Meski akan dilangsungkan secara sederhana, Vatikan tetap harus menentukan tradisi pemakaman seperti apa yang diterapkan untuk paus emeritus.
Oleh
FRANSISCA ROMANA
·4 menit baca
VATIKAN, RABU — Paus Emeritus Benediktus XVI yang meninggal pada 31 Desember 2022 akan dimakamkan pada Kamis (5/1/2023). Sejumlah pengamat mengungkapkan, ini akan menjadi pengalaman baru bagi Gereja Katolik Roma untuk memakamkan mantan paus. Tata cara pemakaman ini juga akan menjadi preseden baru bagi paus berikutnya.
Hingga Selasa (3/1/2023), ribuan pelayat masih memberikan penghormatan terakhir bagi Benediktus XVI. Jenazahnya disemayamkan di Basilika Santo Petrus selama tiga hari sampai hari pemakaman. Otoritas keamanan Vatikan memperkirakan setidaknya 65.000 pelayat hadir pada Senin dan 70.000 orang lainnya pada Selasa.
Juru bicara Vatikan, Matteo Bruni, mengatakan, penghormatan akan berakhir pada Rabu pukul 19.00 waktu setempat. ”Setelah penghormatan terakhir selesai, peti akan ditutup dengan ritus khusus,” katanya.
Sebagai paus emeritus, jenazah Benediktus XVI dibaringkan tanpa regalia kepausan seperti tongkat yang ujungnya salib, juga pallium atau selempang wol lambang penggembalaan. Ini untuk menekankan bahwa saat wafat, Benediktus XVI tak lagi menjabat sebagai paus. Di dalam peti diletakkan koin dan medali yang dicetak selama masa Benediktus XVI bertakhta, termasuk tabung tertutup berisi riwayat kepausan dalam bahasa Latin. Ini sejalan dengan tradisi bagi paus yang wafat.
Sebagaimana tradisi pula, jenazah Benediktus XVI akan dibaringkan di dalam tiga peti. Peti pertama terbuat dari kayu pohon cemara dibalut dengan pita merah. Di dalamnya turut dimasukkan peti ini kemudian dimasukkan ke dalam peti yang lebih besar terbuat dari timah yang dihiasi salib, nama paus, tahun kepausan, dan lambang pribadi. Kedua peti lantas dimasukkan ke dalam peti dari kayu elm atau kenari yang disegel dengan paku emas.
Peti tersebut akan dipindahkan ke Lapangan Santo Petrus saat misa requiem. Vatikan menyebutkan, misa pemakaman akan diselenggarakan pada Kamis pukul 09.30 waktu setempat atau pukul 15.30 WIB. Paus Fransiskus akan memimpin misa tersebut.
Tata cara
Bruni menyampaikan, liturgi misa pemakaman pada Kamis sebagian besar akan berdasarkan tata cara pemakaman paus yang sedang bertakhta, dengan sedikit modifikasi khususnya pada doa-doanya. Sesuai wasiat Benediktus XVI, kata Bruni, pemakaman akan berlangsung sederhana dan khidmat, seperti karakteristik kepausannya.
Berbeda dengan kala wafatnya Paus Yohanes Paulus II tahun 2005. Ketika itu misa requiem berlangsung selama tiga jam dan merupakan upacara pemakaman terbesar dalam sejarah.
Meski akan dilangsungkan secara sederhana, Vatikan tetap harus menentukan tradisi pemakaman seperti apa yang diterapkan untuk paus emeritus. Panduan pemakaman paus disebutkan dalam buku setebal 400 halaman Ritual Pemakaman Paus Roma.
”Ritus dan upacara untuk paus yang sedang bertakhta sangat jelas dan sudah diterangkan dengan baik. Persoalan besarnya: apa yang akan dilakukan jika seorang paus emeritus meninggal? Ini pengalaman baru,” kata Ulrich Nersinger, pengamat Vatikan yang pernah bekerja untuk kantor upacara kepausan, seperti dikutip The Washington Post.
Paus terakhir yang mengundurkan diri dari Takhta Suci adalah Gregorius XII tahun 1415. Namun, kasus pada Gregorius XII tidak membantu memberikan preseden bagi kepausan modern. Massimo Faggioli, profesor teologi pada Villanova University, menyebut, kala itu posisi paus lebih sebagai unsur politik sehingga tidak bisa dijadikan panduan. Terlebih, setelah mundur dari kepausan, Gregorius tidak menggunakan nama pausnya. Ia juga tidak lagi tinggal di Vatikan.
Nersinger menambahkan, tampaknya masa duka dan tata cara pemakaman Benediktus XVI akan menjadi pegangan bagi paus yang mengundurkan diri di masa mendatang. Dalam berbagai kesempatan, Paus Fransiskus mengindikasikan akan mundur dari Takhta Suci karena alasan kesehatan.
Vatikan menyatakan, Benediktus XVI akan dimakamkan di ruang bawah tanah Basilika Santo Petrus. Penulis biografi Benediktus XVI, Peter Seewald, menuturkan, paus emeritus ingin dimakamkan di sana. Di tempat yang sama dimakamkan Paus Yohanes Paulus II sebelum dibeatifikasi tahun 2011 dan dipindahkan ke Altar Santo Sebastianus.
Sebagian besar paus dimakamkan di tempat itu. Plakat marmer di dinding Basilika mengindikasikan 148 dari 266 paus telah dimakamkan di sana meski sebagian telah dipindahkan. Saat ini ada 91 jenazah paus yang dimakamkan di ruangan tersebut. (AP/REUTERS)