Investor dan pasar menyambut baik rencana pelonggaran ”dinamis nol-Covid” di China. Ada 10 langkah baru pelonggaran yang akan diumumkan pada Rabu mendatang.
Oleh
LUKI AULIA, SIMON P SARAGIH S
·4 menit baca
AFP/PETER PARKS
Pejalan-pejalan kaki berjalan melintas di depan papan elektronik yang memperlihatkan index Han Seng di Hong Kong, Senin (5/12/2022).
HONG KONG, SENIN - Sebagian besar saham China pada Senin (5/12/2022) melonjak dan nilai mata uang Yuan menguat melewati level psikologis penting, yaitu 7 yuan per dollar AS. Posisi itu adalah yang terkuat sejak September lalu. Indeks saham Hang Seng (Hong Kong) naik 4,5 persen menjadi 19.518,29. Indeks Saham Gabungan Shanghai naik 1,8 persen menjadi 3.211,81.
Catatan positif itu merupakan efek dari rencana Beijing mengumumkan pelonggaran mobilitas paling cepat hari Rabu (7/12). Investor menyambut gembira kabar pelonggaran yang didorong aksi protes dan kerugian ekonomi yang meningkat.
Dengan pengumuman itu, China, yang selama tiga tahun mencanangkan kebijakan nol Covid-19, segera melonggarkan penutupan perbatasan dan penguncian wilayah yang sangat sering dilakukan. China diperkirakan akan mulai mengikuti trend global yang ”hidup dengan virus”. Kebijakan nol Covid telah merugikan ekonomi serta memberikan tekanan mental pada warga dan memicu aksi protes. Otoritas di daerah-daerah telah melonggarkan pengetatan, aturan karantina, dan keharusan tes Covid dengan berbagai tingkat keketatan. Para pejabat juga sudah mulai menurunkan nada bahaya tentang Covid. Investor pun berharap pembukaan kembali China akan mencerahkan prospek pertumbuhan dan permintaan komoditas.
”Dalam waktu dekat, perusahaan platform internet juga akan mendapatkan hasil yang lebih baik. Secara intuitif, saat kasus melonjak, orang akan memilih tinggal di rumah untuk meminimalkan risiko penularan,” kata Kepala Ekonom Grow Investment Group, Hao Hong.
AP PHOTO/ANDY WONG
Warga dengan menggunakan masker wajah berbaring mengantre untuk melakukan tes usap rutin di Beijing, Senin (5/12/2022).
Standard Chartered memperkirakan China akan menghapus sebagian besar kebijakan pembatasan terkait Covid-19 pada kuartal II tahun 2023. Langkah itu akan membuat konsumsi rumah tangga pulih ke tingkat sebelum pandemi (2017-2019).
Stephen Innes dari SPI Asset Management menilai, langkah China membuka kembali membantu memicu optimisme pasar tentang kemungkinan percepatan pertumbuhan pada 2023, terutama aset sensitif China.
Pembukaan kembali China juga mengangkat harga minyak karena ekspektasi permintaan membaik, sementara keputusan OPEC dan produsen utama untuk tidak menaikkan produksi juga mendorong komoditas. Namun, menurut Innes, salah satu kendala utama untuk mendorong harga minyak adalah faktor pembukaan kembali China secara resmi tidak mungkin terjadi hingga musim semi.
”Jadi, sisi permintaan bisa tetap sangat lemah, termasuk pada tahap awal pembukaan kembali ekonomi yang lebih luas,” ujarnya.
Analis Nomura, Ting Lu, memperkirakan, pembukaan kembali China kemungkinan dilakukan bertahap dan tidak akan mulus. Sebuah survei bisnis sektor swasta menunjukkan, November lalu, aktivitas layanan di China menyusut ke posisi terendah dalam enam bulan terakhir. Hal ini terjadi karena banyaknya kasus Covid-19 dan kebijakan pembatasan ketat membebani permintaan dan operasional usaha.
AFP/PETER PARKS
Seorang pedagang tengah menunggui dagangannya di sebuah emper pertokoan di Kowloon, Hong Kong pada Minggu (4/12/2022).
Hal itu memperlihatkan, meski disambut baik, pelonggaran juga berisiko. Ada kekhawatiran jika pelonggaran diterapkan, kasus Covid-19 berpotensi naik. Situasi itu akan mengganggu sektor konsumsi dan manufaktur.
”Jika kasus meningkat, kemungkinan akan menimbulkan kebingungan. Kalau itu terjadi, harapan bisa buyar dan memengaruhi volatilitas pasar,” kata Hao.
Pelengkap
China akan mengumumkan 10 langkah pelonggaran kebijakan Covid-19 paling cepat pada Rabu mendatang. Sepuluh langkah baru ini akan melengkapi 20 langkah pelonggaran yang sudah diumumkan pertengahan November lalu. Dari informasi itu disebutkan status manajemen penanganan penyakit menular akan diturunkan setelah Januari mendatang dari Kategori A ke Kategori B, atau tidak ketat.
Sejak Januari 2020, China sebenarnya telah mengklasifikasikan Covid-19 sebagai penyakit menular kategori B, tetapi pengelolaannya dilakukan dengan protokol kategori A. Protokol pada kategori A memberi wewenang kepada otoritas lokal mengarantina pasien dan kontak dekat mereka serta menutup wilayah.
KOMPAS/LUKI AULIA
Tempat-tempat tes swab Covid-19 bisa dibuka dimana saja sesuai kebutuhan. Seperti di halaman depan salah satu hotel di Shanghai, China, ini yang khusus melayani puluhan wartawan asing yang datang meliput ke Shanghai, Kamis (3/11/2022). Tes swab harus dilakukan setiap hari selama berada di kota itu.
Salah satu media pemerintah Yicai, Minggu (4/12), mengutip seorang ahli, yang tidak disebutkan namanya, bahwa 95 persen kasus Covid-19 di China sebenarnya tidak menunjukkan gejala. Tingkat kematian juga rendah. Jika dilihat dari kondisi itu, tidak tepat jika China berpegang para protokol kategori A. Oleh karena itu, bisa diturunkan ke manajemen kategori B atau bahkan kategori C.
Ini sesuai dengan pernyataan Wakil Perdana Menteri China Sun Chunlan yang menjelaskan bahwa China menghadapi ”situasi baru” karena patogenisitas virus Omicron melemah. Sun merupakan pejabat tinggi pertama China yang secara terbuka mengakui bahwa ”kekuatan” varian baru Covid-19 berkurang. Sejak Sun bicara, banyak kota besar di China mulai mencabut kebijakan lockdown, mengurangi kewajiban tes PCR reguler, dan tidak lagi memeriksa hasil tes negatif warga di ruang publik, seperti di stasiun kereta bawah tanah dan taman.
Otoritas Kesehatan Nasional China sebelumnya mengumumkan serangkaian tindakan baru untuk meningkatkan manajemen Covid-19 dan mencapai keseimbangan yang lebih baik antara pengendalian epidemi dan menopang perekonomian. Salah satu langkah baru itu adalah mengizinkan karantina rumah untuk mereka yang hasil tesnya menunjukkan positif. Jika hal itu benar, akan menjadi perubahan penting dalam strategi penanganan Covid-19 di China.
Selama ini jika ada satu kasus positif ditemukan di satu komunitas, komunitas itu di-lockdown. Jangka waktunya terkadang bisa sampai berminggu-minggu. Namun, sejak bulan lalu, aturan karantina baru hanya mensyaratkan penutupan bangunan tempat ditemukannya kasus positif.