Mata Uang Bersama ala Euro di Amerika Latin, Realistis atau Fantasi?
Banyak analis ekonomi mencibir inisiatif Brasil dan Argentina yang kembali diangkat Presiden Lula dan Fernandez untuk mendorong pembentukan mata uang bersama di Amerika Latin dalam upaya lepas dari dollar AS.
Kunjungan luar negeri pertama Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva, setelah dilantik pada 1 Januari 2023, adalah Argentina. Negara mitra dagang terbesar Brasil ini, secara tradisi, menjadi tujuan lawatan pertama presiden Brasil setelah dilantik. Apalagi, Presiden Argentina saat ini, Alberto Fernández, sama-sama berhaluan kiri, seperti Lula.
Salah satu isu yang disorot publik internasional terkait kunjungan Lula ke Argentina adalah keinginan Brasil dan Argentina untuk membuat mata uang bersama sebagai alat tukar perdagangan dan finansial antarkedua negara. Langkah itu merupakan bagian dari upaya untuk lepas dari ketergantungan pada mata uang dollar AS.
Inisiatif seperti itu juga dilakukan beberapa negara lain. Beberapa negara di Asia, misalnya, telah mencoba meningkatkan penggunaan mata uang China, yuan. Dalam kunjungan ke Arab Saudi, Presiden China Xi Jianping mengajak negara-negara Arab menjalankan perdagangan di bidang energi itu dengan mata uang yuan, sekaligus meninggalkan mata uang dollar AS dalam transaksi perdagangan mereka.
Baca juga: China Raup 46 Perjanjian dengan Saudi, Ajak Negara-negara Arab Dagang dengan Yuan
Belum lama ini, di ajang Forum Ekonomi Dunia, Menteri Perdagangan Luar Negeri Uni Emirat Arab Thani al-Zeyoudi mengungkapkan, negaranya tengah memulai negosiasi dengan India untuk menggunakan mata uang India, rupee, dalam perdagangan komoditas non-minyak. Rusia, dalam upaya mengatasi sanksi ekonomi Barat yang dimotori Amerika Serikat, meminta pembayaran transaksi luar negeri dalam mata uang rubel.
Bagaimana dengan rencana Brasil dan Argentina mendorong pembentukan mata uang bersama untuk lepas dari ketergantungan pada dollar AS? Sejauh ini, upaya atau keinginan tersebut baru sebatas inisiatif bilateral kedua negara itu. Meski demikian, mengutip Menteri Ekonomi Argentina Sergio Massa, koran Financial Times(FT) melaporkan, inisiatif bilateral itu bisa diperluas ke seluruh negara di kawasan Amerika Latin.
Andai berhasil, mata uang bersama tersebut bisa menjadi mata uang bersama dalam satu blok kawasan, seperti halnya euro di Eropa, demikian tulis FT. Brasil mengusulkan nama mata uang itu adalah sur (selatan). Dalam surat bersama menjelang kunjungan Lula ke Argentina, Minggu (22/1/2023), yang dimuat laman Argentina, Perfil, Lula dan Fernandez menyatakan keinginan mereka untuk ”mendorong pembicaraan mengenai mata uang bersama di Amerika Selatan”.
Seberapa besar kemungkinan keinginan pembentukan mata uang bersama di kawasan Amerika Selatan itu bisa diwujudkan? Belum ada penjelasan detailnya.
”Akan ada... keputusan untuk memulai kajian tentang parameter-parameter yang diperlukan untuk menyiapkan mata uang bersama, yang mencakup semua hal dari masalah fiskal hingga besaran ekonomi dan peran bank sentral,” kata Sergio Massa, Menteri Ekonomi Argentina, kepada FT sebelum Lula tiba di Argentina.
”Kajian itu merupakan kajian mekanisme untuk integrasi perdagangan,” tambah Massa. ”Saya tidak ingin menciptakan harapan kosong... ini langkah awal dari perjalanan panjang yang harus dilalui Amerika Latin.”
