Para analis mengatakan, raksasa teknologi ini menghamburkan uang terlalu banyak, tidak melihat perlambatan ekonomi yang mulai terjadi.
Oleh
FRANSISCA ROMANA
·3 menit baca
CALIFORNIA, SABTU – Sehari setelah Microsoft mengumumkan pengurangan pegawai, giliran induk perusahaan Google, Alphabet, yang melakukan hal serupa. Sejumlah perusahaan sektor teknologi seperti Meta, Amazon, dan Twitter telah lebih dulu mengurangi pegawai.
Alphabet mengumumkan akan mengurangi 12.000 pegawai secara global, Jumat (20/1/2023). Alasannya, penurunan perekonomian. ”Selama dua tahun terakhir, kami mengalami periode pertumbuhan dramatis. Untuk mengimbangi dan meningkatkan pertumbuhan, kami mempekerjakan (orang-orang) untuk menghadapi realitas ekonomi yang berbeda dibandingkan yang kita hadapi saat ini,” kata CEO Alphabet Sundar Pichai dalam surat elektronik kepada pegawai.
Ia menambahkan, kajian masih berlangsung untuk menjamin orang-orang dan peran mereka sejalan dengan prioritas perusahaan. Maka, lanjutnya, pegawai akan dikurangi sekitar 12.000 orang. Pegawai yang tak lagi dipekerjakan berasal dari berbagai departemen, fungsi, level tanggung jawab, dan wilayah.
Pegawai Alphabet mencapai sekitar 187.000 orang di seluruh dunia pada akhir September 2022. Pemangkasan kali ini setara 6 persen dari total pegawai. Pemangkasan pegawai, menurut dia, akan menajamkan fokus perusahaan dalam hal prioritas, termasuk bidang kecerdasan buatan (AI).
”Fakta bahwa perubahan ini akan berdampak pada kehidupan para pencari di Google sangat membebani saya dan saya bertanggung jawab sepenuhnya atas keputusan ini,” ujar Pichai.
Para pegawai yang mengalami pemutusan hubungan kerja akan menerima setidaknya 16 pekan gaji, bonus tahun 2022, liburan yang dibiayai kantor, dan enam bulan asuransi kesehatan. Pichai menyatakan tetap optimistis tentang kemampuan perusahaan mencapai misinya meskipun dalam hari-hari yang berat.
Saingan
Google mendominasi ranah mesin pencari di internet seluruh dunia, tetapi kini mulai tertekan oleh kemunculan ChatGPT, bot percakapan (chatbot) yang disokong Microsoft yang bisa menciptakan elaborasi konten seperti layaknya manusia hanya dalam beberapa detik. Microsoft menyatakan teknologi ini akan digunakan untuk memperkuat Bing, rival lama Google.
The New York Times melaporkan, untuk menghadapi terobosan itu, Google kembali berpaling pada pendirinya, Larry Page dan Sergey Brin, yang sebenarnya sudah meninggalkan peran sehari-hari di raksasa teknologi itu. Mereka diminta merespons ancaman dari bot percakapan tersebut. Brin dan Page bertemu dengan para eksekutif Google beberapa kali bulan lalu untuk tukar pikiran.
Google menolak berkomentar atas laporan tersebut. ”Kami sudah lama fokus mengembangkan dan mempekerjakan AI untuk meningkatkan kehidupan. Kami terus menguji teknologi AI secara internal untuk menjamin kegunaan dan keamanannya. Kami menantikan waktu untuk membagikannya ke luar,” ujar juru bicara Google, Lily Lin.
Para analis mengatakan, raksasa teknologi ini menghamburkan uang terlalu banyak, tidak melihat perlambatan ekonomi yang mulai terjadi. Daniel Ives dari Wedbush Securities mengatakan, pemangkasan pegawai menegaskan belanja berlebihan dalam waktu lama di sektor teknologi yang bersenang-senang dengan pertumbuhan sangat cepat.
”Kenyataannya, perusahaan teknologi mempekerjakan secara berlebihan dengan kecepatan yang tidak berkelanjutan, dan kini perekonomian makro yang lebih gelap memaksa pemangkasan pegawai besar-besaran di sektor teknologi,” katanya.
Berdasarkan situs teknologi Layoffs.fyi, hampir 194.000 pegawai industri teknologi kehilangan pekerjaan mereka di AS sejak awal 2022. Ini belum termasuk pemangkasan pegawai oleh Alphabet. (AFP/REUTERS)