Paus Fransiskus: “Semoga Suka Citamu Menjadi Lengkap, Benediktus”
Paus Fransiskus memimpin Misa Rekuiem yang khusus untuk mendiang Paus Benediktus XVI di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, di hadapan ribuan pelayat.
Vatican City, Kamis - Paus Fransiskus memberikan penghormatan kepada pendahulunya, Benediktus XVI, dengan memimpin Misa Requiem yang khusus di hadapan ribuan pelayat di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, Kamis (5/1/2023). Misa kali ini jarang terjadi karena dilakukan oleh paus yang masih aktif berkuasa untuk paus yang sudah meninggal.
Lonceng berdentang dan seluruh umat bertepuk tangan saat pengusung jenazah membawa peti mati cemara Benediktus keluar dari Basilika Santo Petrus dan meletakkannya di depan altar. Sekretaris lama Benediktus, Uskup Agung Georg Gaenswein, membungkuk dan mencium Injil yang dibiarkan terbuka di peti mati. Fransiskus yang datang dengan kursi roda dan mengenakan jubah merah khas pemakaman kepausan membuka misa dengan doa. Setiap kali menghadiri upacara publik, Fransiskus menggunakan kursi roda atau tongkat karena ada masalah di lututnya.
“Benediktus, semoga sukacitamu menjadi lengkap saat dirimu mendengar suaranya (Tuhan). Sekarang dan selamanya,” kata Fransiskus sebagai penghormatan kepada pendahulunya.
Baca juga: Warisan Revolusioner Benediktus XVI
Sedikitnya 100.000 orang orang berbondong-bondong datang meski Benediktus XVI menginginkan kesederhanaan. Hanya perwakilan Pemerintah Italia dan Jerman yang diundang untuk mengirimkan delegasi resmi, namun, para pemimpin negara lain menerima undangan Vatikan dan datang dalam “kapasitas pribadi” mereka. Setidaknya ada empat perdana menteri dan dua delegasi perwakilan kerajaan.
Selain itu, terdapat 125 kardinal dan banyak pelayat dari Bavaria yang mengenakan pakaian tradisional. “Kami datang untuk memberi penghormatan kepada Paus Benediktus XVI dan ingin berada di sini hari ini untuk mengucapkan selamat jalan. Dia Paus yang sangat baik,” kata Raymond Mainar yang melakukan perjalanan dari sebuah desa kecil di sebelah timur Munich untuk datang ke pemakaman.
Benediktus atau Joseph Ratzinger meninggal pada 31 Desember 2022 dalam usia 95 tahun. Ia dianggap sebagai salah satu teolog terbesar abad ke-20 dan menghabiskan masa hidupnya untuk menjaga doktrin gereja. Keputusannya untuk mengundurkan diri merupakan tindakan revolusioner. Ia Paus pertama dalam enam abad terakhir yang melakukannya.
Paus Fransiskus memuji keberanian Benediktus untuk lengser dan menganggap itu akan “membuka pintu” bagi Paus lain yang hendak melakukan hal yang sama. Fransiskus pun sudah meninggalkan instruksi tertulis yang menguraikan kondisi dimana ia juga akan mengundurkan diri. Ia sudah mengatakan tidak akan ragu untuk mundur suatu hari nanti jika kesehatan mental atau fisiknya menghalanginya untuk menjalankan tugas.
Baca juga: Pemakaman Istimewa untuk Benediktus XVI
Benediktus meninggal setelah 10 tahun pensiun. Masa pensiunnya lebih lama dari masa kepausannya yang hanya delapan tahun.
Matteo Colonna, seorang seminaris berusia 20 tahun dari Teramo, Italia, mengatakan ia datang karena sifat historis dari pemakaman ini dan juga karena juga karena untuk menghormati Benediktus. “Panggilan saya dimulai di bawah kepausan Benediktus dan menguat di bawah Paus Fransiskus. Ada kesinambungan antara kedua Paus ini. Ini juga bersejarah karena Paus Fransiskus yang memimpin pemakaman,” ujarnya.
Ritual pemakaman Benediktus mirip dengan tradisi pemakaman paus, hanya saja ada beberapa modifikasi karena Benediktus bukanlah paus yang berkuasa ketika dia meninggal. Setelah Misa, peti mati cemara Benediktus ditempatkan di dalam peti seng kemudian di peti kayu ek sebelum dimakamkan di ruang bawah tanah di bawah Basilika Santo Petrus.
Sesuai wasiatnya, Paus Benediktus XVI ingin jenasahnya dibaringkan di makam yang dulu digunakan untuk membaringkan jenasah Paus Yohanes Paulus II. Saat ini, jenasah Paus Yohanes Paulus II - yang telah diangkat menjadi Santo - dibaringkan di salah satu "kapel" di Basilika Santo Petrus.
Meskipun tidak biasa, protokol pemakaman Paus Benediktus XVI memiliki beberapa preseden. Pada tahun 1802, Paus Pius VII memimpin pemakaman di pendahulu, Pius VI yang meninggal di pengasingan di Prancis pada tahun 1799 saat menjadi tawanan Napoleon.
Perjalanan Benediktus
Vatikan, Kamis pagi, merilis sejarah resmi kehidupan Benediktus, sebuah dokumen pendek dalam bahasa Latin yang ditempatkan dalam silinder logam di peti matinya sebelum disegel, bersama dengan koin dan medali yang dicetak selama kepausannya, stola, dan palliumnya. Dokumen itu juga menyebutkan pengunduran diri Benediktus pada 11 Februari 2013 dan menyebutnya sebagai "paus emeritus”.
Dokumen yang dikenal sebagai "rogito" atau akta itu juga mengutip warisan teologis dan kepausannya, termasuk upayanya memerangi pelecehan seksual yang dilakukan oleh sejumlah imam dan uskup serta “terus-menerus menyerukan gereja untuk bertobat, berdoa, penebusan dosa, dan penyucian”.
“Berpegang teguh pada kata-kata terakhir Tuhan dan kesaksian sepanjang hidup-Nya, kita juga sebagai komunitas gerejawi ingin mengikuti jejaknya dan menyerahkan saudara kita ke tangan Bapa,” kata Fransiskus.
Selama seperempat abad St. Yohanes Paulus II sebagai paus, Ratzinger sebagai prefek Kongregasi Ajaran Iman, mengambil tindakan terhadap teologi pembebasan berhaluan kiri yang menyebar di Amerika Latin pada 1970-an dan menentang perbedaan pendapat yang tidak mematuhi garis keras Vatikan, termasuk dalam hal-hal seperti moral seksual.
Sebagai kardinal dan Paus, ia mengesahkan undang-undang gereja yang mengakibatkan 848 imam dicopot pada tahun 2004-2014. Di sisi lain, para penyintas pelecehan masih menganggapnya bertanggung jawab atas krisis itu karena gagal memberikan sanksi kepada uskup yang memindahkan para pelaku pelecehan. Paus Benediktus XVI masih dilihat melindungi klerus dan dari para korban. (REUTERS/AFP/AP)