Dalam keterangan pers kepada wartawan seusai bertemu Fernandez di Buenos Aires, Argentina, Senin (23/1/2023), Lula mengatakan, adanya mata uang bersama itu akan mengurangi ketergantungan yang berbahaya terhadap mata uang dollar AS. ”Saya pikir, (mata uang bersama) ini akan terwujud seiring waktu dan itu perlu karena ada negara-negara yang kesulitan memperoleh dollar (AS),” ujar Lula.
”Kita di abad ke-21 ini harus tidak meneruskan melakukan hal yang sama, seperti yang pernah kita lakukan pada abad ke-20,” kata Lula.
Saya pikir, (mata uang bersama) ini akan terwujud seiring waktu dan itu perlu karena ada negara-negara yang kesulitan memperoleh dollar (AS).
I
a menambahkan, mata uang bersama itu pertama-tama akan digunakan bersama antara Argentina dan Brasil untuk perdagangan dan transaksi kedua negara. Setelah itu, mata uang bersama tersebut diharapkan bisa diadopsi negara-negara anggota blok dagang Mercosur. Blok ini beranggotakan empat negara, yakni Argentina, Brasil, Paraguay, dan uruguay.
Baca juga: Berjuang untuk Rakyat Miskin Jadi Sumpah Lula
Menteri Keuangan Brasil Fernando Haddad, yang juga mendampingi kunjungan Lula di Buenos Aires, mengklarifikasi bahwa proposal pembentukan mata uang bersama itu tidak mencakup adopsi mata uang tunggal yang akan menggantikan mata uang Brasil, real, dan mata uang Argentina, peso.
Gagasan mata uang bersama itu pernah ditulis Haddad dan Gabriel Galipolo dalam sebuah artikel, tahun lalu. Sementara Haddad diangkat menjadi menteri keuangan Brasil, Galipolo kini menjabat sekretaris eksekutif Haddad. Gagasan tersebut diangkat oleh Lula dalam kampanye pemilu presiden.
Tidak seperti euro
Para pejabat setempat menepis anggapan bahwa gagasan mata uang bersama itu menyerupai mata uang euro di Eropa. Menurut Lula, pembicaraan awal saat ini difokuskan pada upaya mengembangkan unit rekening bersama untuk perdagangan bilateral dengan Argentina guna mengurangi ketergantungan pada dollar AS.
Baca juga: Dikurangi, Ketergantungan terhadap Dollar AS
Galipolo menjelaskan kepada kantor berita Reuters, ”unit rekening regional” itu akan dibuat bersamaan dengan perluasan kredit guna mendukung ekspor ke Argentina melalui bank-bank yang beroperasi di negara tersebut. Pemerintah Brasil akan menawarkan garansi kepada bank-bank yang membantu pendanaan. Di pihak lain, Argentina—negara eksportir utama gandum—akan memberikan jaminan lewat aset-aset keras, seperti gandum, gas, atau minyak.
Berdasarkan rencana tersebut, mata uang real (Brasil) dan peso (Argentina) akan tetap ada. Unit rekening bersama itu juga hanya ditargetkan secara sempit pada perdagangan. Hal ini sangat berbeda dari mata uang euro yang digunakan untuk semua jenis transaksi di wilayah blok Eropa.
”Mata uang ini tidak akan beredar di Brasil atau Argentina. (Mata uang) Ini secara spesifik (hanya) menjadi alat bersama untuk pertukaran dagang,” kata Fabio Terra, professor ekonomi pada Federal University of ABC.
Bukan gagasan baru
Brasil adalah mitra dagang terbesar Argentina. Menurut data resmi badan statistik dan sensus Argentina (INDEC) yang dirilis pekan lalu, Brasil adalah negara tujuan ekspor terbesar Argentina. Sebanyak 14,3 persen total ekspor Argentina senilai 12,7 miliar dollar AS dikirim ke Brasil pada tahun 2022. Sebaliknya pula, hampir 20 persen total impor Argentina senilai 16 miliar dollar AS berasal dari Brasil.
”Argentina adalah negara terpenting dalam hubungan diplomatik kami,” ujar Feliciano de Sa Guimaraes, Direktur Akademik pada Brazilian Center for Diplomatic Relations, kepada kantor berita AFP.
