Luiz Inacio Lula da Silva dilantik sebagai presiden Brasil, Minggu (1/1/2023). Lula bersumpah akan berjuang untuk rakyat miskin, mengatasi kelaparan dan kemiskinan, serta mencegah penggundulan hutan hujan di Amazon.
Oleh
LUKI AULIA
·4 menit baca
Berjuang untuk rakyat miskin dan membangun kembali Brasil yang terpecah-belah semasa pemerintahan pemimpin sayap kanan, Jair Bolsonaro, menjadi komitmen Luiz Inacio Lula da Silva (77). Lula dilantik sebagai presiden Brasil, Minggu (1/1/2023) waktu setempat.Veteran sayap kiri yang sebelumnya pernah memimpin Brasil pada tahun 2003-2010 itu diambil sumpah jabatannya di depan kongres.
Dalam pidatonya, Lula bersumpah akan membuat perubahan drastis demi menyelamatkan Brasil yang dilanda kelaparan, kemiskinan, dan rasisme. Di mata Lula, demokrasilah yang menang dalam pemilihan presiden Brasil, Oktober lalu, ketika ia menggulingkan Bolsonaro dalam pemilihan yang paling sengit selama satu generasi. Bolsonaro meninggalkan Brasil untuk ke Florida, Amerika Serikat, Jumat lalu, setelah menolak mengakui kekalahannya.
“Demokasi adalah pemenang yang sebenarnya. Ancaman yang paling berbahaya terhadap kebebasan untuk memilih datang dari kampanye kebohongan dan kebencian paling hina yang direncanakan untuk memanipulasi dan mempermalukan para pemilih," kata Lula kepada anggota parlemen.
Lula yang berada di penjara selama masa Bolsonaro tahun 2019 atas tuduhan korupsi yang kemudian dibatalkan, menyampaikan ancaman terselubung kepada Bolsonaro. Lula menuduh pemerintahan Bolsonaro melakukan “genosida” dengan gagal merespon baik pandemi Covid-19. Tercatat, lebih dari 680.000 warga Brasil meninggal karena Covid-19. Tuduhan “genosida” ini akan diajukan ke meja hijau. Bolsonaro bisa saja terlindung dari ancaman hukum di Brasil. Namun, ia kini menghadapi risiko yudisial setelah kehilangan kekebalan hukum sebagai presiden.
“Kami tidak akan membalas dendam mereka yang mencoba mengendalikan bangsa dengan ideologi dan kepentingan mereka tetapi akan ada hukum yang menanganinya. Mereka yang berbuat salah, harus mempertanggungjawabkan kesalahan mereka,” kata Lula tanpa menyebut nama Bolsonaro.
Segera setelah dilantik, Lula langsung bekerja dengan memutuskan mendukung peraturan pengendalian senjata yang dipangkas Bolsonaro, mencabut pembatalan perlindungan lingkungan, dan menghidupkan kembali Dana Amazon yang didukung komunitas internasional untuk melindungi hutan hujan. Lula menghadapi banyak tantangan mendesak, termasuk memulihkan pertumbuhan ekonomi, membatasi penggundulan hutan yang merajalela, dan memerangi kemiskinan serta kesenjangan.
Tantangan lain yang berat adalah Lula harus menghadapi kongres yang didominasi sekutu konservatif Bolsonaro. Menurut jajak pendapat lembaga Datafolha, Sabtu lalu, pun disebutkan hanya 51 persen warga Brasil yang berpendapat Lula akan bisa bekerja lebih baik daripada Bolsonaro.
Semua rencana atau program kebijakan Lula kontras dengan Bolsonaro yang berkuasa selama empat tahun yang ditandai dengan kemunduran perlindungan lingkungan di hutan hujan Amazon, undang-undang senjata yang lebih longgar, dan perlindungan yang lebih lemah untuk masyarakat adat dan minoritas. “Saya berjanji akan membangun kembali negeri ini, bersama dengan rakyat Brasil,” kata Lula.
Lula juga memulihkan otoritas badan perlindungan lingkungan pemerintah Ibama untuk memerangi deforestasi ilegal yang sebelumnya dibubarkan Bolsonaro dan mencabut tindakan yang mendorong penambangan ilegal di tanah adat yang dilindungi. Lula juga mencairkan Dana Amazon bernilai miliaran dollar AS yang dibiayai Norwegia dan Jerman untuk mendukung proyek berkelanjutan.
Lula menyatakan ia akan berhati-hati secara fiskal. Meski demikian, ia akan tetap fokus pada upaya mengakhiri kelaparan dan mempersempit ketidaksetaraan. Lula juga mencabut kebijakan persenjataan Bolsonaro yang lebih longgar dan mendorong peningkatan tajam pada kepemilikan senjata karena Brasil tidak membutuhkan senjata melainkan perdamaian dan keamanan. Ia juga akan meningkatkan hak-hak perempuan dan menyerang rasisme serta warisan perbudakan Brasil. "Ini akan menjadi ciri khas pemerintah kita," katanya.
Dalam dua masa jabatan presiden sebelumnya, Lula yang pernah menjadi pemimpin serikat pekerja itu mengangkat jutaan warga Brasil dari kemiskinan ketika terjadi ledakan komoditas yang menopang perekonomian. Kini, ia akan menghadapi tantangan berat untuk memperbaiki ekonomi Brasil yang stagnan. "Banyak yang diharapkan dari Lula. Tugasnya tidak akan mudah karena tujuannya meningkatkan kualitas hidup rakyatnya," kata Creomar de Souza, direktur konsultan Risiko Politik Dharma di Brasilia.
Pemerintahan Presiden AS, Joe Biden, mendoakan keberhasilan Lula dan Wakil Presiden Geraldo Alckmin. "Kami berharap dapat melanjutkan kemitraan yang kuat antara AS-Brasil dalam perdagangan, keamanan, keberlanjutan, inovasi, dan inklusi. Demi masa depan bagi negara kita dan dunia,” cuit Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken di twitter.
Raja Charles dari Inggris juga memberikan selamat kepada Lula melalui surat dan mengajak memperdalam kerja sama dengan Brasil, terutama di bidang lingkungan. "Saya terdorong mendengar Anda menyatakan adanya kebutuhan mendesak untuk mengatasi krisis iklim dalam pidato kemenangan Anda dan di COP27," tulis Charles dalam suratnya.
Kebangkitan politik Lula yang pernah menjadi pekerja pabrik logam ini termasuk luar biasa mengingat ia bisa kembali menjadi presiden kurang dari lima tahun setelah ia dipenjara. Para pendukungnya yang berpakaian merah membanjiri Brasilia dan menyemangati Lula saat ia diarak keliling kota dengan mobil Rolls-Royce konvertibel hitam dengan ditemani Ibu Negara Rosangela "Janja" da Silva dan Wapres Alckmin.
Lula yang mengenakan jas dan dasi biru itu kemudian dibawa dari kongres ke istana kepresidenan Planalto dengan dikawal puluhan pengawal. Di istana, ia menerima selempang kepresidenan dari delapan warga yang dipilih untuk mewakili rakyat Brasil. Dalam pemilu, Lula sebenarnya hanya menang sangat tipis dari Bolsonaro, 50,9 persen lawan 49,1 persen. Lula menyadari hal itu dan menyatakan, “Saya akan memerintah untuk semua, 215 juta warga Brasil. Kita semua rakyat bangsa yang besar, Brasil,” ujarnya. (REUTERS/AFP/AP)