Amerika Serikat Cari Terobosan Normalisasi Hubungan Arab Saudi-Israel
Upaya AS untuk mendorong normalisasi hubungan Arab Saudi dan Israel telah berlangsung setidaknya satu dekade terakhir. Peta jalan telah disiapkan.
Oleh
MAHDI MUHAMMAD
·4 menit baca
AFP/BAHRAIN NEWS AGENCY
Raja Bahrain Hamad bin Isa al-Khalifa (kiri) menerima kunjungan Perdana Menteri Israel Naftali Bennet (tengah) di Manama, Selasa (15/2/2021). Ini kunjungan pertama seorang kepala pemerintahan Israel ke Bahrain setelah keduanya menormalisasi hubungan seusai penandatanganan Perjanjian Abraham.
TEL AVIV, JUMAT — Amerika Serikat terus mengupayakan normalisasi hubungan antara Arab Saudi dan Israel yang telah dimulai sejak beberapa waktu lalu. Sikap Arab Saudi yang kini cenderung semakin lunak dibaca sebagai peluang bagi Pemerintah AS untuk melanjutkan dan mengembangkan normalisasi negara-negara Arab dan Israel.
Langkah lanjutan upaya normalisasi Arab Saudi-Israel itu dibahas dalam pertemuan antara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jack Sullivan, di Jerusalem, Kamis (19/1/2023). Dalam pernyataan yang dikeluarkan Kantor Perdana Menteri Israel, Netanyahu menyebut dirinya dan Sullivan membahas Perjanjian Abraham dan upaya memperluas lingkaran perdamaian. Penekanannya adalah mencari upaya terobosan untuk normalisasi hubungan dengan Arab Saudi.
Arab Saudi berulang kali menyatakan bahwa mereka tidak akan menormalisasi hubungan dengan Israel apabila Tel Aviv tidak memasukkan opsi solusi dua negara dalam kesepakatan. Akan tetapi, tanpa kesepakatan solusi dua negara, sikap Riyadh mulai melunak, terutama setelah mereka mengizinkan Israel menggunakan wilayah udaranya untuk sejumlah penerbangan komersial.
Pemerintah AS menekankan tetap berkomitmen untuk mendorong solusi dua negara sebagai bagian dari kesepakatan, jika hal itu terjadi. Juru Bicara Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby, sesaat sebelum keberangkatan Sullivan ke Israel, menekankan bahwa komitmen itu tidak berubah, selain komitmen AS terhadap keamanan Israel.
Upaya AS untuk mendorong normalisasi hubungan Arab Saudi dan Israel telah berlangsung setidaknya satu dekade terakhir. Pada masa pemerintahan mantan Presiden Barack Obama, AS meminta Raja Abdullah untuk membuka pintu bagi normalisasi dengan sejumlah langkah kecil. Kebijakan timbal balik Arab Saudi-Israel memperlihatkan gestur atau keinginan memperbaiki hubungan kedua negara.
Akan tetapi, pada saat itu Pemerintah Arab Saudi menolak dan menyatakan telah mengerjakan tugasnya dengan memperkenalkan Inisiatif Perdamaian Arab tahun 2002. Normalisasi Israel dengan negara-negara Arab menunjukkan hasil saat mantan Presiden Donald Trump berkuasa melalui penandatanganan Perjanjian Abraham, September 2020. Arab Saudi bergeming dan tetap mempertahankan kebijakannya untuk tidak menormalisasi hubungan Arab Saudi-Israel sepanjang Israel tidak memberikan tawaran apa pun untuk menyelesaikan permasalahan dengan Palestina.
AFP/ABBAS MOMANI
Seorang warga Palestina berdiri di tengah jalan yang menjadi area bentrokan warga Palestina dengan militer Israel di Ramallah, Tepi Barat, Selasa (25/10/2022).
Walau demikian, Arab Saudi mendukung keputusan sejumlah negara Arab menormalisasi hubungan dengan Israel. Arab Saudi juga diketahui memberi Bahrain lampu hijau untuk bergabung, menjadi salah satu penanda tangan Perjanjian Abraham. Bahkan, Riyadh membantu memfasilitasi perjanjian tersebut dengan mengizinkan penerbangan antara Israel dan negara-negara Teluk tersebut menggunakan wilayah udara Arab Saudi.
Pemerintahan Presiden Joe Biden disebut-sebut tengah mempersiapkan peta jalan untuk mendorong normalisasi hubungan Arab Saudi-Israel. Dikutip dari laman media AS, Axios, peta jalan itu dibuat setelah dalam beberapa kesempatan Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi sekaligus penguasa de facto Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman, menyatakan niat yang menggambarkan ”kemauan dan keinginan Arab Saudi memperbaiki hubungannya dengan Israel”.