Sebaliknya, pemerintahan Fernandez juga ”banyak bergantung pada Brasil”, tidak terbatas hanya dalam negosiasinya dengan Dana Moneter Internasional (IMF). Utang Argentina pada IMF saat ini mencapai 44 miliar dollar AS.
Baca juga: Piala Dunia Tidak Mengubah Derita Ekonomi Argentina
Berdasarkan estimasi Financial Times, andai terwujud, mata uang bersama yang meliputi seluruh Amerika Latin bakal mewakili sekitar 5 persen dari produk domestik bruto (PDB) dunia. Sebagai perbandingan, mata uang bersama terbesar di dunia saat, yakni euro, meliputi sekitar 14 persen PDB dunia jika diukur dengan dollar AS.
Berdasarkan estimasiFinancial Times, andai terwujud, mata uang bersama yang meliputi seluruh Amerika Latin bakal mewakili sekitar 5 persen dari produk domestik bruto (PDB) dunia.
Gagasan tentang mata uang bersama di Amerika Latin sebenarnya bukanlah hal baru. Bahkan, juga awal kemunculannya bukan berasal dari pemerintah berhaluan kiri, seperti Lula dan Fernandez saat ini. Pada akhir 1980-an, Brasil dan Argentina pernah juga membahas gagasan mata uang bersama, yang diberi nama ”gaucho”.
Kemudian, belum lama ini Presiden Jair Bolsonaro—pendahulu Lula—juga mengangkat kembali gagasan mata uang bersama itu dalam kunjungan ke Argentina pada 2019. Ia dan Presiden Argentina saat itu, Mauricio Macri, ingin mendorong terwujudnya mata uang bersama bernama ”peso real”.
Upaya-upaya untuk merancang mata uang bersama di kawasan Amerika Latin hingga kini tak pernah ditindaklanjuti secara serius, apalagi bakal diwujudkan.
Pandangan skeptis
Ketika gagasan mata uang bersama itu kembali diapungkan Lula dan Fernandez, banyak pengamat dan analis ekonomi sangat skeptis. Alasan umumnya, Brasil maupun Argentina dianggap tidak dalam posisi mempunyai kapasitas untuk menjalankan tahapan-tahapan yang rumit menuju penyatuan mata uang tersebut. Selain itu, mereka juga dinilai belum bisa meyakinkan gagasan tersebut pada pasar dunia.
Salah satu pertanyaan yang segera terlontar di kalangan analis ekonomi, yakni soal pertimbangan logis di balik rencana dua negara tersebut. Kondisi ekonomi Argentina saat ini, misalnya, terus memburuk. Empat dari 10 warga negeri itu hidup dalam kemiskinan. Argentina juga menjadi salah satu negara dengan angka inflasi tertinggi di dunia, yakni 95 persen, pada 2022. Peso mata uangnya terus terdepresiasi dalam satu dekade terakhir.
Brasil, negara terbesar di Amerika Latin, secara objektif dalam kondisi ekonomi lebih baik. Namun, hal itu belum bisa dikatakan menjadi ukuran kesuksesan. Angka inflasi negara itu pada 2022 melewati ambang batas yang ditetapkan bank sentralnya, untuk kedua kalinya secara beruntun dalam dua tahun terakhir.
Baca juga: Tantangan Pemerintah Baru Brasil
”Tak satu pun dari dua negara itu memiliki kondisi awal untuk mampu mewujudkan (mata uang bersama) dan menarik pihak lain,” kata Mohamed A El-Erian, mantan CEO Pimco, dalam cuitan di Twitter, Minggu (22/1/2023). ”Hal terbaik yang bisa diharapkan dari inisiatif itu adalah pembicaraan yang menciptakan beberapa dukungan politik atas reformasi ekonomi yang jauh lebih dibutuhkan.”
Pendapat Brendan McKenna, ahli ekonomi pasar berkembang dan perdagangan mata uang pada Wells Fargo, lebih sinis. Gagasan mata uang bersama di Amerika Latin itu, katanya, adalah ”ide buruk” yang hanya menarik untuk judul berita-berita di media. Perbedaan tajam kondisi ekonomi antara Brasil dan Argentina membuat gagasan itu hampir tidak mungkin untuk diwujudkan.
