Jenazah mendiang Paus Emeritus Benediktus XVI disemayamkan di Basilika Santo Petrus, Vatikan, selama tiga hari. Misa rekuiem akan digelar pada Kamis (5/1/2023) pukul 09.30 waktu setempat.
Oleh
LUKI AULIA
·4 menit baca
VATIKAN, SELASA — Sedikitnya 135.000 orang memberikan penghormatan terakhir kepada mendiang Paus Emeritus Benediktus XVI yang disemayamkan di Basilika Santo Petrus, Vatikan, Selasa (3/1/2023). Jenazah Benediktus XVI akan disemayamkan selama tiga hari sebelum dimakamkan pada Kamis (5/1) ini. Upacara pemakamannya istimewa karena akan dilakukan sama dengan upacara pemakaman paus yang meninggal saat masih berkuasa.
Antrean panjang terjadi sejak sebelum fajar karena warga ingin melihat jenazah teolog Jerman tersebut yang dipindahkan pada pagi-pagi sekali dari biara di halaman Vatikan. Paus Emeritus Benediktus XVI meninggal, Sabtu (31/12/2022), pada usia 95 tahun.
”Saya sampai di sini pukul 6 pagi. Wajar datang pagi-pagi untuk memberi penghormatan kepadanya setelah semua yang dia lakukan untuk gereja,” kata Anna-Maria, biarawati dari Italia yang sedang mengantre di sekitar Lapangan Santo Petrus.
Benediktus memimpin Gereja Katolik selama delapan tahun hingga 2013. Ia menjadi paus pertama dalam enam abad terakhir yang mengundurkan diri dengan alasan kondisi kesehatan yang menurun.
Pengganti Benediktus, Paus Fransiskus, akan memimpin upacara pemakamannya, di Lapangan Santo Petrus. Jenazah Benediktus akan ditempatkan di makam di bawah basilika.
Juru bicara Vatikan, Matteo Bruni, Senin lalu, mengatakan, Benediktus akan dimakamkan di makam yang menyimpan jenazah Paus Yohanes Paulus II yang memimpin Gereja Katolik hingga 2011. Ini sesuai dengan keinginan Benediktus.
Jenazah Benediktus yang mengenakan jubah kepausan berwarna merah disemayamkan di atas podium kayu yang dibungkus kain berwarna kuning emas di depan altar Santo Petrus. Jenazahnya diapit dua petugas Garda Swiss.
Banyak dari pelayat yang berjalan melewati jenazah sambil mengambil foto dengan ponsel mereka. Ada juga yang sempat berdoa sejenak. ”Benediktus adalah paus yang hebat dan unik,” kata Francesca Gabrielli, peziarah dari Tuscany, Italia.
Benediktus meninggal di biara Mater Ecclesiae, tempat dia tinggal selama 10 tahun terakhir. Kata-kata terakhirnya, menurut Vatikan, adalah ”Tuhan, aku mencintai-Mu!”.
Upacara pemakaman yang akan diberikan pada Benediktus belum pernah terjadi sebelumnya di zaman modern. Sebab, upacara akan dipimpin oleh seorang paus yang masih aktif. Biasanya, paus mundur dari jabatannya karena mangkat. Beberapa pekan setelahnya, para kardinal dari berbagai belahan bumi akan berkumpul di Vatikan untuk memilih paus baru.
Pengunduran diri Benediktus pada 11 Februari 2013 mengejutkan dan menciptakan situasi luar biasa karena ada dua paus di Vatikan. Paus pengganti Benediktus adalah Paus Fransiskus yang terpilih pada 13 Maret 2013. Selanjutnya, Benediktus disebut Paus Emeritus.
Vatikan belum merilis rincian daftar tamu. Namun, untuk sementara, disebutkan mantan Ratu Sofia, istri Raja Juan Carlos I, akan menghadiri pemakaman Benediktus. Presiden Polandia Andrzej Duda juga dikabarkan akan hadir. Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni sudah memberikan penghormatan terakhir, Senin lalu, dan disambut oleh Uskup Agung Georg Gaenswein, ajudan lama Benediktus.
Mengingat Benediktus tidak lagi menjadi paus yang berkuasa ketika ia meninggal, delegasi resmi yang akan menghadiri upacara pemakamannya dibatasi hanya dari Italia dan negara asalnya, Jerman. Mereka yang sedianya akan hadir dalam kapasitas pribadi antara lain Presiden Polandia dan Hongaria, serta Raja Spanyol dan Belgia.
Pemakaman kepausan terakhir adalah saat mangkatnya Yohanes Paulus II pada 2005. Upacaranya menarik perhatian jutaan umat dan kepala negara dari seluruh dunia.
Sementara itu, Paus Fransiskus menjalankan tugasnya secara normal. Ia mengadakan serangkaian audiensi dan pertemuan rutin serta akan mengadakan audiensi umum yang dilakukan secara rutin setiap pekan pada Rabu.
Pakar Vatikan, Marco Politi, menilai, wafatnya Benediktus ”mengakhiri kesalahpahaman dan situasi ambiguitas”. Kelompok konservatif selalu menjadikan Benediktus sebagai standar untuk mengkritik Fransiskus yang reformis.
Ketika disemayamkan, Benediktus tidak diberikan regalia kepausan, seperti tongkat uskup, tongkat perak dengan salib atau pallium, pita kain wol yang dikenakan di leher oleh paus dan uskup keuskupan agung untuk menandakan peran mereka sebagai pemimpin umat. Ini menjadi tanda bahwa ia tidak lagi menjadi paus ketika meninggal.
Bruni menjelaskan, liturgi untuk misa pemakaman sebagian besar didasarkan pada upacara pemakaman paus yang sedang berkuasa, dengan beberapa modifikasi kecil, terutama dalam doa. Pallium akan ditempatkan di peti mati Benediktus bersama dengan koin dan medali yang dicetak selama delapan tahun kepausannya. Ada pula tabung timah tersegel berisi akta tertulis dalam bahasa Latin yang menggambarkan kepausannya.
Jenazah Benediktus akan dimasukkan ke dalam tiga peti mati. Pertama, peti yang terbuat dari kayu cemara. Kedua, peti dari seng. Ketiga atau peti mati terluar ialah peti kayu. Benediktus akan dimakamkan di lokasi makam Paus Yohanes Paulus II sebagaimana permintaan terakhirnya. (REUTER/AFP/AP/LUK)