Dulu lekat dengan Washington, kini lebih dekat ke Beijing. Riyadh sedang mencari keseimbangan baru. Dunia sedang menuju keseimbangan baru.
Oleh
FX LAKSANA AGUNG SAPUTRA
·4 menit baca
AFP/SAUDI ROYAL PALACE/BANDAR AL-JALOUD
Foto yang dirilis Istana Kerajaan Arab Saudi memperlihatkan Raja Salman (tiga dari kanan) berbincang sejenak dengan Presiden China Xi Jinping usai menandatangani perjanjian kemitraan strategis komprehensif kedua negara di Riyadh, Arab Saudi, Jumat (9/12/2022).
Kunjungan Presiden Xi Jinping ke Arab Saudi pekan lalu bukan kegiatan diplomasi biasa. Berikut sejumlah capaian yang dihasilkan, kunjungan tiga hari itu adalah bagian dari gejala dunia yang tengah berkonsolidasi menuju keseimbangan baru dalam tatanan multipolar.
Xi berkunjung ke Riyadh, Arab Saudi, 7-9 Desember 2022. Ia menggelar pertemuan bilateral dengan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud dan Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman.
Hasilnya antara lain penandatanganan 46 perjanjian dan nota kesepahaman antara Beijing dan Riyadh. Nilai kerjasamanya mencapai 30 miliar dollar Amerika Serikat (AS) atau lebih kurang Rp 467,6 triliun atau lebih dari seperempat anggaran pemerintah Indonesia pada APBN 2022.
Xi juga menghadiri pertemuan puncak China dengan Dewan Kerja Sama Teluk dan para pemimpin Arab lainnya. Dalam kesempatan itu, ia mengajak agar kerja sama Arab-China terus ditingkatkan. Areanya mencakup empat bidang, yakni politik, sinergi strategi pembangunan, keamanan bersama, dan interaksi budaya.
PHOTO BY SAUDI TV / AFP
Foto yang diambil dari rekaman video siaran televisi Pemerintah Arab Saudi, Saudi TV, memperlihatkan Presiden China Xi Jinping melambaikan tangan di pintu pesawat kepresidenan yang baru saja mendarat di Bandara Internasional Raja Khalid di Riyadh, Arab Saudi, Rabu (7/12/2022).
Ada tiga catatan penting setidaknya yang bisa diambil dari kunjungan Xi ke Arab Saudi pekan lalu. Semuanya dalam konteks pertarungan hegemoni antara Amerika Serikat (AS) dan China yang menjadi lakon utama dalam politik internasional selama satu dekade ke depan.
Pertama, ekonomi menjadi jalur paling efektif bagi China dalam mengembangkan pengaruh globalnya. Jalur ini tampaknya menjadi jalur yang tak mudah dibendung AS. Pada jalur lain, yakni militer, diplomasi, dan informasi, AS tampaknya lebih mudah mengelola.
Ekonomi menjadi jalur paling efektif bagi China dalam mengembangkan pengaruh globalnya.
Melalui kerja sama ekonomi yang intens atas dasar prinsip tak mencampuri urusan domestik negara mitra, China berhasil menemukan titik temu dengan Arab Saudi dan banyak negara lain di Timur Tengah serta kawasan lainnya.
Hari ini, China adalah mitra dagang utama Arab Saudi. Merujuk Reuters, nilai perdagangan antara kedua negara pada 2021 mencapai 87,3 miliar dollar AS. Nilai ekspor China ke Arab Saudi mencapai 30,3 miliar dollar AS. Sementara nilai impor China dari Arab Saudi mencapai 57 miliar dollar AS.
AFP/FAYEZ NURELDINE
Sebuah reklame di salah satu jalan utama di Ibu Kota Arab Saudi Riyadh berisi ucapan selamat datang pada Presiden China Xi Jinping. Xi, yang tiba di Riyadh, Rabu (7/12/2022), akan melakukan sejumlah pertemuan dengan para petinggi Kerajaan Arab Saudi serta sejumlah negara teluk anggota Dewan Kerjasama Negara Teluk.
Catatan kedua, jalur ekonomi tersebut berfungsi ganda. Selain berguna mengembangkan hubungan internasional sekaligus pengaruh global, peningkatan kerja sama ekonomi oleh China dengan berbagai kawasan akan secara langsung menjaga pertumbuhan ekonomi negara itu.
Ada teori dari kelompok realis bahwa pertumbuhan ekonomi yang tinggi sebagaimana telah dicatatkan China dalam empat dekade terakhir adalah prasyarat bagi China untuk tumbuh menjadi adidaya yang kian besar dan pada akhirnya berpeluang menggeser AS. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi adalah prasyarat China melengserkan AS dari tahta hegemoni global.
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi adalah prasyarat China melengserkan AS dari tahta hegemoni global.
Sejak 2009, China adalah eksportir terbesar di dunia sekaligus importir terbesar kedua di dunia setelah AS. Sementara merujuk data OECD, dari 1979 hingga 2002, pertumbuhan ekonomi China rata-rata mencapai 9,4 persen per tahun. Sementara pertumbuhan PDB per kapita mencapai 8,1 persen per tahun. Setelah 2002 hingga 2019, pertumbuhannya berkisar 6-14 persen per tahun.
Dengan pertumbuhan ekonomi tinggi, China akan menjadi negara yang semakin kaya. Hanya negara kaya yang bisa meningkatkan postur militernya secara signifikan. Kekuatan ekonomi dan militer adalah dua front yang minimal dimiliki negara adidaya.
Maka bukan kebetulan jika usaha AS membendung pertumbuhan postur China dilakukan minimal pada dua front itu sekaligus, ekonomi dan militer. Front lain adalah diplomasi dan informasi.
AFP/SAUDI ROYAL PALACE/BANDAR AL-JALOUD
Foto yang dirilis oleh Kerajaan Arab Saudi per 15 Juli 2022 ini menunjukkan Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi Mohammed bin Salman (kanan) menyambut Presiden Amerika Serikat Joe Biden (kedua dari kanan),di Istana Al-Salam di Jeddah.
Catatan ketiga, negara-negara dan kawasan di berbagai belahan bumi lebih berani mengartikulasikan kepentingannya. Dunia multipolar yang dimulai sejak 2017 memberikan alternatif kepada negara-negara di dunia untuk membangun kerja sama dengan berbagai negara kuat yang memiliki pandangan "seirama".
Maka bukan kebetulan jika sambutan Riyadh pada kunjungan Xi kontras dibanding saat kunjungan Presiden AS Joe Biden pada Juli. Saat turun pesawat, Biden hanya mendapatkan sambutan minimalis.
Dulu lekat dengan Washington, kini lebih dekat ke Beijing. Riyadh sedang mencari keseimbangan baru.
Sementara giliran Xi, empat jet tempur Angkatan Udara Kerajaan Arab Saudi mengawal pesawat Xi sejak masuk wilayah udara Arab Saudi. Begitu masuk wilayah udara Riyadh, pengawalan digantikan oleh enam pesawat dari tim Aerobatik Kerajaan Arab Saudi.
Saat Xi turun dari pesawat, tujuh jet tempur Angkatan Udara Kerajaan Arab Saudi menggelar pertunjukan udara dengan mengeluarkan asap berwarna merah dan kuning, warna bendera China. Dentuman tembakan canon mewarnai sambutan tersebut.
Dulu lekat dengan Washington, kini lebih dekat ke Beijing. Riyadh sedang mencari keseimbangan baru. Dunia sedang menuju keseimbangan baru.