”Taruhlah kondisi ekonomi Argentina setara dengan Brasil, saya masih tidak percaya, upaya itu akan berhasil,” kata McKenna. ”Anda butuh banyak kredibilitas di balik upaya membangun mata uang baru. Euro butuh waktu puluhan tahun untuk mencapai kredibilitas itu.”
Anda butuh banyak kredibilitas di balik upaya membangun mata uang baru. Euro butuh waktu puluhan tahun untuk mencapai kredibilitas itu.
Thiago de Aragao, Direktur Strategi pada lembaga konsultan risiko politik di Brasilia, Arko Advice, menduga inisiatif yang dilempar Lula dan Fernandez lebih bermotif politis daripada ekonomis. Fernandez akan maju dalam pemilu presiden Argentina, Oktober tahun ini. Di tengah ekonomi negaranya yang babak belur, gagasan mata uang bersama mungkin bisa dijual pada para calon pemilih dalam kampanye nanti.
”Sekalipun mereka melaju dalam perseneling penuh, butuh waktu 20 tahun atau 30 tahun (untuk mewujudkan mata uang bersama). Dengan demikian, (Lula) tengah berupaya mendukung Fernández di Argentina, memperkuat posisi Fernández di Argentina,” ujar De Aragão.
Sergio Massa, Menteri Ekonomi Argentina, paham soal waktu panjang yang dibutuhkan guna membangun mata uang bersama itu. Ia mencatat, Eropa butuh waktu 35 tahun untuk menciptakan euro. Butuh waktu puluhan tahun untuk membangun kerangka politik dan lembaga-lembaga pendukung mata uang bersama tersebut.
”Gagasan itu sudah bertahun-tahun jadi bahan pembicaraan. Saya melihat ada manfaat bagi Argentina, tetapi apa kebutuhannya bagi Brasil? Jauh kurang bermanfaat bagi Uruguay dan Paraguay,” kata Eric Farnsworth, Wakil Presiden Dewan Amerika dan Masyarakat Amerika.
Ia menyebut gagasan mata bersama di Amerika Latin itu sebagai ”fantasi”. Diperkirakan, ide ini akan senasib seperti peso real dan gaucho.
Ingin lepas dari dollar AS
Meski demikian, ada pandangan lebih optimistis menyikapi gagasan tersebut. Hal ini, antara lain, disampaikan Pierpaolo Barbieri, Kepala Uala, perusahaan pembayaran digital Argentina, melalui Twitter. ”Tentu, penyatuan mata uang antara Brasil dan Argentina merupakan ide yang tidak realistis hari ini,” cuitnya.
Namun, ”Proses integrasi Amerika Latin butuh pernyataan tentang arah tujuan-dan inilah kemungkinan terbaik (yang bisa dicapai). Karena upaya ini akan menciptakan pasar tunggal yang lebih besar dan kondisi perundingan yang lebih baik dengan blok-blok ekonomi besar lainnya,” jelas Barbieri.
Seusai pertemuan dengan Massa, di sela-sela pertemuan antara Lula dan Fernandez, Menteri Keuangan Brasil Fernando Haddad mencoba mengklarifikasi. Rencana yang dibicarakan kedua negara adalah merancang unit bersama untuk menjalankan operasi perdagangan antara Brasil dan Argentina tanpa bergantung pada dollar AS.
Baca juga: Yuan Digital Bakal Bersaing dengan Dollar AS
”Akan kami lihat, bagaimana kami akan menjalankannya. Namun, gagasannya adalah kami bisa memiliki alat pembayaran bersama antara kedua negara,” kata Haddad kepada wartawan di Buenos Aires, seperti dikutip Buenos Aires Times. ”Yang kami bicarakan adalah sistem yang tidak berdasarkan pembayaran mata uang lokal, yang ini tidak bisa dijalankan, tetapi juga bukan (pembayaran) yang tidak akan mencapai pada level penyatuan moneter seperti euro.”
Massa menggarisbawahi, kedua negara sedang membahas alat pembayaran bersama, bukan mata uang tunggal. (AP/AFP/REUTERS)