Indonesia-Malaysia masih terus berusaha memperbaiki pelindungan dan penempatan pekerja migran asal Indonesia di Malaysia. Anwar dan Jokowi juga akan membahas komoditas penting bagi Indonesia-Malaysia, yakni sawit.
Oleh
KRIS MADA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Malaysia terus menegaskan Indonesia sebagai mitra pentingnya di kawasan. Sejak 2018, para perdana menteri Malaysia selalu menjadikan Indonesia sebagai negara pertama yang dikunjungi setelah dilantik.
Lawatan termutakhir dilakoni Perdana Menteri Anwar Ibrahim pada 8-9 Januari 2022. Dilantik pada 24 November 2022, Anwar melanjutkan tradisi yang terbentuk sejak Juni 2018. PM Malaysia sejak 2018, yakni Mahathir Mohamad, Mahyiddin Yassin, Ismail Sabri Yaakob, lalu kini Anwar, menjadikan Indonesia sebagai negara pertama yang dikunjungi.
Pelindungan pekerja migran dan peningkatan kerja sama ekonomi Indonesia-Malaysia menjadi pokok misi lawatan Anwar kali ini. Anwar dijadwalkan diterima Presiden Joko Widodo di Istana Bogor pada Senin (9/1/2023). Kedua pemimpin negara, menurut Kementerian Luar Negeri Malaysia, akan membahas perbatasan Indonesia-Malaysia yang belum selesai dirundingkan.
Tidak kalah penting, mereka dijadwalkan membahas peningkatkan kerja sama kedua negara. Isu Myanmar dan aneka perkembangan kawasan serta global juga masuk dalam agenda pembahasan kedua pemimpin.
Sebelum ke Bogor, Anwar terlebih dulu dijadwalkan berziarah ke Taman Makam Pahlawan Kalibata. Selain ziarah, menurut rencana Anwar juga dijadwalkan melakukan kegiatannya yang sudah sering dilakoninya: memberi kuliah umum. Kali ini, dalam kapasitas sebagai PM, Anwar akan memaparkan makna strategis hubungan Indonesia-Malaysia.
Dalam setidaknya tiga dekade terakhir, Anwar berkali-kali menyampaikan kuliah umum ke berbagai kalangan di Indonesia. Putrinya, Nurul Izzah, juga bolak-balik melakukan hal yang sama. Anwar dan Nurul kerap pula menjadi pembicara di berbagai seminar dan aneka forum lain di Indonesia.
Beberapa saat menjelang dilantik, Anwar menegaskan Indonesia sebagai sahabat sejati bangsanya. Penegasan disampaikan setelah ia menerima ucapan selamat dari Presiden Jokowi. ”Saya tegaskan, Indonesia merupakan sahabat sejati Malaysia dan saya mengharapkan hubungan dagang dan bisnis, investasi, budaya, dan isu pekerja dapat dipertingkatkan,” cuit Anwar melalui Twitter.
Ekonomi
Kala melawat ke Jakarta pada 29 Desember 2022, Menteri Luar Negeri Malaysia Zambry Abd Kadir mengungkapkan rencana lawatan Anwar ke sini. Seperti Anwar, Zambry juga memilih Indonesia sebagai negara pertama yang disambangi selepas dilantik. Kini, bersama Menteri Perdagangan Zafrul Abdul Aziz, Zambry menemani Anwar dalam kunjungan ke Indonesia saat ini.
Dalam pernyataan Kemenlu Malaysia pada Minggu (8/1/2023), ekonomi menjadi salah satu agenda pokok muhibah Anwar. Bentuknya antara lain penyerahan pernyataan minat pengusaha Malaysia terlibat dalam pengembangan ibu kota negara (IKN) di Kalimantan. Ada pula penandatanganan aneka kesepakatan bisnis yang ditaksir bernilai Rp 4 triliun.
Anwar dan Jokowi akan membahas komoditas penting bagi Indonesia-Malaysia, yakni sawit. Sejumlah negara, meski berusaha menyangkal, berupaya menekan industri sawit Indonesia-Malaysia. Jakarta-Kuala Lumpur sepakat bersatu menghadapi persekongkolan itu. Dalam pertemuan akan dibahas pula soal pekerja migran.
Meski sudah menandatangani nota kesepahaman, Indonesia-Malaysia masih terus berusaha memperbaiki pelindungan dan penempatan pekerja migran asal Indonesia di Malaysia. Zambry mengakui, pekerja migran Indonesia berperan penting bagi perekonomian Malaysia. Kekurangan pekerja migran membuat sektor manufaktur dan perkebunan Malaysia gagal mencapai target selama bertahun-tahun.
Pemerintahan Anwar menugasi Kementerian Dalam Negeri sebagai satu-satunya lembaga yang mengurusi pekerja migran. Sebelum ini, urusan pekerja migran ditangangi beberapa lembaga. Indonesia-Malaysia pun sepakat hanya ada satu jalur perekrutan pekerja migran Indonesia. ”Saya memberi jaminan, Malaysia akan terus bekerja sama dengan Indonesia untuk memastikan pelindungan pekerja migran Indonesia. Saya amat memahami keprihatinan soal pekerja migran di Malaysia,” kata Zambry (Kompas, 30 Desember 2022).
Koordinator Forum Pekerja Migran Indonesia (FPMI) Zainul Arifin menyebut, ada biaya baru sejak awal 2023. Calon pekerja harus mengurus visa kerja melalui pihak ketiga dengan biaya Rp 1,1 juta. Calon pekerja tidak bisa lagi mengurus di Kedutaan Malaysia di Jakarta dengan biaya Rp 50.000.
Pemungutan itu dinilai tidak sesuai kesepakatan Indonesia-Malaysia. Dalam kesepakatan pada April 2022 disebut, seluruh biaya perekrutan ditanggung oleh calon pemberi kerja. Calon pekerja tidak dikutip biaya. Seluruh biaya juga harus dibayarkan di wilayah hukum Malaysia. Faktanya, kini calon pekerja harus membayar di Indonesia.