AS Dilanda Badai Salju, Natal Terdingin dalam Sejarah
Amerika Serikat dilanda badai salju terparah. Jalan yang licin karena tertutup salju menyebabkan kecelakaan.
Oleh
LARASWATI ARIADNE ANWAR
·4 menit baca
BUFFALO, MINGGU – Badai salju melanda sebagian besar Amerika Serikat dan mengakibatkan Natal tahun 2022 menjadi Natal paling dingin dalam sejarah negara tersebut. Badai telah menelan 18 korban jiwa akibat kecelakaan lalu lintas dipicu jalan yang licin karena tertutup es dan keterlambatan ambulans untuk menolong orang-orang sakit.
Badai ini melanda dataran utama AS, mulai dari perbatasan dengan Kanada di utara hingga perbatasan dengan Meksiko di selatan. Hanya Negara Bagian Hawaii yang beriklim tropis tidak terpengaruh badai. Badan Cuaca Nasional pada Minggu (25/12/2022) menunjukkan, suhu rata-rata di AS adalah minus 11 derajat Celcius. Lembaga ini juga memperkirakan, dalam dua hingga tiga hari ke depan akan turun salju dengan ketinggian mencapai 2 meter.
Kota Buffalo di Negara Bagian New York merupakan wilayah dengan dampak badai terparah. Rumah-rumah tertimbun salju. Bahkan, di seluruh AS, dikabarkan ada 800.000 keluarga yang tidak memiliki listrik karena jaringan terputus. Salah satunya adalah Latricia Stroud dan dua anaknya dari Buffalo. Mereka terpaksa mengungsi ke posko darurat setempat guna menghangatkan badan.
“Saya berhasil dievakuasi. Rumah tertimbun salju sampai ke atap. Tidak ada listrik dan kami sekeluarga kedinginan,” tuturnya.
Gubernur New York Kathy Hochul mengumumkan penutupan sejumlah bandara di negara bagian itu. Akibatnya, para pemudik Natal terlantar di bandara. Departemen Transportasi AS mengumumkan, ada 3.000 penerbangan yang terpaksa dibatalkan karena cuaca buruk. Diperkirakan, jumlah penerbangan yang ditiadakan bertambah karena belum ada tanda-tanda badai mereda.
Gubernur Kentucky Andy Beshear mengimbau agar warga di negara bagiannya tinggal di rumah. Mereka diminta untuk tetap di rumah jika tidak ada keperluan darurat. Kasus kematian akibat badai salju telah memakan 18 korban jiwa. Jumlah terbanyak ialah di Negara Bagian Ohio ketika pada hari Sabtu (24/12/2022) terjadi kecelakaan beruntun di jalan tol. Truk kontainer beroda 18 tergelincir akibat jalanan tertutup es. Ada 50 mobil yang terlibat kecelakaan itu.
Terdapat pula orang-orang yang meninggal akibat kedinginan di rumah, mereka umumnya adalah lansia. Selain itu, juga ada dua orang di Cheektowaga, New York yang meninggal akibat penyakit bawaan mereka. Ambulans tidak bisa mencapai rumah mereka tepat waktu karena butuh waktu tiga jam mengarungi jalanan yang dipenuhi timbunan salju.
“Kami terjebak macet 34 jam di jalan tol karena berkali-kali ada kecelakaan akibat jalanan licin,” kata Terry Henderson, warga Kentucky yang hendak mudik ke kampung halaman. Ia akhirnya bisa beristirahat di tempat peristirahatan di pinggir jalan tol, tetapi suasana tidak nyaman karena penuh sesak dengan pemudik maupun supir truk yang mengantar paket Natal.
Imigran
Di perbatasan AS dengan Meksiko, ribuan imigran dari Haiti dan negara-negara di Amerika Latin menggigil. Mereka masih menunggu diperbolehkan masuk ke AS untuk mencari suaka. AS memberlakukan aturan bernama Title 42 yang melarang imigran memasuki negara itu tanpa ada berkas yang lengkap. Mereka juga menolak imigran mendaftar suaka di perbatasan, walaupun pelamar mengatakan meninggalkan tanah air karena situasi politik.
Tidak menyerah, para imigran ini tetap berkemah di sepanjang perbatasan kota El Paso di AS dengan Ciudad Juarez di Meksiko. Beberapa migran dari Venezuela misalnya, telah menghabiskan waktu empat bulan berjalan kaki menuju perbatasan itu. Mereka meninggalkan Venezuela yang dikuasai pemerintahan otoriter dan korup demi mencari kehidupan lebih baik di AS.
Mereka berkelompok mengelilingi api-api unggun. Ibu-ibu dan anak-anak berkelumun dibalut selimut seadanya. Para pegiat dari lembaga swadaya masyarakat lokal maupun sejumlah rohaniawan datang untuk menghibur para migran dan merayakan malam Natal dengan seadanya.
“Saya tidak bisa pulang. Sudah sejengkal lagi saya bisa masuk AS dan memulai hidup baru,” kata Marlon Cruz (25) warga Guatemala yang meninggalkan negaranya karena maraknya konflik bersenjata dan tingginya angka kemiskinan.
Dilansir dari CNN, pada Sabtu sore, ada dua bus menurunkan 50 orang imigran di depan kediaman resmi Wakil Presiden AS Kamala Harris. Ketika peristiwa itu terjadi, Harris sedang tidak berada di rumah. Para petugas yang dipanggil ke lokasi mengaku tidak mengetahui individu ataupun lembaga yang memerintahkan membawa para imigran ke kedaman Harris.
Mereka kemudian dibawa ke tempat-tempat penampungan setelah selama sempat terjadi kebingungan karena para imigran sendiri tidak diberi informasi mengenai yang akan terjadi setiba mereka di Washington. Pada awal tahun 2022, Gubernur Texas Greg Abbott pernah menyuruh satu bus berisi imigran menuju Washington dan berhenti di depan rumah Harris.
Abbott melakukannya guna memprotes kebijakan pemerintahan Biden-Harris. Menurut dia, para pejabat di Washington harus merasakan langsung repotnya mengurus ribuan imigran seperti yang terjadi di Texas. (AP/AFP/Reuters)