Bahkan, mengutip laman Bloomberg, 3 Maret 2022, Arab Saudi sebenarnya tidak menganggap Israel sebagai musuh. ”Kami tidak memandang Israel sebagai musuh, tetapi sebagai sekutu potensial dalam banyak kepentingan yang dapat kita kejar bersama. Akan tetapi, beberapa masalah harus diselesaikan sebelum kita dapat mencapainya,” kata MBS, panggilan bagi Pangeran Mohammed bin Salman.
Pernyataan itu menegaskan kembali pertemuan Sullivan dengan MBS di kota Neom, Arab Saudi, akhir September 2021. Menurut Axios, MBS tidak menolak normalisasi hubungan Arab Saudi-Israel meski pada saat yang bersamaan menyebut upaya itu akan memakan waktu lama. MBS juga disebut-sebut memberikan beberapa syarat dan langkah yang harus dilakukan oleh AS.
AP/NASSER SHIYOUKHI
Seorang anak Palestina mencoba mendorong anggota keamanan Israel saat demonstrasi menentang pembangunan tembok penghalang di Desa Maasarah, dekat Betlehem, 24 April 2009. Lembaga advokasi global, Selasa (1/2/2022), mengeluarkan laporan yang menyebut bahwa Pemerintah Israel telah menjalankan kebijakan apartheid terhadap rakyat Palestina.
Keinginan Arab Saudi untuk menormalisasi hubungannya dengan Israel juga disampaikan Menteri Negara Urusan Luar Negeri Abdel al-Jubeir saat bertemu dengan sejumlah tokoh senior komunitas Yahudi di Amerika Serikat. Dikutip dari laman Jerusalem Post, dalam sebuah pertemuan di AS pada awal Desember 2022, Jubeir mengatakan, mereka tengah mencari cara untuk menormalisasi hubungan dengan Israel. Dia bahkan menjamin hal itu akan terjadi walaupun proses itu akan memakan waktu.
Jalan lain yang diupayakan AS untuk mendorong normalisasi hubungan Arab Saudi dan Israel adalah mendorong penyerahan Pulau Safir dan Tiran, yang selama ini dikelola oleh Mesir, kepada Arab Saudi. Peluang Arab Saudi untuk memegang kendali atas dua pulau yang terletak di ujung Teluk Aqaba terbuka setelah Gedung Putih pada Juli 2022 mengumumkan pasukan penjaga perdamaian, termasuk tentara AS, akan meninggalkan Pulau Tiran.
”Berkat diplomasi yang tenang dan gigih selama berbulan-bulan, kami telah menyelesaikan kesepakatan untuk memindahkan pasukan penjaga perdamaian internasional dari Pulau Tiran di Laut Merah serta mengubah daerah yang pernah memicu perang menjadi pusat pariwisata damai dan pembangunan ekonomi di masa depan,” kata Biden saat bertemu dengan Pangeran MBS dan Pemerintah Arab Saudi, Juli.
AFP/TEMPLE MOUNT ADMINISTRATION
Foto yang dirilis oleh Pengelola Kompleks Masjid Al Aqsa memperlihatkan Menteri Keamanan Nasional Israel berkunjung ke lokasi tempat suci ke tiga Umat Islam ini, Selasa (3/1/2023). Meski diklaim hanya melintas di tepian kompleks AL Aqsa, tindakan Ben-Gvir ini dikhawatirkan memicu konflik terbuka antara Israel-Palestina.
Pada tahun 2016, Mesir sebenarnya telah menyerahkan dua pulau kecil di Laut Merah itu pada Arab Saudi. Akan tetapi, keputusan itu sempat terombang-ambing karena beberapa kelompok di Mesir menentang. Setelah melalui mekanisme persidangan, baik di pengadilan maupun parlemen, penyerahan Pulau Tiran dan Sanafir pada Arab Saudi telah mendapatkan lampu hijau dari kedua lembaga tersebut. Walaupun demikian, status teritorial keduanya perlu diratifikasi oleh Israel sebelum kedaulatan mereka dialihkan.
Peneliti tamu pada Carnegie Endowment for International Peace, Yasmine Farouk, dikutip dari laman lembaga tersebut menilai, dirinya bisa mengerti keinginan AS dan Israel meresmikan pengakuan bangsa Yahudi untuk memiliki tanah sendiri. Namun, dalam pandangannya, upaya itu berisiko menghilangkan pengaruh Arab Saudi atas negara-negara Arab, khususnya, dan dunia Islam, umumnya.
”Kebijakan itu akan menyia-nyiakan kemampuan Arab Saudi memimpin negara-negara Arab dan Muslim lainnya untuk menormalisasi hubungan dengan Israel,” kata Farouk. (AP/REUTERS)