menyusul serangan militer Israel ke kamp Jenin, Kamis lalu. Abbas juga menyatakan penghentian kerja sama keamanan dengan Israel.
Seorang jubir kelompok Hamas memuji penembakan tersebut sebagai ”balasan atas kejahatan yang dilakukan kekuatan pendudukan di Jenin dan balasan alami terhadap tindakan-tindakan kriminal kekuatan pendudukan”. Kelompok Jihad Islam juga menyambut gembira insiden tersebut tanpa mengklaim tanggung jawab.
Respons
Melalui pernyataan Kementerian Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional, Uni Emirat Arab (UEA) mengecam serangan di sinagog Jerusalem Timur. Selain menyatakan belasungkawa dan simpati pada pemerintah dan rakyat Israel, ”UEA menyatakan kecaman keras terhadap tindak-tindak kriminal dan penolakan selamanya atas kekerasan terhadap kekerasan dan terorisme yang ditujukan mengganggu keamanan dan stabilitas yang bertentangan dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsip kemanusiaan.”
UEA adalah salah satu negara dari empat negara Arab yang menormalisasi hubungan dengan Israel melalui Abraham Accord tahun 2020. Pada Kamis lalu, UEA juga menyatakan kecaman keras terhadap pasukan Israel yang menyerbu kamp Palestina di Jenin. Mereka menyeru otoritas Israel melaksanakan tanggung jawab meredakan eskalasi dan instabilitas di kawasan.
Perlu dukungan seluruh upaya regional dan internasional dalam mendorong Proses Perdamaian Timur Tengah, mengakhiri praktik-praktik ilegal yang mengancam solusi dua negara.
”Perlu dukungan seluruh upaya regional dan internasional dalam mendorong Proses Perdamaian Timur Tengah, mengakhiri praktik-praktik ilegal yang mengancam solusi dua negara, dan mendirikan negara Palestina merdeka di atas wilayah perbatasan tahun 1967 dengan Jerusalem Timur sebagai ibu kotanya,” demikian pernyataan Abu Dhabi.
Presiden AS Joe Biden dalam pembicaraan melalui telepon dengan PM Israel Benjamin Netanyahu menyatakan kecaman keras atas serangan di sinagog Jerusalem. Beberapa jam sebelumnya, Washington mendesak perlunya deeskalasi menyusul kekerasan di Tepi Barat dan penembakan roket dari Gaza.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengecam penembakan di sinagog sebagai tindakan yang ”mengerikan”. Demikian pula pernyataan Perancis. Jubir Kementerian Luar Negeri AS mengatakan, Menlu AS Antony Blinken tetap melanjutkan lawatan ke Israel beberapa hari mendatang, termasuk untuk membahas ”langkah-langkah yang akan diambil untuk meredakan ketegangan”.
Ketegangan di teritorial tersebut bertambah sejak Israel meningkatkan serbuan dan penggerebekan-penggerebekan di Tepi Barat mulai tahun lalu. Pada 2022, hampir 150 warga Palestina tewas di Tepi Barat dan Jerusalem Timur. Menurut organisasi pegiat hak asasi Israel, B'Tselem, angka itu merupakan yang terbanyak sejak 2004. Di pihak Israel, tercatat 30 orang tewas tahun lalu. (AP/AFP/REUTERS)