Belarus dan Rusia Latihan Militer Gabungan, Barat Ketar-ketir
Latihan militer terbesar Belarus dan Rusia sejak zaman Perang Dingin dimulai. Latihan rutin atau ada maksud tertentu?
Oleh
LARASWATI ARIADNE ANWAR
·2 menit baca
MINSK, SENIN — Angkatan Udara Belarus dan Angkatan Udara Rusia memulai latihan militer bersama pada Senin (16/1/2023). Meskipun kedua negara menyatakan ini latihan militer rutin, negara-negara Barat mengkhawatirkan kegiatan itu berisiko mengekskalasi perang di Ukraina.
Wakil Menteri Dalam Negeri Belarus Pavel Murayevko mengatakan, latihan militer tersebut berlangsung selama dua pekan, hingga 1 Februari 2023. Latihan ini memang fokus di angkatan udara, tetapi di dalam beberapa segmen juga akan melibatkan angkatan darat. ”Ini latihan rutin untuk mengukur kemampuan Belarus dan Rusia menjalankan misi tempur,” ujarnya.
Pesawat-pesawat jet, pengintai, dan helikopter Rusia telah tiba di Belarus. Akan tetapi, tidak diketahui jumlah unitnya. Menurut Murayevko, latihan ini, antara lain, mengenai metode pengintaian, penghindaran, maupun penangkalan serangan udara, perlindungan obyek vital, dan komunikasi.
Ukraina yang berbatasan dengan Belarus bersiap dengan segala kemungkinan. Media Ukrayinska Pravda melaporkan, pasukan Ukraina di wilayah utara yang berbatasan dengan Belarus, antara lain Chernobyl dan Chernihiv, meningkatkan kewaspadaan. ”Di saat seperti ini, kita tidak boleh lengah. Jangan sampai sejarah terulang,” kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.
Ucapannya mengacu pada invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari 2022. Ketika itu, pasukan Rusia memasuki wilayah Ukraina dari Belarus. Sebelumnya, Rusia telah menghimpun kekuatan di perbatasan dengan Ukraina dan di dalam Belarus. Presiden Belarus Alexander Lukashenko merupakan kawan dekat Presiden Rusia Vladimir Putin.
Murayevko mengatakan, suasana di Belarus bagian selatan yang berbatasan dengan Ukraina tegang. Ia juga menuduh Ukraina kerap memprovokasi Belarus. ”Pastinya, kami siap beraksi apabila keamanan kami diganggu,” tuturnya.
Beberapa tetangga Ukraina telah mengeluhkan rembesan akibat perang. Pekan lalu, Moldova mengeluh pecahan-pecahan rudal dan roket masuk ke dalam wilayah mereka. Pada November 2022, Polandia terkena ledakan rudal Ukraina.
Konrad Muzyka, Kepala Kajian Militer untuk Rochan Consulting, lembaga riset pertahanan Eropa Timur yang berbasis di Polandia, menjelaskan, di Belarus ada 15.000 tentara Rusia. Jumlah ini terlalu kecil untuk melancarkan serangan serius ke Ukraina.
Menurut dia, jika ingin menyerang, ada kemungkinan Rusia meminta bantuan Belarus. Negara itu bisa memberi bantuan 100.000 hingga 200.000 tentara. Akan tetapi, persenjataan Belarus banyak yang ketinggalan zaman sehingga untuk perang ini tidak akan banyak berpengaruh.
Dilansir dari kantor berita Rusia, RIA Novosti, Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov menganggap kecurigaan dari Ukraina dan Barat mengada-ada serta memanas-manasi suasana. (Reuters)