Gerakan ini tidak mengakui negara Jerman pascaperang dan menolak otoritas pemerintahannya. Sebagian anggotanya sudah mencetak mata uang dan kartu identitas sendiri.
Oleh
LUKI AULIA
·4 menit baca
Gerakan Reichsbürger selama bertahun-tahun dicemooh dan dicela, dianggap gila. Akan tetapi, belakangan ini mereka semakin diperhatikan aparat keamanan Jerman karena menjadi lebih radikal dan berbahaya. Gerakan ini tidak mengakui negara Jerman pascaperang dan menolak otoritas pemerintahannya.
Gerakan yang diterjemahkan menjadi ”Warga Reich” ini sebenarnya bukan gerakan nasional yang terorganisasi, melainkan sekumpulan kelompok kecil dan individu yang tersebar di seluruh negeri yang bersatu karena memiliki keyakinan yang sama. Ada sebagian dari mereka yang sudah mencetak mata uang dan kartu identitas sendiri dan bermimpi menciptakan negara otonom sendiri.
Pada awal tahun ini, kelompok yang menamakan dirinya Königreich Deutschland (Kerajaan Jerman) membeli dua bidang tanah di daerah Saxony yang digunakan untuk mendirikan negara mereka sendiri. Ada juga yang menolak membayar pajak yang ditetapkan pemerintah atau sengaja mengganggu administrasi otoritas lokal dengan mengirim banyak surat yang isinya sering kali kasar.
Banyak juga anggota gerakan ini yang memiliki senjata yang diperoleh secara legal dan ilegal. Pernah ada kejadian pada 2016, seorang anggota Reichsbürger menembak dan membunuh seorang polisi ketika aparat keamanan sedang menggerebek simpanan senjatanya. Otoritas Jerman sudah mencabut lebih dari 1.000 lisensi senjata dari orang-orang yang diduga menganut ideologi Reichsbürger. Namun, sampai akhir tahun lalu, masih ada sekitar 500 orang yang memiliki lisensi senjata yang masih berlaku.
Gerakan ini dianggap kian radikal dan berbahaya karena pernah terlibat dalam 1.000 kejahatan ekstrem pada 2021. Jumlahnya naik dua kali lipat ketimbang 2020. Dari total jumlah anggota Reichsbürger yang mencapai 21.000 orang, sekitar 5 persen diyakini termasuk ekstremis sayap kanan dan 10 persen berpotensi melakukan kekerasan.
Menurut Miro Dittrich, ahli yang melacak Reichsbürger dan ahli teori konspirasi, Reichsbürger mempunyai hubungan dengan militer Jerman. Akibat pandemi Covid-19, gerakan ini menjadi semakin radikal dan mendapat banyak dukungan.
Pandemi jelas saat-saat yang sulit bagi banyak orang. Tidak jelas apa yang kemudian terjadi, tetapi narasi konspirasi menjadi menarik bagi banyak orang. Anggota gerakan Reichsbürger berunjuk rasa bersama kelompok antivaksin Covid-19 pendukung Qanon selama beberapa tahun terakhir.
Reichsbürger juga ikut serta dalam demonstrasi Covid-19 yang pernah mencoba menyerbu Bundestag pada Agustus 2020. Banyak yang terkejut menyadari betapa dalamnya teori konspirasi sudah merasuki masyarakat Jerman, khususnya selama pandemi Covid-19.
Banyak orang yang meyakini dan menyebarkan informasi vaksin Covid-19 itu racun. Ada juga narasi yang disebarkan yang menyebutkan Pemerintah Jerman akan ”mengganti” penduduk ”asli” dengan orang asing.
Bagi pihak berwenang, yang mengkhawatirkan adalah sejauh mana hal itu bisa berubah menjadi kekerasan. Tentu saja tidak semua ahli teori konspirasi menghadirkan bahaya ancaman fisik. Masalahnya, banyak politisi Jerman yang menerima ancaman pembunuhan.
Bangsawan lama
Salah satu anggota Reichsbürger yang ditahan bersama 24 anggota lainnya karena diduga hendak melakukan kudeta, Rabu (7/12/2022), ada Heinrich XIII Pangeran Reuss (71). Ia adalah salah satu keturunan terakhir dari sebuah dinasti yang pernah memerintah di sebagian besar wilayah Jerman timur. Ia diduga berharap menjadi pemimpin baru negara itu dalam kudeta kekerasan untuk menggulingkan tatanan demokrasi Jerman. Pengembang real estat itu selama bertahun-tahun secara terbuka menganjurkan teori bahwa kehidupan lebih baik di seluruh dunia di bawah monarki.
Heinrich berasal dari House of Reuss yang selama berabad-abad menguasai sebagian Negara Bagian Thuringia hingga revolusi Jerman pada tahun 1918 yang mengarah pada pendirian Republik Weimar. Ketika berpidato pada 2019 di Forum Web Dunia, ia mengatakan, di kerajaan Reuss, orang hidup bahagia karena tarif pajak hanya 10 persen dan struktur kekuasaannya sederhana dan transparan.
”Jika kondisi tidak berjalan dengan baik, datang saja ke pangeran. Kalau sekarang, kepada siapa Anda bisa datang? Anggota parlemen? Tingkat lokal, federal, atau Uni Eropa? Semoga berhasil,” kata Heinrich.
Dalam pidato yang dibumbui dengan konspirasi anti-Semit, ia mengatakan Jerman telah menjadi negara bawahan sejak Perang Dunia II dan Jerman dinilai perlu mendapatkan kembali kedaulatannya melalui kesepakatan damai. Dalam pandangannya, monarki di seluruh dunia, termasuk Perancis, digulingkan karena campur tangan kekuatan asing yang ingin membangun struktur perusahaan untuk mengejar keuntungan. Akibatnya, rakyat menderita.
Heinrich ditangkap di rumahnya di Frankfurt. Pondok berburunya di Thuringia digeledah karena ia diduga menimbun senjata. Dinasti Reuss menamai semua anak laki-lakinya Heinrich atau Henry setelah akhir abad ke-12 untuk menghormati Henry IV, Kaisar Romawi Suci, yang mewariskan perkebunan Weida dan Gera, sekarang kota di Negara Bagian Thuringia.
Meski secara resmi tidak ada lagi pangeran dan putri di Jerman, beberapa keturunan seperti Heinrich terus menggunakan gelar itu. Heinrich bahkan memberi nama perusahaan real estat dan jasa keuangannya yang berbasis di Frankfurt dengan ”Buero Prinz Reuss”. House of Reuss, yang saat ini dipimpin Heinrich XIV yang tinggal di Austria, sudah menjauh diri dari Heinrich XIII dan menganggapnya ”orang bingung yang menjajakan teori konspirasi”. (REUTERS/AFP)