Kehilangan Besar Umat Katolik, Paus Emeritus Benediktus XVI Meninggal
Pada usia 78 tahun, ia menjadi kardinal tertua yang memulai masa jabatan sebagai Paus. Ia memilih gelar Paus Benediktus XVI.
Oleh
KRIS MADA
·3 menit baca
VATIKAN, SABTU — Paus emeritus Benediktus XVI meninggal dunia pada Sabtu (31/12/2022). Mantan pemimpin tertinggi umat Katolik itu meninggal di kediaman resminya, Mater Ecclesiae Monastery, Vatikan.
Benediktus meninggalkan 1,2 miliar umat Katolik hampir 13 tahun sejak dia mengundurkan diri sebagai Paus. Imam kelahiran Bavaria, Jerman, itu memimpin umat Katolik pada 2005-2013. Ia wafat beberapa hari setelah Paus Fransiskus mengajak umat Katolik mendoakan Benediktus. Pada 28 Desember 2022, Fransiskus menyebut Benediktus XVI ”sangat sakit”.
Terlahir dengan nama Joseph Aloisius Ratzinger pada April 1927, ia merupakan bungsu dari tiga bersaudara. Sejak berusia lima tahun, Benediktus sudah bercita-cita menjadi imam. Kakak sulungnya, Georg Ratzinger, terlebih dahulu menjadi imam.
Ia ditahbiskan menjadi Imam pada 1951 di kampung halamannya. Selama satu dekade sejak menjadi imam, Benediktus lebih banyak melayani di sektor pendidikan. Bahkan, ia diangkat menjadi guru besar teologi pada 1959. Sebagai akademisi, ia rutin menerbitkan kajian tertulis. Bahkan, ia mengasuh jurnal akademik terkait teologi dan keimanan Katolik.
Setelah menghabiskan lebih dari 20 tahun di dunia pendidikan, ia ditunjuk menjadi Uskup Agung Munich pada 1977. Paus Paulus VI menunjuknya meski Ratzinger minim pengalaman di pastoral. Ia diangkat menjadi Kardinal beberapa bulan setelah ditunjuk menjadi Uskup Agung Munich.
Penunjukkan itu membuatnya mencapai posisi yang dulu menginspirasinya menjadi imam. Lawatan mantan Uskup Agung Munich Kardinal Michael von Faulhaber ke Bavaria pada 1932 memang menjadi awal inspirasinya menjadi imam.
Pengganti Paus Paulus VI, Paus Yohanes Paulus II, mempromosikannya ke Vatikan pada 1981. Promosi itu membuat Kardinal Ratzinger harus meninggalkan jabatan sebagai Uskup Agung Munich.
Di Vatikan, ia meneguhkan citra sebagai pembela utama doktrin Katolik. Pembelaan itu kerap membuatnya dipandang konservatif. Padangannya membuat sejumlah imam mendapat teguran.
Menjadi Paus
Pada usia 70 tahun, ia meminta Paus Yohanes Paulus II mengizinkannya menjadi pustakawan di Vatikan. Permintaan itu ditolak. Bahkan, kala Paus Yohanes Paulus II meninggal, dewan kardinal memilihnya menjadi Paus. Pada usia 78 tahun, ia menjadi kardinal tertua yang memulai masa jabatan sebagai Paus. Ia memilih gelar Paus Benekditus XVI.
Isu ia akan dipilih sudah merebak sejak Januari 2005. Isu itu menjadi kenyataan beberapa bulan kemudian.
”Saudara dan saudari terkasih, setelah Paus Yohanes Paulus II yang agung, para kardinal memilih saya. Seorang pelayan sederhana di halaman kerajaan Tuhan. Fakta bahwa Tuhan tahu cara bertindak bekerja, bahkan dalam posisi kurang nyaman untuk saja, dan di atas semuanya, saya berserah pada doa anda. Dalam kegembiraan bersama Tuhan, keyakinan pada pertolongannya yang pasti, mari terus maju. Tuhan akan menolong kita, dan Maria, Bunda Suci, akan di sisi kita,” ujarnya selepas ditunjuk menjadi Paus.
Setelah tujuh tahun bertugas, ia terus menunjukkan indikasi akan mengundurkan diri. Akhirnya pada awal 2013, ia mengumumkan akan mengundurkan diri. Kardinal Bergoglio dari Argentina dipilih menjadi penggantinya. (AFP/REUTERS)